Gizli | 32

344 20 1
                                    

Sudah lama tidak berjumpa, akankah perasaan masih sama?

***

Laki-laki dengan pakaian serba hitam tengah berjalan menuju salah satu bilik yang ada di rumah sakit Medika tempat Zeta di rawat.

Dari kejauhan, ia melihat seorang laki-laki baru saja keluar dari ruangan Zeta. Dari raut wajahnya, orang yang ada di depan ruangan Zeta tengah mengerang frustasi. Ia berjalan ke tempat duduk yang disediakan dan menunduk dalam. Dia adalah Darel, Kakak kandung Zeta yang sangat laki-laki itu kenal.

Mungkin bisa dibilang, lebih dari seorang teman. Laki-laki ini menghela napas dan mulai mencari sebuah cara agar dapat menjumpai Zeta di dalam ruangannya.

Ia berjalan menuju ruangan khusus dokter dan suster, ia mengendap-endap untuk memastikan agar orang lain tidak mencurigainya.

Saat, pemuda itu menoleh ke belakang, ia tetap berjalan lurus guna memasuki ruangan khusus para pegawai medis.

Pemuda itu tidak sengaja menabrak tubuh seorang perempuan mungil di depannya. "Eh sorry, gue gak sengaja."

Pemuda itu membantu memunguti peralatan medis yang berjatuhan dan ia kembalikan pada tempat yang di bawa perempuan itu. Ia sempat terpaku melihat perempuan di depannya itu.

"Anda siapa?" tanya perempuan itu bingung. Lelaki itu melepas tudung jaketnya dan ia betapa terkejutnya perempuan di depannya itu saat melihat laki-laki yang sangat ia kenal.

"Kakak ...."

"ARSHA?!"

Arsha memeluk erat tubuh kakak kandungnya itu, ia mengusap punggung kakaknya guna menyalurkan kekuatan agar kakaknya dapat menerima semuanya.

Daisy melepas paksa pelukannya pada adiknya itu, ia menangkup wajah Arsha dengan kedua tangannya.

Daisya benar-benar tidak percaya hal seperti ini bisa terjadi. "Kok kamu—"

Arsha menutup mulut Daisy dengan satu tangannya dan menganggukkan kepala, "Nanti aja aku ceritain, sekarang aku butuh bantuan kakak."

"Bantuan apa?" Arsha membisikkan sesuatu pada Daisy. Daisy mengangguk mengerti, kemudian ia dan Arsha pergi menuju ruang yang di khususkan untuk para tenaga medis yang bekerja di rumah sakit.

☔️☔️☔️

Darel memandang lekat Zeta, tangannya mengusap pelan pipi adiknya itu. Semakin kesini, ia semakin menemukan kemiripan Zeta dengan Mamanya.

Hal itulah yang membuat Darel semakin tidak ingin berurusan dengan adiknya, wajah Zeta selalu mengingatkannya pada mendiang Mamanya dulu.

"Bangun, Zi ...." Darel menunduk dan menangkupkan kedua wajahnya di lipatan tangannya.

Pintu ruangan terbuka, Darel mengangkat kepalanya dan menemukan Dafrel dan Dean yang tengah berjalan ke arahnya. Atau mungkin ke arah Zeta.

Dean segera mengelus pipi Zeta dan membisiki Zeta sesuatu, "Bangun sayang, aku khawatir sama kamu."

Dafrel menarik kerah baju Darel dan menariknya keluar. "Maksud lo apa?!" sentak Dafrel pada Darel.

GIZLIWhere stories live. Discover now