17. THE SADDEST DAY

Start from the beginning
                                    

"Untuk Nyonya ya, Pak Mike?"

Mike batuk kecil. "Bukan! Bukan untuk ibu saya, tapi ini untuk.... untuk seorang gadis."

"Mmm... apakah Bapak ada kriteria tertentu yang khas untuk gadis tersebut?"

"Ada!" kata Mike cepat. "Tolong carikan gelang yang bertema cinta, love atau hati... Terserahlah yang mana aja! Tapi harus yang paling berkualitas, hand-made kalo perlu!"

"Ba... Baik, Pak Michael. Kebetulan kami baru saja mendatangkan edisi khusus 𝘊𝘢𝘳𝘵𝘪𝘦𝘳 𝘓𝘰𝘷𝘦 𝘉𝘳𝘢𝘤𝘦𝘭𝘦𝘵. Apakah Anda... Sebentar, saya foto!"

Sesaat kemudian, Mike menerima beberapa foto gelang dari berbagai sudut.

Gelang itu tak tampak spesial. Hanya gelang dari emas putih dengan beberapa berlian. Tidak ada kesan spesial dan memang cukup simple untuk seorang gadis.

"Ya, oke. Itu saja. Buatkan tagihannya!" kata Mike ringan saat menelpon kembali. "Nanti saya ambil. Siapkan saja semuanya! Pembayaran akan diselesaikan oleh asisten pribadi saya."

Setelah itu, Mike mengirimkan pesan suara ke satu orang lagi. "Lex, gue beli sesuatu. Alamat dan resi nota entar gue forward ke lu, tolong bereskan! Minta mereka pack yang bagus untuk hadiah ulangtahun."

Biasanya Alex hanya menjalankan perintah, tapi belum satu menit setelah pesan diterima, Alex menelponnya.

"Woy, ini buat siapa?!! Lu yakin mau beli buat hadiah ulangtahun aja?"

"Yep!"

"Who is she, Mike?"

"Nobody! Only a friend."

"A friend? Lu bilang cuma teman? Really?"

"Just do it, Lex!"

Setelah itu dengan kejam Mike memutuskan telepon tanpa berpamitan dan kembali masuk ke dalam mobil. Kembali memandangi Love.

Mata Love masih terpejam rapat, napasnya yang teratur menandakan kalau ia benar-benar tertidur pulas. Penampilannya saat ini jauh berbeda dari yang diceritakan Ricky padanya. Insomnia apa? Gadis itu bahkan sedikit mendengkur.

Mike bergerak melepaskan jaketnya dan menyampirkannya menutupi pundak Love. Ia tak ingin gadis itu kedinginan, meski temperatur dalam mobil itu telah ia sesuaikan.

Setelah itu mobil kembali melaju di keramaian jalan kota Jakarta. Hanya kali ini tak lagi mengarah ke perumahan tempat mereka tinggal, tapi menuju sebuah kompleks apartemen mewah di tengah pusat kota Jakarta.

Mobil memasuki ruang parkir bawah tanah melalui jalur khusus, bergerak cepat melintas sebelum sampai di sebuah tempat parkir kosong yang cukup luas. Dengan hati-hati, Mike memarkirkan mobil di dekat pintu masuk.

Dengan gerakan teratur namun nyaris tak bersuara, Mike menggendong Love yang secara refleks memeluk lehernya. Gadis itu hanya mengeluh sedikit, tapi tak membuka matanya. Dengan nyaman, ia merebahkan kepalanya di atas dada Mike. Pria itu mulai terbiasa menggendong Love, begitupun gadis itu secara tidak sadar.

Seorang satpam yang berdiri tak jauh dari mobil, menyadari kehadiran mereka bergegas mendekat dan Mike segera memberinya kode untuk tak bersuara.

Satpam itu tersenyum sambil mengangguk. Ia membantu Mike membuka pintu dan menekan tombol lift khusus yang diperuntukkan hanya untuk penghuni Griya Tawang di gedung teratas komplek apartemen ini.

Dalam lift yang bergerak menuju lantai 50, Mike menunduk memandangi wajah gadis yang tampak menikmati tidur dalam gendongannya.

Bibir gadis itu sesekali bergerak seperti sedang mendesiskan sesuatu, tapi kemudian tampak membentuk senyum tipis. Sesuatu yang memancing senyum Mike. Bibir yang sangat cantik, merah ranum bagai...

CLBK (Cinta Love Bikin Kesal)  TAMATWhere stories live. Discover now