27

2.3K 228 17
                                    



**


Sejeong menelan ludahnya dengan susah payah"Lalu, apa jawabanmu?".


Sehun diam, ia tidak berniat untuk menjawabnya. Dua-duanya sama pentingnya baginya.


"Aku tidak memaksamu"Ucap Sejeong.


"Maksudmu?"Sehun menatap tajam ke arah Sejeong.


"Kau bisa meninggalkanku"Singkat, padat dan jelas.


Jawaban itu memancing emosi Sehun. Sehun mendengus kesal"Aku tidak menyangka kau akan mengatakan itu".


Sejeong menghela nafas kasar"Lalu, apa yang harus kulakukan? memaksamu untuk meninggalkan grup yang telah membesarkan namamu?".


BRAK.


Sehun memukul meja di depannya, darah mengucur di telapak tangannya. Sejeong menganga tidak percaya. Ia ingin mengambil tangan itu, tapi Sehun menepisnya dengan kasar.


"Kau bahkan tidak ingin memperjuangkan ini!"Seru Sehun, nafasnya tesenggal-senggal karena ia begitu penuh emosi.


Sejeong hanya diam.


"Jika kau tidak akan memperjuangkan ini, jangan malah menambah beban pikiranku!".


"Kau seolah-olah terpaksa dan itu menjadi pikiran untukku!".


Suara Sehun menggema ke seluruh ruangan. Sejeong menatap Sehun dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.


Sehun kemudian pergi dengan pintu yang terbanting keras.



*


Sudah satu minggu semenjak perdebatan itu, Sejeong tinggal di apartemen Unnie yang ia rindukan, Park Minyoung.


Sejeong sudah banyak menerima panggilan dan pesan dari Sehun yang memintanya untuk pulang.


"Sejeong-ah, pulanglah"Ucap Minyoung unnie yang sedang bermain dengan Sehyun.


Sejeong menoleh dan tersenyum.


"Aku siap menjaga Sehyun, terlebih lagi aku sedang cuti"Ujar Minyoung dengan wajah penuh harap.


*


Sejeong menatap rumah yang tidak asing lagi baginya. Sudah satu minggu ia meninggalkannya dan entah apa yang terjadi di rumah ini.


Sejeong perlahan membuka rumahnya dengan kode yang sudah ia hapal di luar kepala. Sejeong terkejut dengan apa yang ia lihat di depannya.


"Astaga!"Sejeong menutup mulutnya.


Rumah yang biasanya selalu rapih karena Sejeong selalu membersihkannya berubah menjadi kapal pecah dalam seminggu. Barang-barang tergeletak begitu saja bahkan sampai ada yang pecah. Makanan? hanya bungkus mie instan dan..


"Ya Tuhan!!"Seru Sejeong tidak percaya. Cucian piring begitu menumpuk dan bau sampah menguar ke seluruh ruangan.


Sejeong pun meninggalkan lantai satu dan berniat membersihkannya nanti. Tujuan utamanya bukan itu.


Sejeong menaiki tangga dengan hati-hati. Lalu membuka pintu kamarnya.


Sehun tidak ada disana. Kamar itu bebeda dengan keadaan di bawah. Kamar itu sangat rapih seperti tidak pernah dimasuki sama sekali. Kemudian Sejeong kembali berjalan menuju studio Sehun.


Cheating on You [REVISI]Where stories live. Discover now