MALAM PERTAMA

3.8K 300 12
                                    


** PERHATIAN: Chapter mengandung adegan dewasa. Khusus untuk pembaca berusia 18+ Dosa bukan tanggung jawab penulis**



"Joohyun, kemarilah. Bantu aku memilih," kata Seulgi.

Dia berbaring di ranjangnya, bersandar sambil memainkan ponselnya. Sedang Joohyun memang sejak awal hanya duduk di ujung ranjang seolah menjauhkan diri darinya.

Tapi kemudian dia pun mendekat dan melihat apa yang sedang dipilih Seulgi.

"Kamu mau membeli rumah?"

"Mmm... aku rasa apartemenku terlalu kecil untuk kita bertiga."

Apa? Joohyun tidak menyangka Seulgi bahkan berpikir sejauh itu. Sepertinya dalam hubungan mereka, hanya dia yang pesimis.

"Jangan katakan kalau hubungan kita tidak akan berhasil, karena aku sedang memperjuangkannya," kata Seulgi.

Melihat keseriusan di mata Seulgi, Joohyun merasa bersalah. Dia seperti membiarkan Seulgi berjuang sendirian. Sedang dirinya hanya diam menanti hasil sambil mematahkan semangatnya.

Dia pun mencoba untuk berpikiran positif.

"Sejujurnya aku juga... merasa bersalah tinggal di rumah itu. Mau bagaimana pun itu milik Seungwan."

"Biarkan rumah itu menjadi milik Jaemin nanti. Tapi kita harus memulai kisah baru di rumah yang baru."

"Mmm..." jawab Joohyun sambil mendekap lengan Seulgi dan menyandarkan kepala ke pundaknya.

Suasana sempat hening karena mereka sama-sama fokus pada pilihan-pilihan rumah yang ada. Tapi kemudian Seulgi menanyakan sesuatu yang bahkan Joohyun belum pernah memikirkannya.

"Apa menurutmu... Jaemin mau punya adik?"

Jantung Joohyun berdegup cepat. Hati dan tubuhnya merespon pertanyaan itu dengan berlebihan.

"En-Entahlah... aku dan Jaemin tidak pernah membahasnya."

"Tidak apa jika tidak mau. Lagipula aku rasa kamu juga sudah terlalu tua untuk melahirkan."

Hormonnya yang semula seolah bergejolak, tiba-tiba tenang. Rasa gugupnya kini berubah menjadi rasa kesal. Dia bilang aku sudah tua!

"Kang Seulgi, aku tidak setua itu. Aku masih bisa melahirkan 10 bayi jika aku mau."

Seulgi terkekeh melihat Joohyun yang marah. Dia sangat menggemaskan, pikirnya.

"Kalau begitu, kita harus memberitau hubungan kita ke Jaemin segera. Siapa tau dia menunggu 10 orang adik."

"Tsseh..." Joohyun tampak kesal lagi. Dia memukul-mukul Seulgi dengan tangan mungilnya.

Sambil tertawa Seulgi coba menahan pukulan-pukulan Joohyun itu. Dia memegang kedua tangannya dan mendorong Joohyun pelan hingga dia terbaring di bawahnya.

Dia menatap Joohyun manis.

"Haruskah kita lanjutkan apa yang tidak kita selesaikan malam itu waktu di Jeju?" kata Seulgi dan lagi-lagi itu membuat Joohyun gugup.

Joohyun pun hanya diam, bungkam.

Sementara, Seulgi mulai mendekatkan wajahnya dan mencium dia. Ciuman hangat mengawalinya hingga beberapa saat berubah menjadi ciuman yang penuh gairah.

Tangan Joohyun menjambak lembut rambut Seulgi sambil membalas ciumannya yang liar.

Desahan halusnya muncul tatkala Seulgi mulai menciumi area sensitif di lehernya sambil menyentuh setiap inci kulitnya di balik kaos hitam itu.

Tak lama kemudian, kaos itu pun dicampakkan ke lantai. Disusul oleh celana jeans panjang yang meninggalkan Joohyun hanya dengan pakaian dalamnya.

"Aaahh... ehhmm..." desah Joohyun semakin liar ketika Seulgi melepas bra hitam-nya dan menciumi dadanya.

Seulgi meremas buah dadanya yang satu sambil melahap putingnya yang lain. Tidak ada lagi logika di kepala Joohyun, yang ada hanya nafsu dan sensasi itu.

Sensasi yang semakin mengambil alih dirinya.

Apalagi ketika bibir Seulgi perlahan turun, mencium perutnya, hingga melepas pakaian terakhir yang melekat di tubuh Joohyun.

Sebelum kembali melayani Joohyun, Seulgi melepas kaosnya. Menunjukkan otot-otot tubuhnya yang hanya membuat Joohyun semakin bergairah.

"Seulgiii... ehmm..."

Sudah lama sejak terakhir kali ada pria yang menyentuhnya dibawah sana. Joohyun pun hanya dapat mendesah kenikmatan, merasakan tiap sentuhan Seulgi di area sensitifnya.

Sensasi lidah Seulgi di daerah kewanitaannya benar-benar membuat Joohyun gila. Jemari Seulgi yang juga menyentuhnya seolah membuat separuh jiwanya melayang.

"Seulgi... Seulgi ahhh..."

Nama Seulgi tidak henti didesahkan ketika kenikmatan itu mencapai puncaknya.

Ketika serangan kenikmatan itu datang menyelimuti tubuh Joohyun, Seulgi tidak berhenti menyentuh dia. Membuatnya semakin tenggelam dalam dunia yang diciptakan Seulgi.

Joohyun mulai tenang pasca orgasme-nya dan saat itulah Seulgi benar-benar menyetubuhinya. Dia memasukkan alat kelaminnya ke dalam lubang kenikmatan itu.

Membuat Joohyun kembali mendesahkan namanya.

"Aaahhh... Seul... Seulgi... ah ahh..."

Sembari menggerakan tubuhnya, Seulgi menatap wajah Joohyun yang mulai berkeringat.

"Kamu cantik. Sangat cantik," kata Seulgi seolah tidak bisa menahan rasa kagum dalam hatinya.

Joohyun tentu tidak merespon perkataannya, dia terlalu sibuk merasakan sensasi yang diberikan oleh gerakan Seulgi dibawah sana.

Setiap tusukan yang diberikan Seulgi seolah mendorong Joohyun selangkah menunju puncak kenikmatannya yang lain. Desahannya semakin kencang terdengar, seirama dengan gerakan pinggul Seulgi.

Sama seperti Joohyun, Seulgi juga mulai mendekat ke ujung kenikmatan itu.

Joohyun memang pernah melahirkan, tapi entah kenapa rasanya masih tetap nikmat.

Seulgi pun tidak bisa bertahan lama di dalam kenikmatan itu.

"Ehmm... Joohyun, Joohyun!"

Puncak kenikmatan itu datang. Seulgi menumpahkan cairan hangat itu masuk ke dalam tubuh Joohyun. Keduanya sedang dalam fantasi yang sama.

Seulgi mencium Joohyun, menunjukkan betapa besar cintanya untuk dia. Bukan hanya bibirnya, Seulgi juga mencium pipi dan kening Joohyun yang sudah lelah itu.

"Aku menyayangimu, Joohyun."

**

The Last True LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora