✉ 13 || Vienna Esterina Elara

1.8K 309 32
                                    

Hari ini, aku males banget pergi ke sekolah. Lebih tepatnya karena males ketemu orang bernama Riga. Setelah beberapa kali muncul di sekitarku, aku berusaha untuk bisa mengenalinya. Walau sejujurnya, itu sulit banget.

Tapi, aku berhasil berpura-pura tidak mengenalnya tadi pagi. Dia memang kelihatan ingin protes. Tapi karena aku bersikap cuek bebek padanya, dia jadi segan juga.

Pokoknya begitu sampai di sekolah, aku langsung menuju kelas dan mengurung diri di sana. Dua orang cewek mendekatiku. Berkenalan. Berbasa-basi. Setelah puas tanya ini dan itu padaku, dua orang temanku itu pindah untuk berkenalan dengan siswa baru lainnya.

Aku menguap. Ya, semalam tidurku gelisah banget. Semalaman mimpi buruk silih berganti menghampiriku. Dari yang dikejar pocong, lalu bertemu dengan monster yang tubuhnya mirip Raja dan Ratu Sekolahku ini tapi kepalanya berbentuk banteng, kemudian aku yang berusaha melarikan diri justru jatuh terguling-guling ke dalam jurang. Kompleks banget kan mimpiku ini.

Aku biasanya jarang bermimpi yang seram-seram. Tapi mengingat seharian kemarin badan dan pikiranku kelelahan, tak heran malamnya aku terbawa suasana sehingga mimpi yang begituan.

Aku melirik ke jam tangan. Lima menit lagi apel pagi akan dilaksanakan. Aku mengecek kelengkapan pakaianku. Saat hendak membenarkan ikatan tali sepatu yang lepas, mataku tak sengaja menangkap sesuatu di loker mejaku. Lagi? Tapi kali ini sesuatu itu berwarna putih. Oh, ini amplopnya. Isinya tetap surat dengan kertas berwarna hitam. Aku buru-buru membacanya sebelum bel tanda masuk berbunyi dan aku harus pergi ke lapangan.

Untuk Vienna Esterina Elara

Hallo, Vienna. Selamat telah berhasil melaksanakan misi pertama kandidat Raja dan Ratu Sekolah. Silakan datang kembali ke sekolah pukul tujuh malam nanti. Lakukan tugasmu dan kalahkan lawanmu. Pertahankan mahkotamu, ya. Kami tunggu kehadiranmu!

Salam hangat,
Raja dan Ratu Sekolah

Aku hanya terdiam hingga beberapa saat lamanya. Tubuhku kembali lemas namun anehnya, mendadak jantungku berdetak sangat cepat. Bayang-bayang soal betapa kejamnya sistem seleksi pemilihan Raja dan Ratu Sekolah berhasil membuat nyaliku ciut.

Aku menenggak air di dalam botol minumku. Sabar, sabar, ini ujian!

Bel berbunyi. Aku segera bergerak menuju pintu keluar. Tak sengaja, mataku menyorot pada Riga. Akhirnya dengan sekali lihat, aku bisa mengenalinya. Kuperhatikan Riga dari jauh selama apel pagi berlangsung. Bukannya apa-apa, aku hanya ingin memastikan apakah dia mendapat undangan seleksi itu lagi atau justru tidak. Tapi seharusnya, dia juga mendapat undangan itu lagi karena dia tidak gugur pada tahap pertama.

o0o

Aku membuka pintu rumah. Sepi. Sama seperti kemarin dan kemarinnya lalu kemarinnya lagi. Begitupun dengan besok dan besoknya lalu besoknya lagi. Rumahku akan terlihat kosong.

Dengan gontai, aku berjalan ke kamar. Hari ini, acara MOS lumayan seru. Tapi lumayan melelahkan juga. Ya, pendidikan karakter lagi ditambah dengan materi kepemimpinan. Kami peserta MOS dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil oleh panitia MOS.

Setelah berdiri sebagai kelompok-kelompok kecil, kami diminta menyusun kepengurusan sementara. Ya seperti ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara. Selanjutnya kami diminta menyelesaikan persoalan-persoalan yang sudah disediakan panitia. Tak lupa, kami juga harus memberikan solusi-solusi mutakhir untuk menyelesaikan persoalan-persoalan itu. Kami dibimbing ke jalan yang benar. Kami mendapatkan pencerahan soal karakter yang baik itu seperti apa. Lalu karakter apa saja yang wajib kita buang dari dalam diri kita. Untung saja penyampaiannya seru, kalau tidak, pasti aku sudah pergi tidur.

PEMILIHAN RAJA & RATU SEKOLAH (BAGIAN 1)Where stories live. Discover now