Gizli | 26

807 31 0
                                    

Sebuah foto dimana menunjukkan anak laki-laki dan perempuan tengah tersenyum menghadap kamera.

Dibaliknya foto itu, bertuliskan 'RA yang giginya ompong.'

"Apa maksudnya?" Alta bertanya-tanya. Kemudian dilihatnya lagi kotak itu, terkahir ada sepucuk surat disana.

Rara sayang Pororo
Pororo juga harus sayang Rara ya!
Gak mau tau pokoknya harus!
Kata Pororo, kalo sahabatan berarti saling sayang kan?
Kita sahabatan kan Ro, hehehe

Dibawah tulisan itu ada dua tanda tangan, bertuliskan Pororo nya Rara.

"Pororo?Ada kali ya nama selucu ini. Mana nih tulisan kayak ceker kambing lagi, masih bagusan juga tulisannya si Gibran." Alta terkekeh kecil.

Ditatapnya lekat foto dua sejoli itu. Tunggu. Tunggu dulu. Rasanya aneh, seperti deja vu.

Kepala Alta pusing bukan kepalang. Rasanya semua berputar.

'Pororo jangan jauh-jauhhhh Rara takuttt.'  Bocah laki-laki itu mengajak Rara berkeliling komplek.

'Hahaha Rara jangan takut kan ada aku.'

'Tapi nanti Mama aku nyariin,Pororo ih!'

'Ra, aku mau pindah. Kamu baik-baik ya.' Bocah itu menepuk kepala Rara dengan halus dan penuh perasaan.

'Hiksss....terus kalau Pororo pergi Rara sama siapa?'

'PORORO JAHATTT!'

BRAK...

Semuanya buram dan gelap. Alta jatuh pingsan karena terlalu memaksakan diri.

Tak lama setelahnya, Mama Alta datang. Awalnya dia ingin mengajak Alta makan bersama.

"ALTA AYO MAK-" Mata Mama Alta membelalak seketika.

"ALTA YAAMPUN!" Dia menghampiri Alta dan menepuk pipinya.

"Bangun Alta, suka heran deh gak bapak gak anak sama-sama pengen dibikin pepes kayaknya. Hobi banget bikin orang jantungan," keluh Mama Alta.

🍂🍂🍂

"Yah Fi, masa gak bisa sih?" tanya Zeta.

Sebenarnya kalau boleh jujur, Fio tidak tega melihat Zeta seperti itu.

Ya habis gimana, nanti kalau kesana yang ada malah ketemu sama Dafrel deh.

"Sorryyyy banget Ta, gue bener-bener gak bisa. Udah ya gue dipanggil nyokap nih, bye!"

Zeta menghela nafasnya lelah. Dafrel tidak ada, Darel? Tidak tidak, jangan tanyakan dia.

Sudah bisa ditebak jawaban Darel apa, bahkan sebelum bertanya. Akhirnya,
Zeta memutuskan untuk pergi sendiri.

"Bingung banget mau beli yang mana, rasanya pengen borong semua ih. Tapi duit gue gak cukup pastinya," Zeta menghela napas gusar.

Dilihatnya satu buku yang menurutnya menarik. "Cinta gak cinta, teori gak teori. Bagus nih." Dengan tergesa dia berjalan ke arah kasir untuk membayar.

GIZLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang