38

199 18 0
                                    

Halooo!!
lagi pada gmeet ya?
Selamat pagi dan selamat belajar!!
btw gambar diatas tuh Jein yaa 😉
-

-

-

Waktu memang bergulir begitu cepat. Bahkan rasanya seperti baru tiga hari berlalu. Lantaran, sudah satu bulan sejak kejadian penikaman, dan Pria Kim itu belum juga bangun dari tidurnya. Entah kapan Jin akan bangun setelah satu bulan lebih berbaring diatas kasur rumah sakit. Ia juga baru saja dipindahkan kedalam ruang inap setelah berlama-lama diruang ICU. Namun tentu, satu bulan bukan waktu yang singkat sampai-sampai Yara sangat familiar dengan bau obat-obatan, pun bunyi mesin EKG yang setia disamping Jin.

Rasanya, infus-infus yang masuk kedalam tubuh Pria Kim itu juga sudah menjadi pemandangan sehari-hari Yara. Lihatlah, jangan sampai Gadis Kim itu berpindah tempat tinggal menjadi rumah sakit. Ketika semua member bergantian menjaga Jin, hanya gadis itu yang setiap harinya disana. Setia menemani Jin yang terlarut dalam tidur panjangnya.

"Kau sudah makan?" Tanya Namjoon pada Yara yang tengah memandang miris kekasihnya itu, dengan berbagai alat bantu pernafasan menghiasi paras tampannya semakin membuat gadis itu seolah manusia paling bersalah disana.

"Hmm.."

"Aigo.. Belakangan ini Kau jarang sekali makan.." Jedanya bersamaan menenggelamkan sebelah wajah pada sebelah jemari kekar, pun mengusapnya frustasi setelahnya. Setidaknya dalam jangka waktu satu bulan lebih sudah cukup mempererat hubungan Yara dengan para member.

"Kau pulanglah Yara-ssi.. Istirahat dirumah, bukannya Kau ada kelas sore ini? Aku akan mengizinkanmu menjaga Jin Hyung, tapi setelah Kau membereskan kuliahmu" Omel Namjoon pada Yara yang seperti mayat hidup.

Lantas mengangguk pasrah, bersamaan gadis itu mengambil tas selempangnya, pun mengambil ponsel atas nakas sebelah kasur rumah sakit itu.

"Namjoon-ssi, jaga Oppa yang benar eoh? kalau sampai dia jatuh dari ranjang Aku tidak segan-segan menyalahkanmu" Ancam Yara seraya tumit berjalan keluar, sebelum mengecai padatnya rumah sakit.

Lantaran, sudah satu bulan dirinya hampir setiap saat berada disana, bukankah waktu itu cukup untuk mengadaptasi mata dengan keadaan sekitar? Bahkan tidak hanya sekali gadis itu berharap kekasihnya segera bangun dari tidurnya. Lihatlah, Yara benar-benar merindukan godaan manis kekasihnya itu.

Astaga, gadis itu tiada lelahnya menghela nafas kasar. Bahkan dirinya kembali ke apartement hanya untuk mandi, dan pergi berkuliah untuk menimba ilmu. Selebihnya, hampir dua puluh empat jam gadis itu berjaga disebelah Jin. Setidaknya, Berharap menjadi orang pertama yang melihat pria itu bangun bukan hal yang buruk.

"Lagi-lagi hanya untuk mandi? Ya! Eonni! Kau butuh istirahat. Setidaknya tidur diatas kasur empuk tidak merugikanmu. Mau sampai kapan Kau tertidur di sofa rumah sakit eoh? Bahkan makanan yang kutaruh di meja sering sekali sisa! terkadang juga tidak dimakan!" Titah Jein ketika kedua iris menangkap presensi Yara pada ambang pintu, lantas menghempas tas selempang, pun menjatuhkan diri pada sofa.

Yara benar-benar frustasi belakangan. Hingga jam makannya saja tidak ada yang teratur. Bersamaan gadis itu menggeram frustasi, pun mengacak surai kesal bukan main. Tidak, Ia tidak hanya berdiam diri disana. Tentu gadis itu mati-matian mencari bukti agar bisa cepat-cepat menyerahkan Willson pada polisi. Tapi apa? Kedustaan yang selalu Ia dengar dari penjaga apartement sekitar. Entah itu dusta, atau memang betulan. Tetapi percayalah, hingga kini pun gadis itu tetap sulit menemukan pelaku yang sebenarnya.

"Nih, Makan!" Seru Jein seraya menyodorkan satu piring kudapan yang nampaknya tidak menarik dimata Yara.

Lantas menghembuskan nafas kasar, pun mengacak rambut frustasi. Setidaknya makanan sudah betul-betul tidak semenarik biasanya. Rasanya Jein bingung, jimat apa yang menempel di tubuh Yara sampai-sampai gadis itu menggila dibuatnya.

3 TIMES || KSJ ✅Where stories live. Discover now