BERBEDA

4.4K 319 38
                                    

"Apa kamu akan meninggalkanku... dan anak ini?"

Seulgi terdiam sejenak baru berkata, "Apa ini serius? Kamu tidak bercanda?"

"Apa kehamilan di saat seperti ini lucu untuk dijadikan bahan gurauan?"

"Kamu... sungguh hamil?"

Mata Seulgi tertuju pada Joohyun. Matanya tidak tampak kesal atau marah, justru terlihat... berharap. Senyum tipis juga menghiasi wajahnya.

Apa aku salah?

Tebakan Joohyun salah. Benar-benar salah. Seulgi sama sekali tidak terlihat seperti yang ada dipikirannya.

Seulgi justru tampak bahagia dengan kabar itu.

"Jadi aku akan menjadi seorang ayah?" kata Seulgi, "Maksudku, benar-benar menjadi seorang ayah?"

"Mmm..." kata Joohyun menganggukkan kepalanya.

Melihat senyuman di wajah Seulgi, segala kekhawatirannya lenyap. Seolah tidak ada restu lagi yang dia butuhkan. Setidaknya Seulgi menerima kehamilannya dengan bahagia.

Setelah mendengar kabar sepenting itu, Seulgi tidak bisa pulang ke rumahnya. Dia pikir dia tidak akan bisa tidur dengan tenang. Pikirannya pasti akan melayang ke Joohyun dan calon bayinya.

"Jadi bagaimana ekspresi Seungwan dulu ketika dia tau ada Jaemin di dalam perutmu?" tanya Seulgi yang berbaring di sisi Joohyun

Ya, dia menginap lagi malam itu.

"Ehmm... hampir sama sepertimu."

"Lalu kenapa kamu berpikir aku akan meninggalkanmu karena kamu hamil?"

"Itu... karena aku pikir kamu belum siap? Atau karena kita belum menikah? Orang tuamu juga tidak menyukaiku."

Seulgi tersenyum kecil.

Pemikiran Joohyun benar-benar terdengar lucu baginya.

"Sejak awal sudah kukatakan, restu orang tuaku tidak penting. Aku akan tetap menikahimu, dengan atau tanpa restu mereka. Apalagi sekarang ada Seulgi kecil disini."

Seulgi mengelus perut Joohyun yang sebenarnya masih tampak kurus itu. Tentu, usia kandungannya baru satu bulan.

"Aku harus segera menemui orang tuamu, Joohyun."

"Mmm... kamu benar."

"Kalau mereka tau kamu sudah hamil, apa mereka akan membunuhku?"

**

Joohyun sedang meminum segelas susu ketika seseorang datang ke rumahnya. Dia membukakan pintu dan ternyata itu adalah adiknya datang.

Meski jauh, Yeri memang sering main ke rumah Joohyun.

"Iya, aku datang sendirian. Aku kan tidak punya pacar," kata Yeri menjawab kakaknya bahkan sebelum dia bertanya.

Rumah Joohyun adalah rumahnya juga, begitu yang ada di kepala Yeri. Jika datang kesana, maka dia dengan bebas memakan apapun yang ada di kulkas. Benar-benar seperti tuan rumah.

Tapi kemudian ketika dia membuka rak kabinet di dapur, dia menemukan sesuatu.

'Susu ibu hamil?'

Yeri pun membawa kotak susu itu dan bertanya langsung pada kakaknya, "Unnie, ini apa?"

"Huh?"

"Unnie, kamu hamil?"

Yeri tau dan Irene sepertinya tidak terlalu mempersoalkan itu. Saudara memang partner in crime kan?

"Apa itu akan menjadi sebuah masalah?" tanya Irene

"Emm... seharusnya kehamilanmu membuatmu dan Seulgi oppa cepat menikah."

Ada betulnya...

"Tapi entahlah, unnie."

Kenapa berubah?

"Kamu tau sendiri kan betapa rumitnya hidup abeoji? Ingat dulu abeoji pernah menginterogasi Seungwan oppa saat pertama kali datang ke rumah?"

Ya benar... ayahnya Joohyun memang tipe orang yang cukup ketat jika menyangkut pria pendamping anak-anaknya. Lalu sekarang keadaannya dia sudah hamil, apa semua akan baik-baik saja?

"Tapi sepertinya ini tidak akan sesulit itu. Abeoji kan sudah mengenal Seulgi oppa."

Hmm... benar juga. Tapi kan ayahnya mengenal Seulgi bukan sebagai kekasihnya. Sekarang Joohyun seperti merasa menyesal. Seharusnya sejak dulu dia membawa Seulgi kepada orang tuanya.

"Tapi unnie, kamu benar-benar hamil?"

"Untuk apa aku berbohong."

"Wahhh... Seulgi oppa hebat juga. Memangnya berapa kali kalian melakukan itu?"

"Enyahlah."

**

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Last True LoveWhere stories live. Discover now