BERUNTUNG

2K 269 13
                                    

Jaemin berlari menuju ke pintu depan rumahnya, hendak menyambut tamu yang datang.

Rupanya itu Seulgi. Malam itu dia datang masih dengan setelan kemeja berdasinya.

"Jaemin? Mana ibumu?"

Bukannya Seulgi tidak ingin bertemu dengan Jaemin, tapi biasanya Joohyun yang membukakan pintu. Joohyun juga belum membalas pesannya sejak tadi siang.

"Eomma sakit, samchon. Sekarang sedang tidur," jawab Jaemin.

Sakit?

Seulgi menghampiri Joohyun di kamar tidurnya. Benar kata Jaemin, Joohyun memang sedang tertidur pulas.

Tapi Joohyun terbangun ketika Seulgi melangkah mendekat. Dia seseorang yang mudah terbangun dari tidurnya.

"Kata Jaemin, kamu sakit? Sakit apa?"

"Hanya pusing dan lemas. Nanti juga hilang sendiri."

Seulgi pikir, Joohyun sakit karena terlalu memikirkan perkataan ibunya. Sejak pertemuannya dengan sang ibu beberapa hari lalu, Joohyun banyak diam.

"Jangan terlalu banyak memikirkan masalah. Lihat, kamu sampai sakit."

Sebenarnya yang dikatakan Seulgi memang ada benarnya. Joohyun terus memikirkan perkataan ibunya Seulgi, yang artinya juga dia memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Seulgi.

Tapi dia mencoba lebih iklas akhir-akhir ini.

Apapun yang akan terjadi, terjadilah.

**

Seulgi memasak di dapur rumah Joohyun. Kemampuan masaknya memang tidak seberapa, tapi setidaknya dia berusaha. Membuat bubur tidak akan sesulit itu kan?

Seperti seorang ayah yang baik, dia juga membuat makan malam untuk Jaemin. Sepiring nasi goreng adalah menu yang dia pikir dia bisa buat untuk anak itu.

"Mmm... tidak seenak buatan eomma, tapi ini juga enak, samchon!" kata Jaemin penuh semangat.

Seulgi tertawa kecil melihat reaksi Jaemin menikmati nasi goreng sederhana buatannya. Dia pun segera menyiapkan bubur untuk Joohyun ketika sudah beres dengan Jaemin.

"Makan dulu, Joohyun."

Joohyun merasa sangat beruntung. Dulu Seungwan yang mengurusnya, kini ada Seulgi. Pasti berat jika dia melalui semuanya sendiri tanpa Seulgi.

"Apa rasanya masih manusiawi?" tanya Seulgi ketika Joohyun menyuap masakannya.

"Sedikit hambar. Tapi tidak apa-apa, garam membuat kita darah tinggi."

"Jangan mengejek. Hah... sepertinya aku harus ikut kelas memasak."

Joohyun terkekeh. Makan malam itu memang sederhana tapi terasa spesial.

**

Hari yang baru lagi. Kondisi Joohyun tidak jauh berbeda. Kepalanya masih terasa sakit, justru kini dia juga merasa ada yang tidak beres dengan perutnya.

Pagi itu, selepas kepergian Jaemin ke sekolah, seperti biasanya Joohyun sibuk membereskan rumah. Dia sedang mengumpulkan pakaian kotor hendak mencucinya.

Tapi perutnya benar-benar bermasalah.

Dia berlari ke kamar mandi, memuntahkan semua isi perutnya. Tubuhnya kini terasa lemas, bersamaan dengan sakit kepalanya yang mulai terasa parah.

Apa yang salah denganku?

Joohyun punya riwayat maag. Mungkin itu penyebabnya. Dia pun pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. Dia harus segera sembuh agar tidak merepotkan Seulgi dan menelantarkan Jaemin.

Tapi pertanyaan-pertanyaan aneh justru dia terima dari dokter yang memeriksanya.

"Kapan terakhir kali ibu menstruasi?"

"Ya? Eehmm..." Joohyun terkejut sekaligus bingung. Pertanyaan itu terasa sulit karena dia sendiri tidak sadar kalau bulan ini dia belum datang bulan.

Tidak berhenti disitu, dokter itu pun bertanya lagi, "Apakah ibu melakukan hubungan intim sekitar 3-4 minggu lalu?"

Ada apa ini... kenapa...

"Rasa mual dan sakit yang ibu rasakan ini bukan karena maag, tapi karena ibu sedang mengandung."

"S-saya... hamil?"

**

The Last True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang