04. Impression

76 39 0
                                    

Langsung saja Arel mengambil dokumen itu dari tangan Tero dan membawanya pergi, "Bawa sini aku menyuruh kamu untuk memisahkan yang basah bukan untuk membacanya." Tegas arel yang cepat-cepat membereskan dokumen-dokumen itu.

"Tunggu sebentar, sebenarnya korban yang ada di surat itu merupakan ibu dari teman aku yang dulu wafat karena bunuh diri tapi kenapa di surat itu tidak ada keterangan dia bunuh diri?" Tanya Tero yang menunjuk ke arah kertas itu.

Seketika Arel memutuskan untuk pergi kemudian Tero menahan tangannya memberikan tatapan dingin yang memohon, "Tolonglah, dia sudah bertahun-tahun mencari kebenaran tentang kematian ibunya tapi sampai sekarang dia belum mengetahui jawabannya, dia sudah aku anggap sebagai keluarga, aku tidak ingin melihatnya terus di dalam duka."

Mendengar itu Arel mengedipkan matanya berkali-kali karena bingung apa yang seharusnya ia lakukan, "Bisakah kita bicara sebentar tapi bukan di sini." Bisik Arel yang menarik pergelangan Tero.


DI RESTORAN DEKAT KANTOR

Dengan keadaan gugup berfikir-fikir panjang,
"Sebenarnya aku datang ke kantor ini untuk mencari perlindungan hukum." Dulu aku merupakan seorang murid  dengan raihan nilai yang cukup tinggi sehingga aku bisa lulus di usia muda, aku memutuskan untuk menjadi seorang dokter forensic, tapat enam tahun yang lalu saat itu merupakan hari ke 3 aku magang dirumah sakit itu, aku membantu dokter senior untuk mengotopsi jenazah kasus bunuh diri, tetapi ada keanehan di sana mereka menyuruhku untuk langsung membawa jenazah untuk dikremasi tanpa di otopsi, saat itu aku bingung dan merasa bersalah jika aku membawanya, jadi secara diam-diam aku mengambil sampel darah korban sebelum di bawa dan menyimpannya di dalam saku jasku."

Mendengar pengakuan itu Tero semakin terpikat oleh gadis itu,
"Kamu tenang saja aku seorang pengacara dan aku siap untuk melindungi mu, maukah kamu bekerjasama denganku?" Tanya tero dengan wajah memelasnya.

"Maafkan aku yang baru mengakuinya sekarang, setiap hari aku hanya memikirkan kasus ini tanpa berani untuk bertindak dan memilih untuk diam, aku tidak paham mengapa mereka menutupi kematian itu, setelah itu mereka hanya mengatakan kalau kematian korban hanya karna bunuh diri." Ungkap arel yang sebenarnya ia merasa bersalah setelah melihat lelaki bercucuran air mata duduk diruang tunggu rumah sakit yang merupakan keluarga korban yang ditinggal, sekarang ia baru mengetahui pria itu yang ternyata teman baik Tero.

"Tidak apa-apa tindakan kamu itu sangat tepat dan berani, aku ingin mengabari temanku Katulistiwa bahwa aku telah menemukan titik terangnya, tetapi dia menjalankan tugas selama 3 hari untuk menjalankan misi rahasianya, jadi ia tidak menggunakan telepon pribadi selama tugasnya."

"Tolong sampaikan maafku padanya kalau kamu sudah menemuinya." Pinta arel yang begitu merasa bodoh dan pengecut.

"Iyaa baiklah, sekarang udah jam 8 aku ada janji sama klienku gak kerasa udah lama kita ngobrolnya, boleh aku meminta no telepon kamu agar kita bisa bertemu dilain waktu untuk kasus ini." Tanya Tero, untunglah ia bisa menutupi ke gugupannya

"Yaa tentu,, ini." Sambil menjulurkan teleponnya.

"Terimakasi arel sampai jumpa lagi esok, nanti aku akan beri tahu kamu kapan dan dimana kita bisa bertemu." ujar Tero dengan senyuman indahnya.

"Iyaa baiklah" Arel pun pergi, Tero hanya bisa terdiam melihat senyuman wanita itu saat pergi.

TIDAK LAMA BERSELANG

Pukul 20:10
"Untuk team tiger cek,, cek,, amankan posisi utara, aku akan amankan posisi selatan jangan melakukan hal bodoh sebelum instruksi dariku!" Perintahku karna sedang bertugas di salah satu komplek perumahan yang diduga bandar narkoba.

"Baik komandan." Balas dari salah satu rekan teamku.

Kemudian terlihat mobil pick up berjalan keluar dari rumah pengedar tersebut membawa beberapa box yang di duga heroin dan ganja, salah satu team menyamar menjadi konsumen mendekati mobil tersebut sebelum mobil itu benar-benar pergi dari rumah itu.

"Heii dimana barangnya?" Tanya polisi itu kepada pengemudi pick up sambil menghisap-hisap rokoknya.

Tak lama setelah itu pengemudi itu turun dari mobilnya dan membawa polisi itu kebagian belakang pick up dan menunjukanan isi box tersebut yang ternyata benar-benar ganja dan heroin, langsung saja polisi itu menyondorkan pistol ke arah pengemudi pick up tersebut,
"Angkat tanganmu! kamu sudah tertangkap basah, menelungkup cepat kalau tidak ingin mati." Kemudian polisi itu menyuruh sebagian rekan team yang telah dibagi untuk menggeledah isi rumah bandar tersebut dan memborgol tangan pengemudi tersebut.

"Komandan cek,,cek kami team tiger sudah menemukan 2 box ukuran sedang, 3 ukuran kecil di salah satu ruangan di rumah ini dan menangkap beberapa orang konsumen."

"Kerja bagus, tolong amankan barang-barang tersebut dan bawa mereka ke kantor pusat segera!"

"Baik komandan."

Pada saat bersamaan Arel memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumahnya, di tengah perjalanan ia bertemu beberapa orang preman yang dibawah pengaruh alkohol mereka berjalan mendekati Arel.

Tanpa pikir panjang Arel langsung berlari secepat mungkin mencoba mencari jalan pintas menuju rumahnya, mereka mengejar arel yang nampak ketakukan dan mencoba menangkapnya.

Kemudian arel memasuki salah satu gang, kondisi malam yang gelap membuat dia sulit untuk membedakan gang menuju rumahnya.

Benar saja ia memasuki gang yang ujungnya buntu sontak preman itu langsung mengepungnya, Arel yang begitu ketakutan langsung berteriak sekeras mungkin, beberapa dari mereka memegang beberapa benda tajam.

Malam itu sangat senyap seketika aku mendengar teriakan kencang yang membuatku melihat jelas kondisi komplek itu dan menemukan sumber suara, yang ternyata teriakan seorang wanita yang sangat ketakutan diantara beberapa orang pria. Melihat itu aku segera mengabari team.

"Cek,,cek,, untuk team elang mulailah mengepung rumah tersebut karena team tiger sudah berada di dalam untuk menggeledah, aku akan pergi sebentar karena aku mendengar bahaya yang tidak bisa ditinggalkan, lakukanlah dengan benar!"

"Baik komandan." balas dari salah satu team

matahari tengah malam Onde histórias criam vida. Descubra agora