TITIK TERANG

2.1K 266 11
                                    

"Seulgi itu pria yang baik," kata ibu mertuanya Joohyun, "Iya kan?"

"Mmm?"

Joohyun tidak paham apa yang dimaksud ibu mertuanya. Banyak pertanyaan muncul di kepalanya karena perkataan wanita itu.

Apa dia tau hubunganku dengan Seulgi?

Apa dia sedang berbicara sarkas?

Semua pertanyaan itu pun sirna ketika dia mendengar jawaban ibu mertuanya.

"Joohyun, kamu masih muda. Kamu harus meneruskan hidupmu," katanya, "Jika kamu pikir Seulgi tepat, maka jangan lagi ragu padanya."

Terkejut? Sangat.

Tapi pada kenyataannya, ibunya Seungwan memang benar-benar mendukung apapun keputusan Joohyun. Dia menyadari kalau anaknya tidak mungkin lagi bisa membahagiakan Joohyun.

Dan Joohyun masih muda, apalagi ada Jaemin.

Dia melihat kedekatan Seulgi dengan Jaemin dan membuatnya yakin kalau Seulgi orang yang tepat untuk posisi itu.

Selain dekat dengan Jaemin, Seulgi juga dekat dengan Joohyun; ibunya Seungwan tau itu. Dia melihat Joohyun menangis dalam pelukan Seulgi beberapa saat lalu.

Ya dia melihat kejadian itu.

Dia merasa Seulgi orang yang hangat dan mampu menjadi sandaran bagi Joohyun yang rapuh.

Meski sejujurnya berat untuk meminta menantunya untuk melupakan anaknya dan menikah lagi, tapi dia pikir kebahagiaan Joohyun dan Jaemin lebih penting dari itu.

"Ibu mendukung apapun yang akan kamu lakukan. Seungwan juga pasti berpikir hal yang sama."

**

Kamu harus optimis.

Joohyun bercermin sambil menyemangati dirinya sendiri.

Sejak awal dia memang orang yang paling pesimis tentang hubungannya dengan Seulgi. Tapi restu dari orang tua Seungwan sedikit banyak memberinya kepercayaan diri.

Mungkin semua tidak akan jadi sesulit itu, pikirnya.

Dengan semangat itu, dia dan Seulgi menjalani hubungan mereka. Semakin dekat dan semakin dekat. Bahkan sudah selayaknya keluarga.

"Aku rasa aku sudah harus segera bertemu orang tuamu, Joohyun."

Seulgi ingin segera membawa hubungan mereka ke arah yang lebih serius.

"Tapi... apa tidak lebih baik aku bertemu orang tuamu dulu?" kata Joohyun.

Pikir Joohyun, setidaknya orang tuanya sudah mengenal Seulgi. Tapi orang tuanya Seulgi sama sekali tidak tau menau tentang dirinya.

"Itu... itu tidak begitu penting. Apapun keputusan mereka, aku akan tetap menikahimu."

Maksudnya?

Joohyun menemukan sedikit keraguan di awal kalimat Seulgi. Seperti ada sedikit rasa pesimis disana.

"Sudahlah, jangan pikirkan itu," kata Seulgi sambil memeluk Joohyun.

Saat itu Joohyun duduk di tepi ranjangnya, bersama Seulgi yang kini memeluknya dari sisi samping. Malam sudah larut, sepertinya Jaemin sudah tertidur.

Jadi Seulgi bisa dengan bebas bermain dengan Joohyun, kan?

Dia menciumi leher Joohyun, seolah ingin membangunkan nafsu perempuan itu. Awalnya Joohyun tetap sibuk dengan ponselnya, tapi Seulgi geram juga.

"Kamu bisa membeli sepatu itu besok," kata Seulgi mengambil ponsel Joohyun dan menaruhnya di meja.

"Huh?"

**

The Last True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang