41

170 25 3
                                    


10 Agustus

"Kau? Ikut Aku sebentar" Ucap Willson ketika dirinya tidak sengaja menabrak Pribadi yang bernama Soobin itu.

Hingga disinilah keduanya berada, ditaman dekat apartement Yara, duduk diatas bangku taman, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Setidaknya kedua pribadi itu tidak sengaja bertemu tadi, ketika Willson berkeinginan untuk menemui Yara.

"Ada apa?" Tanya Soobin memecah keheningan yang merasuki keduanya.

"Jadi.. Soobin, Kau satu-satunya orang yang Aku kenal dekat dengan Yara. Bisa tidak, bantu Aku agar bisa kembali dekat dengan Yara? Tapi kumohon, jangan sampai merugikan siapapun."

Mendengar hal itu lantas Soobin langsung menoleh kearah Willson. "Aku akan membantumu, tetapi Aku punya satu syarat."

Lagi-lagi fokus Willson teralihkan pada lawan bicaranya, dengan kedua tangan yang menumpu pada paha. "Apa?"

Soobin kembali menatap Willson, sebelum pandangannya beralih ke jalanan depannya. Layaknya pandangan dihadapannya lebih menyenangkan dilihat daripada pribadi disebelahnya. Namun tawaran Willson, juga bukan hal yang buruk.

"Kau tau? Hari ini Aku kembali dari Amerika, dan berniat menyapa Jein lebih dahulu. Namun, Aku melihat anak itu bercumbu mesra dengan laki-laki yang dia idolakan sejak kecil di dalam mobil."

Willson menghela nafas kasar mendengarnya. Setidaknya Ia masih memiliki sedikit kesempatan untuk kembali mendapatkan Yara. Walaupun memang tidak semudah itu. Namun, di dunia ini tidak ada hal yang tidak mungkin bukan?

"Ah sepertinya kita bernasib sama. Namun bedanya Aku tidak melihat Yara bercumbu. Hanya saja anak itu tiba-tiba mengaku memiliki kekasih saat Aku ingin menjadikannya milikku."

"Kenapa Hyung jadi ikut bercerita,"

Willson tertawa kecil ketika mendengar pernyataan yang mengudara dari birai Soobin sebelum kembali berucap, "Jadi, Apa syaratmu?"

"Bukankah sudah jelas? Bantu Aku juga untuk mendapatkan Jein juga dari pria itu."

"Baiklah Aku setuju."

"Besok malam datang ke apartement Yara. Di lapangan parkir"

-

-

-

11 Agustus

Jalan disekitar apartement Yara lebih sepi dari sebelumnya. Tentu saja ini sudah cukup larut untuk jangkrik hadir menggantikan bisingnya manusia. Gelaran aspal berlapis semen dilapangan parkiran itu cukup luas untuk beberapa roda empat penghuni apartement mengistirahatkan diri. Dengan sepinya mahluk hidup yang berlalu lalang bahkan tidak ada orang sama sekali, lengkap dengan lampu terang yang siap menerangi parkiran malam itu.

Willson berjalan masuk sesuai dengan intruksi yang baru saja Soobin katakan padanya. Berjalan mendekat kearah pria yang berpakaian serba hitam, persis sepertinya. Entahlah, kebetulan yang jarang terjadi, namun tidak memungkinkan untuk tidak terjadi. Namun, satu hal yang sedikit mengganjal dihati Willson yang sukses membuatnya menghetikan langkah sebelum melancarkan niatnya.

Jelas saja Willson membola tepat disaat pria itu mengeluarkan pisaunya dari sisi perut pria bernama Jin itu. Kaki Willson seakan dipaku untuk diam ditempat tak berkutik ketika Sepasang iris mendapati Soobin berlari mendekat kearahnya, dengan masker hitam diwajahnya, pun pisau ditangan yang sudah berlumuran darah akibat menusuk Jin. Tidak, ini tidak sesuai rencana.

Tepat ketika pria bersurai hitam pekat yang jauh lebih tinggi darinya itu sampai disebelahnya, Jemari Soobin membuka masker sebelum mulai mengeluarkan untaian kalimat yang sukses mmebuat Willson meneguk ludah dalam-dalam. "Aku tau, pasti Kau akan bilang, ini tidak sesuai rencana. Tetapi, Aku tidak suka hal yang merepotkan. Dengan seperti ini, Aku membuatnya tertidur dalam jangka waktu yang cukup lama. Disaat itu, silahkan Kau dekati Yara hingga gadis itu kembali padamu. Ah iya, ingat perjanjian kita hyung. Kau juga harus membantuku, mendapatkan Jein."

3 TIMES || KSJ ✅Where stories live. Discover now