thirty one

34 9 0
                                    

Reva baru saja sampai di kampus. Ia duduk tepat di kursi paling belakang, lalu menenggelamkan wajahnya pada tangannya yang sudah ia lipat.

Dari kejauhan Revan menatap Reva. Ia pun berjalan untuk duduk bersama Reva.

"Rev.." Revan memberi jeda. "Hm gue duduk sama lo boleh kan??"

Reva menoleh kesebelahnya.

"Sohyun ntar gimana?? Ga ahh males"

"Sohyun sama Yeonjae beda kelas, mereka berdua ngambil kelas bahasa mandarin, kita kan ada di kelas biologi. Boleh ya??" imbuhnya.

Reva memutar bola matanya malas, Lalu menenggelamkan wajahnya kembali pada tangannya.

"Y"

Revan tersenyum kecil.

Sudah lama ia tidak duduk bersama Reva. Semenjak ia berpacaran denga Sohyun beberapa hari lalu, kedekatan bersama Reva mulai berubah.

Sedangkan Reva, sekarang sedang menahan rasa di hatinya. Dalam hatinya penuh rasa yang ingin ia keluarkan sekarang juga. Tapi ia tahan karna tidak ingin melukai sahabatnya.

Brakk...

Jaeyon memukul meja tiba tiba.

Reva bangun "Ihhh ngangetin lo mahhh, mau gue gorok lo hah?!!"

Jaeyon tertawa " sorry sorry..."

Reva memutar bola matanya malas. "Ada apaan?! Cepet gue mau tidur!!"

"Sabarr..." jaeyon memberi jeda "sekarang ultah gue kalian ga inget ya?? Gue sebenernya gmau ngasih tau tentang ini, tapi malem gue ada pesta ulang taun gue, kalian mau ikut kagak??"

Seketika Reva langsung berdiri "ada Eskrim kan??"

Jaeyon mengangguk "ada lahhh"

Reva tersenyum lebar lalu berputar putar "okeyy gue ikut!! Tapi eskrimnya buat gue semuaaa...."

Jaeyon mengangguk pasrah sedangkan Reva masih tersenyum atas kemenangannya untuk mendapatkan eskrim.

Tiba tiba dosen datang. Merekapun belajar seperti biasa. Beberapa jam kemudian bel makan siang berbunyi.

"Ke kantin yoo" ajak Crish yang di angguki oleh semuanya kecuali Reva.

Revan menoleh "Lo gakan ikut??"

Reva menggeleng

"Kenapa??" tanyanya lagi.

"Yaaa bukan urusan lo lahh.. Kalau lo mau ke kantin ya kekantin aja" jawabnya malas.

Revan berjalan mendekati Reva. "Lo kenapa sih Rev?? Kenapa lo ngejauh dari gue??"

"Hei heii.. Broo udah gausah bertengkar lagiii" ucap Takami melerai.

Reva mendengus kecil "gue kenapa?? Gue gapapa Vann.. Tapi lo nyaa.. Sorry gue suka nyalahin loo, tapi hari ini emang kesalahanya beneran dari lo"

Revan menghela napasnya sejenak. "Emangnya salah gue apa vaa?? Jelasinn"

Reva memundurkan beberapa langkahnya. "Gue kiraa lu Udah tau salah lo apa vann" Reva memberi jeda sebentar "gue herann sama lo vaan.. Berhari hari lo bikin kesalahan tapi lo gatau kesalahanya apaan??"

Revan mulai bingung. "Yaa emangnya gue bikin kesalahan apa vaa??"

Reva menatap Revan dengan tatapan dingin "Beneran lo gatau??"

Revan menggeleng.

"Vannn... Intro diri lo sendiri pliss.." Reva menatap Revan dingin. "Tapi misalkan lo gini terus... Gue lebih baik mundur Vann.."

Reva mengambil tasnya lalu berlari meninggalkan kelas. Sekali lagi ia merasakan kecewa pada sahabatnya itu.

Matanya sudah tidak bisa menampung lebih banyak air mata. Ia menetes kan airmatanya dan sesekali menghapusnya.

Kepalan tangannya mulai melemah. Ia tidak bisa melakukan apapun selain mundur.

Sedangkan Revan hanya memikirkan apa yang dikatakan oleh Reva tadi. Revan menyadari bahwa ia memiliki kesalahan pada Reva yang membuatnya terluka.

"Sorryy Vaaa gue emang ga pantes buat loo.."

***

Hay guyss janlupa votmen**

Kemarin ga up karna lupa wkwkwk

Pink BoyWhere stories live. Discover now