31. Move On?

1.5K 148 17
                                    

5 tahun kemudian....

*****

"Nona, 30 menit lagi anda ada meeting dengan klien dari agensi X-one," seorang pria berpakaian formal berbicara sopan kepada perempuan yang sedang berdiri merenung menikmati pemandangan kota London dari dalam ruangan kerjanya.

"Pastikan semua persiapan untuk rapat telah dihandle dengan baik," sahutnya tanpa menoleh sedikit pun.

"Semua persiapan telah selesai Nona," kata pria tadi.

"Bagus, panggil aku 10 menit lagi," ujarnya mutlak, kemudian pria tadi keluar ruangan setelah pamit undur diri.

Hanna, dia adalah perempuan pemilik ruangan paling besar di gedung berlantai 17 ini. Dan pria tadi adalah asisten yang Hanna percaya untuk membantunya mengurus usaha kedua orang tuanya yang ada di London.

5 tahun telah banyak yang berubah dalam hidup Hanna. 2,5 tahun ia gunakan untuk mengambil sekolah bisnis di salah satu Universitas ternama di London. Selama 6 bulan berikutnya, Hanna harus mempelajari bisnis orang tua nya. Baru akhirnya 2 tahun terakhir ini Hanna diberi kepercayaan untuk mengurus perusahaan orang tua nya dengan bantuan Alex, asistennya.

Alex sendiri adalah pria usia awal 30an. Merupakan anak dari orang kepercayaan Ayah Hanna. Selain karena Ayah Hanna juga percaya kemampuan Alex yang setara dengan ayahnya dalam hal bisnis, Ayah Hanna juga memiliki niat lain menjadikan Alex sebagai asisten Hanna.

Sejak mengenal Alex, Ayah Hanna sudah jatuh hati dengan kepribadian Alex dan berniat mendekatkan Alex dengan putri semata wayang nya. Istilahnya, ingin menjodohkan mereka berdua.

Namun, Hanna seolah buta tentang itu semua. Padahal jelas sekali tiap Ayahnya menelfon, yang ditanyakan adalah tentang hubungan Hanna dengan asistennya. Dan jawaban Hanna selalu membuat Ayahnya kecewa.

"Dia asisten yang kompeten, Hanna senang dibantu Alex," selalu begitu.

Hanna sendiri sekarang berusia 27 tahun, di usia ini baginya masalah hati bukanlah hal yang penting. Dia sedang berada di titik dimana adrenalinya dipacu tinggi untuk menaklukan segala pekerjaan yang ia lakukan.

Bahkan, tak jarang perempuan itu harus pulang larut karena menyelesaikan berkas-berkas menggunung yang sebenarnya bisa diselesaikan esok hari nya. Jadi, masalah hati akan masuk list paling akhir di deretan hal-hal penting dalam hidupnya untuk saat ini.

Tak sedikit pria yang harus patah hati karena sikap antipati Hanna kepada hal-hal yang berusaha menyentuh hati nya. Sejak lima tahun lalu, Hanna memang bertekad menutup hati sampai semua target dalam hidupnya tercapai. Meski terkadang, rasa sepi diam-diam merayap di dinding hidupnya yang kosong seperti tak berpenghuni.

Drrt drrt

Ponsel nya bergetar menginterupsi kegiatan yang sering Hanna lakukan saat rasa penat mulai menyapa.

"Good afternoon brother.." sapa nya kepada si penelfon dengan senyum gelinya.

"Yak! Mentang-mentang tinggal di London eoh. Begitu caramu menyapa oppa sekarang?"

"Aku harus bisa menyesuaikan diri Oppa," jawab Hanna dengan masih ada senyum di wajah nya.

"Bagaimana kabar mu disana? Apa kau sudah menemukan calon ayah yang baik untuk calon keponakan ku?"

"Kabar ku baik oppa, bagaimana dengan mu? Nara eonnie dan kandungan nya sehat kan?," jawab Hanna yang justru kembali bertanya dan menghiraukan pertanyaan kedua Joon.

"Semua nya baik Hanna. Jangan lupa pulang ke Korea. Saat aku menikah dulu, aku sudah cukup memberikan toleransi ketidakhadiranmu karena kau harus memenangkan tender besar saat itu," pinta Joon dan kembali mengingatkan Hanna akan kekesalannya kepada Hanna karena tidak hadir di pernikahannya.

(COMPLETED!) Byun Baekhyun ; an Annoying Man I LoveWhere stories live. Discover now