Part 11

5.3K 169 25
                                    

Sejak insiden larva yang membuat dongkol dan juga mengundang tawa teman-teman Farrel, sekarang mereka sedang membahas tempat bersejarah yang akan mereka kunjungi.
Mereka tampak berfikir tempat mana yang cocok untuk tugas laporannya kecuali Farrel yang malah asik dengan hpnya sendiri. Memang anak itu terlihat santai tapi anak itu juga yang paling cerdas diantara yang lain.

"Jangan main hp terus dong, El!" Seru Reno yang tampak memperingati Farrel untuk berhenti memainkan phonselnya.

Farrel hanya menatap Reno sekilas kemudian kembali asik dengan phonselnya tersebut.
Yang lain pun hanya mendesah pasrah atas apa yang dilakukan Farrel.

"Jadinya kemana nih?" tanya Nita yang sudah tampak kesal.

"Monumen wangsit mandala siliwangi" ujar Farrel dengan datar namun pandangannya tidak lepas dari phonselnya.

"Boleh juga tuh" seru Gabriel semangat dan disetujui oleh yang lain.

"Emang kapan dikumpulihnya sih?" tanya Davin pada teman-temannya.

"Kalo ga salah minggu depan hari sabtu" ujar Nita pada Davin yang hanya ber 'O' riya.

"Sekarang hari minggu, berarti kita punya 5 hari untuk ngerjain laporan ini. Mau kapan ngerjainnya? Gue 5 hari kedepan bisa terus" terang Reno panjang lebar.

"Hari selasa kita kemuseumnya, mumpung selasa kita pulangnya cepet" saran Davin yang langsung disetujuin yang lain.

"Kita ngerjain laporannya paling nggak 2 hari selesai" ujar Gabriel seperti menerawang kalo laporan itu akan cepat selesai.

"Gimana, El?" tanya Reno pada Farrel yang sedaritadi hanya diam saja.

"Hm" gumamnya dengan ekspresi datar.

"Btw, daritadi kita ga dikasih makan nih" ucap Davin yang mengundang gelak tawa Gabriel dan Nita yang tentu saja langsung mendapat jitakan dari Reno.

"Biasanya juga ngambil sendiri lu monyet" seru Reno yang berlalu meninggalkan ruang tamu.

"El, lo kenapa sih diem-diem bae?" tanya Davin yang penasaran akan sahabatnya yang hanya diam saja.

"Gapapa" ucapnya sambil menyalakan televisi.

"Lo kenapa diem aja sih" kali ini Gabriel memberanikan diri untuk bertanya pada Farrel, karena ia bingung padahal kemarin sifat Farrel baik padanya tapi sekarang berubah lagi.

"Bukan urusan lo" ujarnya datar.

"Jangan gitu lah, El. Kasian si Gabrielnya lo gituin" ucap Reno menasehati sahabatnya itu.
Farrel hanya berdecak kesal lantaran dirinya diceramahi Reno.

"Sorry ya, dia emang gitu orangnya. Gausah dimasukin kehati" ucap Reno agar mencairkan suasanya yang tadinya jadi canggung.

"Gapapa santai aja" ucap Gabriel tersenyum canggung pada Reno.

Merekapun akhirnya hanya mengobrol dan bercanda dirumah Reno hingga jam 7 malam. Mereka memutuskan untuk pulang karena sudah malam.

"Makasih makanannya, Ren" seru Davin sambil terkekeh.

"Makasih yan, Ren. Lain kali bolehlah lo traktir kita-kita" ujar Nita yang menyengol bahu Reno.

"Sialan lo semua" ucap Reno kesal.

"Oiya lo bareng gue aja, Nit. Mumpung searah" tawar Davin pada Nita untuk pulang bareng.
Nita sih mau-mau aja, bisa hemat uang juga batinnya.

"Lo gimana, Riel?" tanya Nita yang mengundang semua temannya untuk menolehkan kepalannya pada Gabriel.

"Gue gampanglah nanti" ucap Gabriel sambil tersenyum.

"Lo bareng Farrel aja" ujar Reno sambil mendorong Gabriel kearah Farrel.

FARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang