SEBUAH DOSA

2.5K 301 9
                                    

"Cinta akan menemukan jalannya sendiri"

-calvelours

"Terimakasih ya, sudah mengajak aku dan Jaemin berlibur," kata Joohyun di depan pintu rumahnya.

Hari liburan telah berakhir, Joohyun, Jaemin, dan Seulgi pun telah kembali. Jaemin telah masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan ibunya dan Seulgi di luar.

"Aku yang harus berterimakasih. Kamu dan Jaemin membuat hidupku lebih berwarna."

"Mulutmu itu benar-benar pandai berbicara ya."

Seulgi tersenyum sangat manis–matanya pun ikut tersenyum. Lalu dia berkata, "Aku pulang dulu ya."

"Mmm..." jawab Joohyun lalu menyambut bibir Seulgi yang datang menciumnya.

Ciuman itu memang hanya sebuah ciuman singkat, tapi tidak mengurangi maknanya sama sekali.

**

Malam itu Joohyun sedang bersiap tidur. Jaemin sudah lebih dulu berbaring di ranjang besar itu. Sesuatu sepertinya mengganggu pikiran bocah itu.

"Eomma..." kata Jaemin, "Apa... Seulgi samchon akan menggantikan appa?"

Tangan Joohyun langsung berhenti dan menaruh kapa situ di atas meja riasnya. Dia masih diam disana, seolah masih mencerna perkataan Jaemin.

"Apa Seulgi samchon akan menjadi ayahku dan menggantikan appa?"

Nada bicara Jaemin tampak datar cenderung sedih. Mungkin bukan sedih, tapi lebih kepada rasa bingung.

Jaemin sudah cukup besar untuk mengerti hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dia pikir Seulgi hanya seorang paman, tapi tampaknya tidak seperti itu lagi.

Sore itu dia melihat ibunya berciuman dengan orang yang dianggapnya paman itu.

Dia memang hanya tau kalau ciuman merupakan ungkapan sayang. Dia juga suka mencium ibunya. Tapi selain dirinya, orang lain yang pernah dilihatnya dicium ibunya adalah mendiang sang ayah.

Jadi ketika Seulgi mendapatkan ciuman itu, bukankah berarti dia seseorang yang sebanding dengan ayahnya?

Joohyun tentu merasa bersalah. Tidak semestinya anaknya melihat hal-hal seperti itu. Dia juga tidak tau harus berbuat apa sekarang.

Penjelasan macam apa yang harus dia berikan.

"Ayahmu tidak akan tergantikan, Jaemin. Dia akan tetap menjadi ayahmu."

**

Sejak Jaemin menanyakan hal itu, Joohyun jadi lebih pesimis tetang hubungannya dengan Seulgi. Seolah benar-benar merasakan definisi dari dunia menolak mereka.

Atau sebenarnya memang dia saja yang terlalu cepat pindah ke lain hati?

Seungwan meninggal kurang dari 2 tahun lalu. Usia pernikahan mereka sudah lebih dari 10 tahun. Tapi di waktu sesingkat ini Joohyun mampu melupakan semuanya.

Hanya butuh kurang dari 2 tahun baginya untuk menggantikan Seungwan dengan laki-laki lain.

"Apa ini sebuah dosa?"

Kata orang, banyak yang berbuat dosa karena dosa membawa kenikmatan. Dosa membawa kebahagiaan fana. Apakah hubungan mereka dapat dianggap sebagai dosa?

Joohyun tenggelam dalam pertanyaan itu.

"Ada apa, Joohyun?" kata Seulgi menyadari ada yang aneh dengan perempuan itu.

Joohyun biasanya banyak bicara ketika mereka sedang bersama. Pasti ada hal yang dia ceritakan. Tapi sekarang dia berubah, seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkannya.

"Jaemin melihat kita kemarin," kata Joohyun, "Dia... melihat kita berciuman."

Dia menceritakan semuanya. Dia membagi keputusasaannya pada Seulgi.

"Apa ini yang kamu maksud... hubungan kita tidak akan berhasil?"

Keduanya diam. Mereka tau persis perasaan mereka, tapi tidak tau harus berbuat apa untuk memperjuangkannya.

"Jaemin akan tetap menjadi Son Jaemin dan Seungwan akan tetap menjadi ayahnya. Aku tidak akan bisa menggantikan itu," kata Seulgi, "Tapi... bisakah aku menggantikan Seungwan dihatimu?"

"Tidak perlu memintaku lagi, Seulgi. Aku rasa... kamu sudah menggantikannya."

Maafkan aku Seungwan... tapi aku benar-benar tidak bisa kehilangan Seulgi. Mungkin aku akan gila bila dia pergi meninggalkanku.

**

The Last True LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora