AYAH DAN ANAK

2K 302 8
                                    

"Merasa kesepian di tengah keramaian, karena kamu ada di dalam dunia tapi dunia tidak ada bersamamu."

-Calvelours

"Eomma... apa yang harus aku tampilkan besok?" kata Jaemin kecewa sekaligus putus asa.

Untuk merayakan hari ayah, sekolahnya Jaemin akan mengadakan kompetisi untuk pasangan ayah dan anak. Setiap anak wajib menyuguhkan penampilan bersama atau dengan bantuan ayahnya.

Tapi Jaemin sudah tidak lagi memiliki ayah.

Sebetulnya bukan masalah besar kalau hanya ibunya yang datang ke acara itu. Jaemin sudah mengerti kondisinya sekarang ini. Dia juga tidak ingin membuat ibunya bersedih.

Lagipula ibunya juga menjadi ayahnya sekarang.

Tapi untuk hal-hal yang membutuhkan kreatifitas seperti ini, ibunya bukanlah orang yang tepat.

"Jika kamu butuh bantuan, kamu bisa menghubungiku."

Ya, tiba-tiba saja Joohyun mengingat perkataan Seulgi. Entah kenapa tidak ada orang lain yang terlintas dipikirannya selain Seulgi.

Dia pun menelpon Seulgi dan memintanya datang.

Hari itu adalah hari minggu. Tepat sekali sehingga Seulgi tidak sibuk bekerja.

"Jadi apa yang bisa kubantu?" tanya Seulgi ketika dia sudah tiba di rumah Joohyun.

Setelah ibu dan anak itu menjelaskan kondisi yang mereka hadapi, Seulgi merasa sedikit bingung. Dia pikir masalah yang mereka hadapi akan menjadi masalah besar yang serius.

Tapi tak apa, masalah kecil justru mudah untuk dibantu kan?

Dengan daya kreatifitasnya yang cukup tinggi, Seulgi pun merancang penampilan untuk Jaemin. Semua datang dari kepalanya, ya dengan sedikit bantuan Jaemin.

"Tapi kalau kita pakai yang ini, pasti orang akan bingung," kata Seulgi sibuk memilih gambar-gambar bersama Jaemin.

"Hmmm... iya juga. Ganti saja kalau begitu, samchon."

Seulgi dan Jaemin memang sedang tampak serius sekaligus kompak. Orang yang tidak tau pasti akan mengira mereka adalah ayah dan anak.

Selagi mereka sibuk dengan dunia mereka, Joohyun memiliki kesibukan sendiri. Dia menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga. Sesekali dia tersenyum mendengar Jaemin dan Seulgi tertawa.

Sudah lama sejak rumah itu terasa hangat dan ramai seperti itu.

**

Malam semakin larut. Persiapan untuk penampilan besok belum selesai. Tapi Jaemin sudah terlelap sejak tadi, Seulgi menyelesaikannya sendiri. Ditemani Joohyun tentunya.

"Seulgi, terimakasih lagi... kamu sudah membantuku," kata Joohyun sambil melipat kertas-kertas itu.

"Janji adalah hutang. Akan kubayar," jawab Seulgi, "Lagipula aku juga tak yakin kamu bisa menyelesaikan ini. Seungwan sering bilang kalau kamu bahkan tidak bisa menggambar lubang hidung."

Joohyun tersenyum lalu berkata, "Yaa itu tidak salah."

"Kamu dulu penari balet kan? Aku dengar kamu berhenti menari sejak ada Jaemin ya?"

"Ya begitulah. Ketika aku hamil, aku sudah tidak lagi menari. Setelah melahirkan, aku sudah tidak lagi selentur dulu. Jadi... ya."

"Banyak yang dikorbankan seorang wanita demi keluarganya, benar kan?"

Joohyun mengangguk. Dia tidak pernah memiliki obrolan bersama Seulgi selama ini. Yang biasa mereka bicarakan ketika bertemu hanyalah kabar. Lalu mereka diam.

Tapi malam itu, untuk pertama kalinya banyak topik pembicaraan yang mereka buka.

"Besok kamu bekerja?"

"Iya, seperti biasa. Memang kenapa?"

"Ehmm... tadinya aku pikir kamu bisa datang ke acara Jaemin besok. Kamu sudah membantunya, mungkin kamu ingin datang dan... melihat?"

"Jam berapa acaranya? Aku akan datang."

Seulgi berkata begitu tanpa berpikir. Dia bekerja di perusahaannya sendiri. Dia bisa datang dan pergi sesukanya kan? Jadi tentu dia bisa membuat waktu untuk datang ke acara anak sahabatnya.

Tapi hal ini berarti dia akan datang mewakili Seungwan. Sebagai ayahnya Jaemin.

Dan akan tampil sebagai pasangan ayah dan anak.

**

The Last True LoveWhere stories live. Discover now