Part 7

6K 211 0
                                    

Gabriel berangkat menuju sekolah pagi ini, ia diantar oleh Aldeo yang sedang tidak ada pekerjaan dikantor. Biasanya jika Aldeo sedang sangat sibuk, Ia tidak bisa mengantarkan kedua anaknya sekolah. Ia akan mengantarkan kedua anaknya sekolah dijika ada waktu luang.

Padahal Gabriel dan Samuel bisa saja naik bus, tetapi Aldeo jarang membolehkan keduanya naik bus dan berakhirlah ia meminta jasa supir untuk mengantarkan anaknya kemanapun pergi.

"Pa, nanti Riel pulangnya naik bus aja" ujar Gabriel dengan senyuman yang terukir diwajahnya.

"O yaudah kalau gitu" jawabnya sengan senyum hangat seraya mengusap sayang rambut Gabriel.

"Riel, masuk sekolah dulu ya, Pa" pamitnya kepada sang Papa tercinta. Kemudian mencium telapak tangan Aldeo dengan lembut.

"Iya, yang bener sekolahnya" ucapnya sambil terkekeh.

Gabriel turu dari mobil dan segera jalan menuju kelasnya. Hari ini Ia datang agak siang karena tadi mengantar Samuel lebih dulu. Rasanya saat ini Gabriel ingin segera masuk ke kelasnya.

.

Untungnya bell masuk belum dibunyikan. Gabriel menghela nafas lega. Belum juga dirinya sampai meja, Nita sudah mengajaknya ngobrol hal yang tidak ia ketahui sama sekali. Bahkan dirinya masih dibilang murid baru untuk mengetahui seluk beluk sekolah ini.

"Riel, lo tau gak?" tanya Nita dengan nada sok heboh. Padahal jika boleh jujur Nita jarang berlaku heboh didepannya.

"Ga tau lah kan lo belum ngomong" Gabriel bicara santai sambil meletakkan tasnya diatas meja.

"Aishh, tadi gue liat si Farrel berantem sama si Devon" ucapnya dengan sangat heboh dan menggebu-gebu. Sepertinya ini memang berita heboh yang lagi dibicarakan anak sekolahnya. Tadi saat dirinya melewati koridor, banyak yang membicarakan tentang siapa yang berantem. Gabriel cuek saja karena ia memang tidak tahu jika yang berantem itu Farrel dan Devon.

"Lha terus apa urusannya ma gue?" tanya Gabriel sok ga peduli, padahal dalem hati mah udah kepo banget tentang Farrel.

"Ihh lo mah ga seru ye" kesal Nita yang tidak dihiraukan Gabriel.

'Farrel kenapa berantem ya? Devon itu yang mana sih?' Ia berucap dalam hati sambil memikirkan kejadian yang diceritakan Nita teman sebangkunya itu.

"Devon yang mana sih?" Gabriel bertanya dengan raut muka yang bingung.

"Lo belum tau orangnya, secara lo kan anak baru disini" jawab Nita yang kembali duduk dibangkunya.

"Ya siapa sih?" Kekeuh Gabriel ingin tau. Ia pikir disekolah ini tidak ada yang berani berhadapan dengan Farrel, namun kini cowok yang bernama Devon itu sampai berantem dengan Farrel.

"Dia itu berandalan sekolah ini selain Farrel. Tapi masih mendingan Farrel sih dia nakal tapi pinter, lha Devon boro-boro pinter dia mah" ujar Nita dengan kepala yang digeleng-gelengkan.

"Devon Emilio Parker. Itu nama dia, kalo lo jarang liat sih maklum ya karena dia sering bolos" lanjut Nita yang tengah mengeluarkan buku pelajaran jam pertama.

"Oh" jawab Gabriel yang hanya ber 'O' riya.

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa seorang guru yang baru saja memasuki kelas XI IPS-1.

"Pagi, Pak" jawab para murid serempak. Dan pelajarang akan segera dimulai.

.

"Kendaliin emosi lo, El!" titah Davin yang terus menenangkan sahabatnya itu.

"Lo atur emosi lo jangan sampe kek tadi lagi" ucap Reno sama seperti Davin yang berusaha menenangkan Farrel.

"Gue lepas kendali" jawab Farrel acuh.

"Gue tau! Tapi lo tau sendiri kan njing, dia itu lebih brengsek daripada kita" ucap Reno yang tidak habis pikir dengan kelakuan Devon. Sebrengsek-brengseknya dirinya, Ia tidak akan sampai seperti Devon. Reno masih ingin menjadi orang sukses dimasa depan dan membanggakan kedua orang tuanya.

Saat mereka bertiga memasuki area kanti, siapa lagi kalo bukan Farrel, Reno, Davin ketiga cowok populer diSMA Galaxy yang terkenal berandalan tetapi sialnya mereka cardas.
Mereka memilih tempat duduk yang ada di bagian tengah kantin, saat Farrel ingin pesan es jeruk ternyata Devon membuat masalah dengannya. Devon memancing emosi Farrel dengan dia yang sok nantang Farrel balapan motor.

"Hey! Gue tantang lo balapan motor nanti malem" ucap Devon dengan gaya sok tengil.

"sibuk!" Farrel berucap tanpa melihat lawan bicaranya.

"Cupu lo! Pengecut! Bilang aja lo emang ga beranikan lawan gue" ucap tegas Devon yang terlihat ia sangat meremehkan Farrel. Sepertinya Ia membangunkan singa yang tertidur didalam diri Farrel.

"Jaga ucapan lo!" Farrel berbalik badan dan hendak menghampiri kedua temannya. Saat ia akan melangkah, Devon berteriak yang itu membuat Farrel sangat geram. Farrel tidak bisa mengontrol emosinya lagi kali ini.

"Pengecut lo! Cih sok-sokan lo! Emang dasarnya lo itu cuma modal brengsek doang" ejek Devon dengan suara yang nyaring dan diikuti gelak tawa gengnya tersebut. Suara tawa kini memenuhi kantin, layaknya suara karaoke.

Farrel yang mendengar teriakan itu tidak tahan dengan kelakuan Devon. Ia berbalik dan langsung menghantam perut Devon berkali-kali bahkan pipi Devon sudah babak belur. Devon tidak siap dengan perlawanan Farrel dan kini dirinya sudah babak belur dipukul Farrel. Ia ingin melawan sebenarnya tetapi tenaganya sudah tidak kuat lagi, pukulan Farrel tidak main-main.

Farrel terus memukul Devon yang ada dibawahnya bahkan ia menepis tangan Davin dan Reno yang berusaha menarik badannya untuk menjauh dari Devon. Tarikan Davin dan Reno sia-sia karena Farrel masih saja memukul Devon dengan rahang yang mengeras dan kepalan tangannya yang tak kunjung rilex. Sepertinya Farrel memang benar-benar marah kali ini.

"Cih! Siapa yang pengecut sekarang?" Sindir Farrel sebelum ia benar-benar dipisahkan oleh Davin dan Reno untuk menjauh. Reno menyeret Farrel untuk menjauh dari Devon. Jika Farrel tidak segera diseret oleh Reno dan Davin mungkin Devon bisa saja dimasukkan ke rumah sakit.

.

Jam pelajaran terakhir membuat para murid SMA Galaxy sudah tidak ada semangat lagi. Ada yang tidur dikelas contohnya ya Farrel dan Reno, keduanya lebih memilih tidur ketimbang main game kayak Davin dan berbacot tiya dengan teman sebangku. Daripada gosip yang belum tentu bener, mending tidur aja pikir keduanya.

"Anak-anak tolong kerjain tugas yang ada dipapan tulis! Mengerti semua?" Ucap Guru itu dengan tegas dan mata yang menatap tajam murid yang ada dikelas ini.

"Mengerti buu"

"Besok ibu akan membuat kelompok untuk tugas selanjutnya. Saya ada acara tolong jangan ada yang ribut!" ujarnya pamit dan keluar kelas.

"Pulang kuy!" ajak Davin kepada kedua temannya yang masih stay tidur dengan muka yang ditenggelmkan di lipatan lengan masing-masing.

Helaan nafas yang terdengar keluar dari mulut Davin seperti orang putus asa. Berkali-kali ia membangunkan dua kerbau yang ada didepannya itu. Davin mencoba menggunakan tenaga dalam untuk membangunkan Farrel dan Reno. Dikira dirinya emaknya apa kalau disuruh membangunkan mereka dengan lembuh dan panggilan 'nak'. Itu buka gaya Davin.

"GEMPA! GEMPA! BANGUN KALIAN BERDUA! RUANG MUSIK ROBOH SAMA GEMPA HUAAAAA" teriak Davin seperti orang kesurupan. Dari luar kelas terlihat beberapa kakak kelasnya melihat tingkah konyol Davin.

Farrel dan Reno langsung terbangun dari acara tidurnya. Kedua jantung cowok itu berpacu lebih cepat. Mereka pikir memang ada gempa sepertinya. Farrel masih mencerna kejadian barusan. Tapi saat melirik kearah luar kelas, ada kakak kelas yang terlihat biasa aja dan malah asik main game didepan ruang kelasnya. Saat nyawa dalam dirinya sudah terkumpul, ia mengalihkan penglihatannya kearah Davin yang sekarang sedang cengar cengir.

"Emang ada gempa ya?" tanya Reno yang belum sepenuhnya sadar. Geli dengan pertanyaan Reno, Farrel langsung menabok belakang kepala Reno dengan keras.

"Goblok!" Seru Farrel meninggalkan kedua temannya didalam kelas.

TBC
Maap up nya lama:( dikarenakan gue sedang pts kemarin wkwk

@nisacacaa

FARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang