thirty Six

32 6 0
                                    


"Revann mau naikk ituu kuda kudaann.. Ehh gajadi deng naikk itu yuu lolercoaster aja.." ajak Reva dengan semangat.

Wajah Revan berubah drastis ketika mendengar kata lolercoaster. Mendengar nya saja sudah seram apalagi menaiki nya.

Revan menelan salivanya ketika mendengar teriakan dan juga melihat kereta yang sedang melaju sangat cepat di rel yang menjulang tinggi.

"Ayoo Revan huaaa hayoooo.. Mau naikkk ituu yaa?? Ya?? Plisss, ga serem kokk ayooo" ajak Reva sambil memasang wajah memelas dan juga menarik kedua lengan Revan.

Revan menghembuskan napas beratnya.

"Gak serem dari mana njirr.. Itu yang muter muter di sana aja udah teriak teriak ya pasti serem lahh.. Kayanya dia punya dendam deh ama gue sampe segitu nya nyuruh gue naik Lolercoaster sadboyy njirr" Gerutu Revan dalam hatinya.

Karna hari ini mereka harus selalu bersama, dengan hati yang berat, Revan pun pasrah dan mengabulkan permintaan dar Reva yang membuat Reva melebarkan senyumanya.

Sekarang mereka sedang mengantri untuk mendapatkan tiket. Detak jantung Revan sudah tidak karuan, wajahnya pucat dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

Belum menaikinnya saja sudah seperti ini, apalagi jika sudah menaikinya. Bisa bisa ia pingsan tidak sadarkan diri.

Tiket sudah ada ditangan sekarang. Reva tersenyum lebar sambil berlari layaknya anak kecil menuju kereta yang sudah terparkir di depannya.

Ia duduk di paling depan kiri Sedangkan revan di sebelahnya. Reva dan Revan langsung memakai pengaman dan berpegangan erat.

"Keretaa akan segera melajuu.. Silahkan pakai pengaman dan berpegangan erat. Hitung mundur akan segera di mulai"

Wajah Revan Tambah pucat sedangkan Wajah Reva tetap sama seperti tadi, apalagi jika bukan wajah dengan senyuman.

"3.."

"2.."

"1..."

Kereta langsung melaju perlahan dan naik keatas. Dalam hati Revan ia sedang berdoa agar ia selamat. Sedangkan Reva terus tersenyum bahagia seperti tidak akan terjadi apa apa.

Revan menutup matanya dan sesekali berteriak ketakutan sambil memegang erat pengaman yang ia pakai.

Di sampingnya, Reva mengangkat tanganya keatas dan berteriak sambil tersenyum bahagia.

Beberapa menit kemudia mereka selesai. Revan dan Reva pun turun. Reva turun dengan senyuman bahagia sedangkan Revan dengan wajahnya yang basah karna keringat dingin dan juga pucat.

"Revann lo gapapa kan??" Tanya Reva panik ketika menoleh dan melihat wajah Revanyang pucat.

Revan menoleh dengan wajah kesal. "Gimana mau gapapa coba! Gue takutt! Tadi itu seremm pliss.. Lo punya dendam apa sih sama gue?!"

Reva tertawa terbahak bahak lalu menarik Revan untuk duduk di kursi yang memang tidak jauh dari jangkauan mereka.

Reva mengambil tisu lalu mengelap wajah Revan "Sorryy wkwkwk udah ini kora kora yaaa gakan serem kok hehe"

Revan membelalakan matanya "Njirrr serem itu mahh terus udah kora kora rumah hantu gitu??"

Reva mengangguk.

Revan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.  "Penyiksaan terhadap mental and sikologis ini mahh"

****

Votmen gaesss👌

Pink BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang