TIDAK LEBIH BAIK

2.1K 310 3
                                    

"Ketika dunia yang kejam memisahkankan mereka, maka mimpi yang indah akan mempertemukan mereka."

-calvelours

"Seulgi, aku harus pulang dulu. Tolong jaga Joohyun dan Jaemin ya."

Seulgi mendengar suara itu dan dia pun terbangun. Perkataan Seungwan itu hanya sebuah mimpi. Atau lebih tepatnya adalah kenangan yang masuk ke dalam mimpinya.

Karena mimpi itu, Seulgi jadi merasa harus pergi menemui Joohyun.

Dan tentu saja Seulgi benar-benar datang menemuinya.

"Seulgi, ada apa?" kata Joohyun membukakan pintu rumahnya ketika Seulgi datang.

"Tidak ada apa-apa," kata Seulgi, "Bagaimana keadaanmu?"

"...sudah lebih baik."

Sudah satu bulan berlalu sejak kepergian Seungwan. Maka sudah satu bulan juga sejak terakhir kali Seulgi bertemu dengan Joohyun.

Mereka bertemu memang hanya karena Seungwan. Begitu pula hari ini. Seulgi datang menemui Joohyun pun karena Seungwan muncul dalam mimpinya.

Itu pun pasti karena ada sebuah alasan.

"Apa kamu sakit?"

"Hmm?" kata Joohyun heran. Ya dia memang merasa tidak enak badan akhir-akhir ini. Wajahnya pun sedikit tampak pucat.

"Apa kamu mau ku antar ke dokter?"

"Tidak perlu. Istirahat sebentar pun aku akan sembuh."

"Semalam Seungwan datang ke mimpiku. Dia pasti memang ingin aku mengecek keadaanmu. Jadi aku akan mengantarmu ke dokter sekarang."

**

"Nyonya Bae memiliki tekanan darah yang rendah," kata dokter usai memeriksa kondisi Joohyun

Semenjak kepergian Seungwan, Joohyun tidak bisa tidur dengan nyenyak. Nafsu makannya pun datang dan pergi. Membuat tubuhnya menderita hari demi hari.

Tanpa Jaemin disisinya, Joohyun selalu merasa kesepian. Dan ketika kesepian itu datang, maka dia akan mulai menangis lagi.

Satu bulan berlalu tapi kondisinya tidak benar-benar sudah lebih baik.

Namun setidaknya hari ini ada Seulgi yang akan menemaninya.

"Apa sekarang sudah waktunya menjemput Jaemin?" kata Seulgi sambil menyetir.

Sekarang pukul 1.30, sebentar lagi jam pulang sekolah Jaemin. Seulgi dan Joohyun pun pergi untuk menjemputnya selepas dari rumah sakit.

"Samchon? Kenapa samchon ikut menjemputku?" tanya Jaemin yang heran melihat Seulgi datang menjemput bersama ibunya.

"Apa samchon tidak boleh ikut ibumu kesini?"

"Tentu saja boleh!" jawab Jaemin dengan senyum lebarnya.

"Lalu apa yang ingin kamu makan, Jaemin?"

Seulgi membawa Jaemin beserta Joohyun pergi untuk menikmati makan siang bersama. Dia memilih sebuah kids café sebagai tujuan mereka. Tampaknya itu memang pilihan yang tepat.

Jaemin senang sekali bermain bersama anak-anak lain di wahana bermain sederhana yang disediakan di kafe itu.

"Terimakasih ya sudah mengajak aku dan Jaemin kesini," kata Joohyun sambil melihat anaknya tampak riang bermain.

"Bukan masalah besar."

"Sejak Seungwan pergi, aku belum pernah mengajak Jaemin pergi. Dia pasti sangat bosan."

Seulgi melihat Joohyun yang tampak bersedih. Dari tatapan matanya, Seulgi dapat melihat betapa merasa bersalahnya Joohyun pada buah hatinya.

Seulgi hanya diam dan mendengarkan.

"Menurutmu, apakah Seungwan sekarang ini marah karena melihat keadaanku?"

"Aku tau dia pasti marah," kata Seulgi, "Tapi bukan padamu."

Joohyun merasa sedikit heran dengan perkataan Seulgi. Dia melihat ke arahnya dan berkata, "Maksudmu?"

"Dia pasti marah padaku. Sebelum dia pergi, dia memintaku untuk menjagamu dan Jaemin. Tapi aku bahkan lupa aku pernah berjanji begitu. Sampai semalam dia datang ke dalam mimpiku."

"..."

"Aku tidak tau maksudnya apa tapi... jika kamu butuh bantuan, kau bisa menghubungiku."

Joohyun tidak tau harus berkata apa. Mendengar perkataan Seulgi, membuat Joohyun semakin menyayangi Seungwan. Dan hal itu semakin membuatnya terluka.

Dia berusaha keras untuk membendung air matanya.

"Ingat janjimu pada Seungwan. Kamu bilang kamu akan hidup dengan baik, maka lakukanlah."

** 

The Last True LoveWhere stories live. Discover now