TAK BERARTI

1.9K 284 11
                                    

"Jatuh cinta itu semudah pandangan pertama, tapi menghapusnya sesulit ingin membencinya."

-calvelours

Joohyun berada di kamarnya malam itu. Jaemin sudah terlelap di sisinya. Namun masih ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Siapa dia?"

Ya, dia masih memikirkan wanita bernama Krystal yang baru saja dia temui. Sebagian dari hatinya merasa penasaran, sedangkan sebagian lainnya merasa risau. Entah kenapa.

Dia pun merasa hal ini sudah tidak benar. Tidak semestinya dia memikirkan hal seperti itu.

Bagaimana jika Seungwan melihatku?

Joohyun merasa dirinya perlu kembali meluruskan pikirannya. Keesokan harinya, dia datang ke makam Seungwan. Sudah beberapa hari sejak terakhir kali dia datang kesana, rindu rasanya.

"Hai Seungwan, bagaimana kabarmu?" kata Joohyun sambil menaruh sebuah rangkaian bunga di makam suaminya itu.

Makam itu sering didatanginya. Bahkan ketika suaminya sudah tidak ada, tetap disisinyalah dia dapat merasakan kedamaian. Makam itu seolah menjadi saksi curahan hati Joohyun selama satu tahun ini.

Ketika itu dia pun sadar kembali kalau yang dia cintai adalah Seungwan. Bukan laki-laki lain.

"Kamu selalu berhasil membuatku yakin, Seungwan," kata Joohyun sambil mengusap nisan itu.

Lalu seseorang datang dan berkata, "Apa aku boleh bergabung?"

Joohyun menoleh dan melihat Seulgi datang dengan seikat bunga di tangannya.

Ya, Seulgi datang mengunjungi sahabatnya yang terbaring di bawah makam itu. Dia memang sering datang kesana. Bunga-bunga yang ada di makam itu, jika bukan dari Joohyun maka pasti dari Seulgi.

"Bagaimana hidupmu disana, Seungwan?" kata Seulgi sambil menaruh bunga itu diatas makam, "Pasti kamu bahagia ya."

"Kita hidup dengan baik, tentu dia bahagia disana."

"Ya..." kata Seulgi sambil melihat ke nisan itu seolah berbicara pada Seungwan, "Istrimu hidup dengan baik dan menjaga anakmu dengan sangat baik. Tak heran jika kau sampai begitu jatuh cinta padanya."

Joohyun tersenyum kecil. Namun senyumnya memudar ketika mendengar perkataan Seulgi selanjutnya.

"Karena aku juga merasakannya."

Keduanya hening. Joohyun hanya melihat ke arah Seulgi, seolah ingin mencari penjelasan atas kalimatnya.

Tapi bagi Seulgi, semua sudah begitu jelas. Dia memang menyukai Joohyun, diam-diam. Berawal dari kekagumannya pada ketegaran Joohyun di hari pemakaman Seungwan.

Ya, dia memang seperti seorang teman yang jahat.

Tapi hati tidak bisa dibohongi. Hari itu, Seulgi melihat Joohyun tampak begitu tegar. Dia melihat sisi keibuannya yang entah kenapa dapat menggetarkan hatinya.

Caranya memeluk Jaemin. Caranya menghibur anaknya yang menangis. Semuanya begitu menyentuh bagi Seulgi.

Semakin banyak waktu dia lalui bersama Joohyun, semakin besar juga perasaannya untuk ibu satu anak itu. Setiap momen membuatnya menyadari satu nilai tambah yang ada dalam diri Joohyun.

Dia cantik. Dia pandai memasak. Dia ibu yang hebat. Dia orang yang hangat. Dia sempurna.

"Aku tau kamu milik sahabatku, dan aku pun tidak mengharapkan balasanmu," kata Seulgi, "Aku hanya minta satu hal. Tolong jangan berubah meski kamu sudah tau perasaanku."

Joohyun hanya terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa.

Dia mendapatkan pengakuan cinta dari seorang laki-laki di depan makam suaminya.

Dia benar-benar tidak tahu harus apa.

Sementara itu terjadi pergumulan dalam hati Seulgi. Dia merasa lega karena telah menyampaikan perasaan yang dipendamnya satu tahun ini, tapi... di satu sisi dia juga merasa bersalah.

Khususnya pada Seungwan.

Sejak awal mengenal Joohyun, tidak sekali pun terpikir olehnya kalau wanita itu akan mencuri hatinya. Tidak sekali pun dia menyangka kalau dia akan memiliki perasaan ini padanya.

Namun semuanya memang sudah berubah.

Meski dia menyayangi Joohyun, dia sadar siapa dirinya. Dia sadar kalau perasaannya itu sia-sia. Dia juga tidak mengharapkan Joohyun akan membalas perasaannya.

Dia tau situasinya sulit.

Joohyun juga pasti belum bisa melupakan Seungwan, atau bahkan tidak akan pernah bisa.

Tak apa.

**

The Last True LoveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon