Twentythree

32 7 0
                                    

Tingtongg....

"REVA..... Ayoo mainnnn....." Teriak Revan dari luar.

Brak....

Reva berlari ke arah pintu dengan sapu di tanganya. "Saha eta?!!"

Revan tertawa, menjitak kepala Reva lalu masuk kedalam "Di korea masih wee nyunda"

"Biarinnn weee " Balas Reva dengan nada mengejek.

Reva menutup pintu, lalu menyusul Revan yang berada di depanya. Reva tertawa kecil ketika melihat baju Revan yang seperti wanita. Warna biru dengan gambar pita bewarna warni di seluruh piamanya.

"Kunaonn??" Tanya Revan sambil berbalik.

"Baju lo kenapa gini Van??" Jawab Reva tertawa.

"Kenapa? Bagus tau.. Lo sirik yaaa?! Hilih dasar fans panatik. Ga boleh sirik tauuu...sirik itu tanda tak mampu hiyaa wkwkwkwk" Sahut Revan.

Reva sudah tidak berkata kata lagi. Ia memutar bola matanya malas lalu berjalan ke arah sofa.

Revan menyusul Reva yang baru duduk di sofa. Sesekali Revan memainkan rambut Reva.

Reva menoleh kebelakang menatap Revan.
"Van... Sekarang kita kelas siang lagi ya?"

Revan mengangguk.

Reva kembali fokus pada televisi sekarang. Revan menatap Reva dengan lekat.

"Bosen ya?" tanya Revan.

Reva menoleh kembali ke belakang, lalu mengangguk.

"Mau jalan jalan? Hmm?"

Reva menggeleng malas.

"Terus mau ngapain? Masak yu??"

Reva menggeleng.

"Terus maunya apa REVAA ARLETTA SAIZA?! HMM?!" tanya Revan dengan penuh penekanan.

"Gila jan ngagas dongg.. Nonton film horor aja yuu... Gue punya kasetnya di pinjemin sama si Yuna kemarin" Jawab reva sambil berdiri dari duduknya.

"Horor? Bangsat ni anak mau bikin gue mati muda gara gara jumpscare doang?! Njirrr" gerutu Revan dalam hati.

Reva memasukan kaset yang baru di pinjamkan oleh Yuna. Setelah memasukanya ke DVD ia langsung duduk di sebelah Revan.

Film horor pun mulai.

Reva sangat senang dengan Film seperti ini. Sedangkan Revan, itu kebalikanya. Ia lebih baik menonton film Actions dari pada film Horor dengan banyak Jumpscare yang bisa membuatnya terkejut.

30 menit berlalu. Wajah Revan berubah menjadi pucat. Dari tadi ia berkali kali melihat hantu di dalam film tersebut.

Ia berharap semua ini akan berahir dengan cepat. Revan menelan salivanya ketika mendapatkan adegan seorang wanita yang berlari karna di kejar oleh hantu.

Revan Terkejut bukan main ketika hantunya muncul dan menarik wanita di dalam film tersebut.

Revan memeluk Reva dengan erat. Sedangkan Reva, ia terkejut karna Revan yang memeluknya dengan erat bukan karna film nya.

Reva menoleh kearah Revan "V-vann... Lo gapapa?? Hantunya udah gaada"

Revan melepaskan pelukanya"Udahan nontonya itu seremm Vaa nanti gue gabisa tidur"

Reva tertawa dengan keras.

"Lo mah nama Keren Revanio Yavista tapi kok penakut wkwkwkwk"

Revan melempar bantal Sofa ke wajah Reva "Bangsul lu emangg... Gini gini juga gue bisa ngelindungin lo kann?! Dasar lo mah!! Udahan ahh gue takutt"

Reva tertawa geli "iya iyaaa sorry dah banggg"

Reva mematikan Film yang sedang ia putar. Tiba tiba petir bergemuruh dengan besar di susul dengan lampu yang mati.

Reva terkejut bukan main. Ia langsungg menutup wajahnya menggunakan tangan.

Revan berlari kearah Reva lalu memeluknya.

"Gausah takut gue ada di sini" Ujarnya.

Reva menatapnya lalu memeluk Revan dengan erat.

Revan memberikan smirk kecil pada Reva. Lalu mendekatkan wajahnya tepat di telinga Reva dan berbisik "Jadi disini yang penakut itu gue atau lo Va?? Ko cuman petir aja takutt wkwkwkwk"

Pink BoyWhere stories live. Discover now