○ 2

11.8K 1K 173
                                    

Arsya sudah siap dengan dress putih tanpa lengan, yang memiliki panjang selutut, di padukan dengan ikat pinggang berwarna hitam. Rambut panjangnya ia jepit ke belakang, dengan jepit berwarna hitam bercorak bunga warna silver yang tampak elegant.

Sederhana, namun Arsya suka. Arsya terlahir dari keluarga berada, namun itu tidak mempengaruhi gaya hidupnya yang biasa saja. Dia memoles sedikit wajahnya dengan make up natural. Arsya mengambil jam tangan perak dan mengenakannya di pergelangan tangan kiri. Lalu, ia mengambil tas jinjing berwarna hitam, dan mengenakan high heels setinggi 7 cm berwarna putih, senada dengan dressnya. Tak lupa ia juga menyemprotkan parfum di beberapa titik.


Setelah mengambil dompet dan ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur, Arsya keluar dari kamar menuju lantai bawah. Jam sudah menunjukan pukul 18.25. Dan Mamanya belum kelihatan di ruang keluarga.


"Wihh, cantik banget. Mau kemana, Kak?" tanya Safia, adik Arsya yang berusia 17 tahun.

Arsya melirik Safia sekilas, lalu tatapannya kembali pada ponselnya. "Nemenin Mama ke acara."

"Acara apa?"

"Ulang tahun teman arisan."

"Pengen ikutt, pasti banyak makanannya."

Arsya menoleh ke arah Safia dengan tatapan menilai. "Badan doang yang kecil, nafsu makan gede," cibir Arsya.


"Makan itu kebutuhan, Kak."

Dan berakhirlah obrolan tak penting antara Arsya juga Safia Hingga jam menunjukkan pukul 18.40. Dan selama 15 menit itulah Ratih belum kunjung keluar dari kamarnya.

"Udah siap, Kak?"

"Mama lama banget, sih. Katanya jam setengah tujuh berangkat."

"Maaf Kak, tadi Mama harus maskeran dulu."

Ya begitulah Ratih. Wanita berusia kepala 4 yang masih dan selalu berpenampilan se-perfect mungkin.

"Ma, ikut ya? Tungguin bentar!"

"Ehh, kamu kan baru pulang camping. Gak capek?"

"Enggak, Ma!" teriak Safia dari tangga.

"Ck. Adek kamu itu."

"Anak Mama juga," ucap Arsya cuek.

Beberapa menit kemudian Safia datang dengan setelan sederhana namun tampak menawan.

"Yuk berangkat!" seru Safia riang.

"Lama!" omel Arsya.

"Kamu aja yang bawa mobil, Kak," ucap Ratih sambil memberikan kunci mobilnya pada Arsya.

Arsya menatap Ratih kesal.
"Kenapa gak sama Pak Asep aja sih, Ma?"

"Biar cepet, Kak. Kan kamu kalau bawa mobil suka ugal-ugalan."


REGRET [END]Where stories live. Discover now