twenty eight

29 9 4
                                    


Revan berada di kamarnya dengan segala penyesalan. Ia duduk di sofa sambil memegang ponselnya berharap Reva menjawab teleponnya.

Sudah berkali kali ia menelpon sang sahabat tapi hasilnya nihil, tidak ada satupun telpon yang di angkat oleh Reva.

Ia baru saja melihat postingan milik Reva tadi dan ia segera menelponya untuk memastikan apakah Reva baik baik saja.

Revan mulai kesal, ia pun keluar dari kamarnya.

Sedangkan Reva baru saja keluar dari lift dengan senyumanya yang lebar. Telinganya masih mendengarkan lagu 'i like you pt.2' dari BTS yang membuatnya bahagia.

Ia berjalan menuju apartermentnya, sampainya disana ia di kejutkan dengan Revan yang sedang berdiri di depan pintu masuk aparterment nya.

Senyumanya mulai memudar tapi ia usahakan membuat senyumannya tidak memudar. Ia menguatkan dirinya untuk berjalan menuju kamarnya.

Revan menoleh ketika Reva datang dengan senyuman yang lebar. Ia bersyukur bahwa Reva bisa membahagiakan dirinya sendiri di hari ulang tahunnya.

Reva tersenyum lalu menatap Revan "ehh van kok lo disini?? Ada apa??"

Revan pun membalas senyumanya "ohh gapapa gue cuman hawatir aja sama lo, soalnya ini udah sore tapi lo belom pulang padahal kan lo cuman dapet satu kelas"

Reva ber oh ria.

"Btw lo dari mana??" Tanya Revan memperpanjang topik pembicaraan.

"Dari banyak tempat yang gue ingin kunjungin.. Ke gedung bighit, terus beli album terus ke restoran kpop banyak lagi lahh" Jawab Reva dengan wajah yang semangat.

Revan tersenyum kecill.

"Ohh gituu.. Btw kemarin maaf yaa"

Reva tersenyum "gapapa udah lupainn.. Lagi pula gue juga kemarin harus balik lagi ke kampus buat ngambil syal gue hehe"

Revan ber oh ria.

"Btw HBD vaa... Maaf gue gabisa nemenin loo hari ini" Ujar Revan sambil tersenyum kecil.

Reva tersenyum "Tq broo udah inget wkwkwk.. Gapapa kali gue juga seneng ko hari ini."

"Ohh iyaa Btw.. Selamatt sama Sohyun okee... Langgeng yee?? awas aja kalau ga langgeng. Mulai nanti jan terlalu pokus ma gue nanti Sohyun kasian.. Di tunggu Pj nya okeyy awas aja kalo lo lupa gue pukul lu pake tongkat bisbol" Lanjut Reva.

Revan tertawa geli.

"Okeyy siap lahh ntarr traktirannya besokk yaaa"

Reva mengangguk.

"Hmm kalau gitu gue masuk duluan yee? Mau mandii okeyy byeee"

"Byeee.."

Reva masuk lalu menutup pintunya perlahan. Ia langsung berlari masuk ke kamarnya lalu menjatuhkan dirinya ke kasur.

Ia menangis lagi disana. Ia merasakan sakit pada hatinya lagi. Ia mulai memakai topeng di wajahnya.

Berpura pura bahagia di depan seseorang itu menyakitkan. Butuh perjuangan untuk memberikan senyuman yang lebar untuk menyembunyikan kesedihan.

Reva bangkit dari tidurnya. Ia langsung berdiri dan menghapus airmatanya. Ia membuat senyuman di bibirnya lalu memejamkan matanya.

"Ayooo gue pasti bisaa... Gue pasti bisaa ayooo Reva... " teriak Reva menyemangati dirinya sendiri.

Ia langsung membuka mantelnya dan juga sweatter yang sedang ia pakai. Reva berlari kearah kamar mandi untuk membersihkan badanya.

Beberapa menit kemudian Reva keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepalanya. Ia langsung menyisir rambutnya lalu duduk untuk membuka album Yang telah di beli olehnya.

Setidaknya membuka album dan mendapatkan fotocard biasnya bisa membuatnya sedikit bahagia.

Sedangkan Revan baru saja masuk ke kamarnya. Ia duduk di sofa sambil menatap cincin di tanganya.

Itu adalah kado yang ia simpan selama bertahun tahun untuk Reva. Tapi ia tidak pernah memberikanya karna ia tidak pernah mendapatkan waktu yang tepat.

Ia mengetahui bahwa Reva sedang menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyuman yang ia perlihatkan pada Revan beberapa menit lalu.

Revan juga menyadari bahwa perlakuannya itu pasti setidaknya menyakiti perasaan Reva. Ia sudah membuat banyak rasa sakit timbul di hati Reva.

Tapi ini pilihan yang terbaik bagi Revan. Lebih baik Reva tersakiti hari ini dari pada ia akan tersakiti di masa depan jika bersamanya. Itu adalah hal yang di pikirkan oleh Revan.

Ia menatap cincin yang di genggamnya.

"Loo gabisa nyembunyiin perasaan lo ke gue vaa..."

****

Jangann lupaaa votmennn guysss:")

Pink BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang