Gizli | 16

727 71 8
                                    

Happy reading🌈

"Bodoamat. Sekarang lo ikut gue!" perintah Dean sembari menarik tangan Zeta.

"Gak bisa gitu dong, gue udah janjian sama dia!" cegah Alta dengan melepaskan cekalan tangan Zeta dari Dean.

"Duh bakal ada perang dunia ketujuh nih, kabur aja ah!" Zeta  perlahan berbalik dan pergi masuk ke rumahnya tetapi sudah terciduk duluan oleh kedua kakak beradik di belakangnya.

"Heh, sini sini. Main kabur aja!" Dean menahan pakaian Zeta persis seperti mengangkat anak kucing. Zeta reflek berjalan mundur sambil cemberut.

Dafrel tidak sengaja melihat momen tersebut dari balkon rumahnya. Ia tersenyum tipis. Setidaknya masih ada alasan untuk Zeta bertahan hidup.

"Udah gede ternyata," ucap Dafrel sambil terus menatap adiknya yang satu itu.

"Ih gue mau tidur," rengek Zeta.

"Janji tuh harus ditepatin," ucap Dean dan Alta bersamaan.

"Kapan gue janji coba?! Mereka yang ngajak malah gue yang dituduh, mana ngajaknya kayak ngajak perang lagi," batin Zeta geregetan.

"Gini deh kalian suit, yang menang jalan sama gue," usul Zeta yang kemudian disetujui oleh Mereka berdua.

Satu ... dua ... tiga!

Dean mengeluarkan jari telunjuknya sedangkan Alta malah mengepalkan tangannya. "Gunting batu kertas dodol," Alta menoyor jidat Dean.

"Adik durhaka lo!" Zeta menahan tawanya sebisa mungkin melihat wajah masam Dean. Dan mereka pun mencobanya sekali lagi, Alta kertas dan Dean gunting. Akhirnya Dean pun menjadi pemenangnya.

"Curang lo! Gue tadi cuma gak mau aja lo malu dikalahin adiknya sendiri," ucap Alta mendrama.

"Kalah ya kalah aja, sono pulang!" usir Dean dengan senyum devilnya. Dean lantas menyuruh Zeta naik ke motornya tetapi Zeta menolak.

"Kakak gak liat penampilan gue?" tanya Zeta. Dean baru sadar ternyata Zeta memakai baby doll yang sangat selaras dengan tubuhnya. Menggemaskan, pikirnya.

"Ganti!" Dean menyuruh Zeta pergi. Bisa-bisa laki-laki hidung belang di tempat itu akan menerkam calon miliknya ini karena sangking imutnya.

"Tanpa lo suruh gue juga bakalan ganti kali," ketus Zeta.

Sejak bertemu dengan Zeta, Dean beberapa kali memimpikan seorang wanita cantik dengan balutan baju muslimah sedang melambaikan tangan ke arahnya dan berkata, 'Dia disini. Kalian akan segera bersatu kembali.'

☔️☔️☔️

"Kak mau itu," rengek Zeta. Zeta berubah manja jika sudah berhubungan dengan hal yang dia sukai. Seperti sekarang.

"Enggak! Diabetes mampus lo!" Dean menarik Zeta untuk duduk di salah satu kursi yang ada di pasar malam.

Pipi Zeta merona, dia menunduk malu. Tetapi dia baru ingat kalau sedang marahan dengan Dean. Akhirnya dia mengangkat wajahnya dan memalingkannya ke arah lain sambil menahan senyum sekaligus amarah.

GIZLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang