SEMAKIN SAKIT

2.2K 266 15
                                    


"S-saya... hamil?"

"Iya, bu. Untuk pemeriksaan lebih detil, saya sarankan ibu segera ke bagian spesialis ibu dan anak, dan melakukan USG."

Rasanya seperti petir di siang bolong.

Dulu ketika dia dinyatakan hamil, dia sangat bahagia. Tapi perasaannya sekarang ini sangat bertolak belakang.

Situasinya berbeda...

Dia tidak tahu apa dia harus senang atau sedih atau marah.

Yang pasti dia tidak seharusnya hamil disaat sulit seperti ini. Tidak seharusnya ada makhluk hidup yang tinggal di rahimnya sekarang.

Setelah dari dokter tadi, Joohyun pergi memeriksakan diri ke dokter spesialis untuk mengetahui kondisi kehamilannya. Kini ada selembar foto USG ditangannya.

Dia duduk termenung melihat foto itu.

Seolah bertanya apa yang harus dia lakukan.

Sebuah rencana terlintas dipikirannya. Dia rasa malam hari ini dia harus bertemu Seulgi dan memberitau dia semuanya.

Tapi...

"Jangan hari ini. Orang tuaku datang lagi. Besok saja aku akan mampir ke rumahmu sepulang kerja."

Itulah pesan yang diterima Joohyun. Seperti kalah sebelum berperang, rencananya hancur bahkan sebelum dia memulainya.

Dari pesan itu, Joohyun tau kalau kondisinya memang sangat sulit. Orang tua Seulgi sangat tidak menyukainya. Apalagi ketika dia hamil seperti sekarang.

Banyak waktu Joohyun miliki hingga bisa bertemu Seulgi besok malam. Tapi yang ada dikepalanya tetap hanya satu masalah.

Dia hamil dan orang menentang hubungannya dengan ayah dari anak yang dikandungnya.

**

Malam penantian Joohyun pun tiba. Seulgi datang ke rumahnya, seperti yang dia sudah janjikan.

"Apa orang tuamu sudah pulang ke Busan?"

"Ya."

"Apa mereka masih tidak menyukaiku? ...tentu saja."

Seulgi melihat Joohyun dan berkata, "Mereka akan menyukaimu. Mereka hanya butuh waktu."

"Berapa lama?"

"Entahl-"

"Kita tidak punya banyak waktu, Seulgi. Aku hamil."

Mata Seulgi terbelalak. Jantungnya seperti berhenti berdetak mendengar perkataan Joohyun itu.

Joohyun memberikan foto USG janinnya pada Seulgi dan berkata, "Ada anakmu dalam rahimku."

Seulgi membisu. Dia hanya melihat foto USG itu dengan tangannya yang gemetar.

Joohyun tau itu. Ekspresi Seulgi telah mewakilkan seluruh perasaannya. Dia tau kalau Seulgi tidak menginginkan anak itu.

Rasanya semakin sakit bagi Joohyun.

"Apa kamu akan meninggalkanku... dan anak ini?"

**


The Last True LoveUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum