Gizli | 14

837 75 2
                                    

Terkadang hal sesederhana apapun, akan terlihat sangat bermakna.

***

"Kalena kakak cantik pacalnya kakak ganteng."

"Apaan sih kamu, kakak gak punya pacar kok," elak Zeta.

"Tlus ini siapa?" tanya anak perempuan itu.

"Dia—"

"Gue temen hidupnya," ucap Alta sembari menampilkan senyum yang sangat tipis untuk gadis kecil di depannya.

Pipi Zeta bersemu merah, entahlah dia sendiri juga tidak tahu. Dia memegang pipinya yang terasa panas itu.

"Aduh jangan-jangan gue alergi sama Alta lagi, pipi gue panas gini. Ah gak mungkin gak mungkin," batin Zeta.

Pergerakan tangan Zeta terhenti ketika tangan mungil milik Disa menggenggam tangannya.

"Kakak jangan pukul pipi kakak, ntal cakit," cicit Disa.

"Siapa?" tanya Alta tetap dengan ekspresi datar. Tetapi di balik itu ingin sekali dia mencubit pipi Zeta yang tembam itu.

"Apa?" tanya Zeta.

"Dia."

"Aku disa kakak, Faladisa." Disa memperkenalkan dirinya dengan perkataan yang masih pelat.

"Disa sakit apa?" tanya Zeta.

"Katanya papa Disa sakit kelas mangkannya lambut Disa halus dipotong," ucap bocah itu sambil melepas beanie yang melekat di kepalanya.

"Katanya papa Disa sakit kelas mangkannya lambut Disa halus dipotong," ucap bocah itu sambil melepas beanie yang melekat di kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alta dan Zeta memandang Disa dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mama lo dimana?" tanya Alta. Zeta menyikut lengan Alta karena perkataan Alta yang terlalu kasar untuk anak kecil.

"Ngomong yang bener," bisik Zeta yang terkesan mengancam Alta.

"Mama kamu dimana?" tanya Alta lagi sambil memutar bola matanya malas.

"Mama aku ada di nama aku kak, kata papa nama aku itu altinya sulga dan sulga itu mama," ucap Disa tanpa merasa sedih melainkan tersenyum lebar.

Zeta terdiam, dia mengingat mamanya sekarang yang mungkin sedang melihatnya dari kejauhan.

"Kak ini buat kakak, hadiah dali aku." Disa memberikanny dengan seulas senyum.

Zeta melihat hadiah di tangan gadis tadi, terlalu mewah, pikirnya.

Zeta melihat hadiah di tangan gadis tadi, terlalu mewah, pikirnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
GIZLIWhere stories live. Discover now