Gizli | 11

898 88 3
                                    

Ternyata benar ya, semuanya akan terselesaikan jika dengan kepala dingin.

***

"Zetaaa!!" teriak Dean.

Brak!

Mobil tadi menabrak pohon dengan sangat kencang, Zeta masih sangat syok dengan kejadian tadi. Untungnya dia masih selamat.

"Lo gapapa?" tanya Dean dengan napas memburu. Zeta semakin syok dengan kehadiran Dean, lebih tepatnya hal yang dibencinya sedang dipakai oleh Dean.

Zeta menggelengkan kepalanya, tiba-tiba pandangannya kabur dan hidungnya panas. Zeta merasakan sesuatu yang mengalir di lubang hidungnya. Sebelum itu Zeta mengatakan sesuatu pada Dean.

"Jangan pernah pakai itu, kalau hujan," lirihnya menunjuk baju yang dikenakan Dean. Dan setelah itu gelap. Hanya gelap yang sekarang dilihat oleh Zeta.

Dean segera membopong Zeta dan membawanya ke rumah sakit terdekat, meski hujan dia tetap sedikit berlari menuju mobilnya.

Hari sudah gelap dan Zeta sudah mendapat perawatan di rumah sakit itu. Dean memandang wajah Zeta yang pucat pasi.

"Kenapa setiap deket lo, gue ngerasa kayak ada ikatan ya?" gumam Dean.

Berjam-jam telah dilewati mereka di rumah sakit, hingga tepat pukul sembilan malam Zeta pun terbangun.

"Ernghh," erang Zeta sambil memegang kepalanya yang pusing. Pertama kali yang ia lihat adalah Dean yang tertidur dengan bantalan tangannya.

Zeta termenung memikirkan kejadian sepuluh tahun yang lalu, dimana kehidupannya tidak seperti sekarang.

"Kak lo dimana? Gue kangen. Bawa gue pergi dari tempat ini Kak," lirih Zeta yang mulai  menangis.

Tangisan Zeta membuat Dean terbangun dari tidurnya, entahlah kegundahan apa yang melanda hati Dean sekarang. Yang jelas saat Zeta menangis, hatinya sesak seakan merasakan apa yang Zeta rasakan.

Dean menangkup kedua pipi Zeta, "Jangan nangis," ucapnya sambil menatap mata Zeta lekat. Tangis Zeta pecah mengingat kejadian buruk yang ia lalui.

Dean membawa Zeta ke dalam pelukannya agar Zeta lebih tenang setelah menangis. Dean mengeluarkan ponsel dan mengabari Dafrel dan teman-teman Zeta.

"Kenapa Kakak gak ganti baju?" tanya Zeta yang masih dalam pelukan Dean.

Dean menggeleng. "Gak sempet. Bau?"

Zeta mendongak menatap Dean dari sana. Ternyata dilihat-lihat Kak Dean ganteng juga ya.

Zeta menggeleng. Bau darimana nya coba, wangi kayak gini.

☔️☔️☔️

Dafrel masuk dengan membawa separsel buah untuk Zeta, dilihatnya Zeta tengah tertidur di pundak Dean.

Dafrel yang tidak tega kemudian membangunkan Dean sepelan mungkin agar Zeta tidak ikut terbangun.

"Bro," panggil Dafrel sambil menepuk pundak Dean pelan. Baru sekali ternyata tepukannya ampuh juga, Dean mengerjapkan matanya berkali-kali untuk beradaptasi dengan cahaya lampu.

GIZLIWhere stories live. Discover now