Seventeen

574 66 29
                                    

Aku membuka mata perlahan karena mendengar suara-suara aneh. Itu Jae oppa yang tengah mengigau. Entah membicarakan apa. Ia tertidur sambil duduk di sampingku. Tangannya melipat di dada, sedangkan kepalanya bersandar di dinding. Mungkin ia menunggui semalaman, padahal demamku sudah reda.

Ini gara-gara Sungjin oppa.

Ah, tunggu! Pipiku rasanya kembali terasa panas kalau mengingat kejadian waktu itu. Aku tak pernah membayangkan hal itu sebelumnya, sungguh, tak pernah sekalipun.

Kami berdua terkejut karena mendengar pintu depan terbuka. Setelah itu, aku menjadi salah tingkah. Merapikan rambut atau pakaian, bahkan pajangan di dinding. Bodoh sekali. Sedangkan Sungjin oppa terlihat langsung berdiri dan menyimpan Atom di tempatnya.

Tak lama kemudian, Jae oppa dan Brian oppa masuk ke kamar sambil menyerahkan bungkusan obat.

"Sorry, Brian lama banget nunjukin jalannya. Muter-muter," ujar Jae oppa. Sementara Brian oppa hanya tersenyum sambil menggaruk kepala.

"Gak apa, aku udah baikan, kok!" jawab Sungjin oppa.

"Hey, Park Jieun! Ngapain kamu ngelapin jam dinding?"

Aku tersadar saat menoleh ke depan dan mendapati sebuah jam dinding menempel di sana. "A-aku, mau beresin ini, kok!" seruku sambil meraih mangkuk dan gelas bekas makan tadi, kemudian berlari melewati mereka menuju dapur.

Terdengar tawa samar dari dalam kamar, entah mereka sedang membahas apa sedangkan aku mencuci peralatan di dapur. Rasanya pikiranku masih kacau dan belum berjalan seperti biasanya.

"Go home!" ajak Jae oppa yang menghampiriku.

"Okay, let me finish this." Aku segera mempercepat semuanya, lalu bersiap untuk pulang.

"Maaf karena kalian harus repot-repot datang kemari," gumam Sungjin oppa.

"Take it easy, Bro! Kita kan keluarga."

"Heol!" ujarku begitu saja saat mendengar kata keluarga antara kakakku dengan Sungjin oppa.

"Why? What's wrong?"

Aku menutup mulut rapat-rapat, sedangkan Sungjin oppa tampak tersenyum menyebalkan dan menoleh ke arah lain.

"Kayaknya Jieun kecapean. Istirahat, ya!" Brian oppa tersenyum sambil menyentuh pundakku.

"Okay, we're going home! Bye!" Jae oppa menyingkirkan tangan Brian oppa lantas merangkulku sambil melambaikan tangan.

Aku menghela napas. Sejak saat itu kami tak lagi bertemu, pun tak ada penjelasan dari Sungjin oppa mengenai tindakannya hari itu.

What are we?

Are we in a relationship, now?

Aku beranjak untuk mandi dan membereskan rumah yang sempat terbengkalai kemarin karena seharian terbaring di tempat tidur. Terakhir adalah mengumpulkan sampah dan membuangnya ke luar. Baru saja membuka pintu, tiba-tiba terlihat sosok Sungjin oppa yang berdiri di sana sedang mengacungkan tangan. Sepertinya hendak memencet bel, tapi tak sempat.

Kami saling pandang tanpa mengucap apa-apa. Hari ini pun ia terlihat keren dan sepertinya sudah sembuh seperti sediakala.

"Jae bilang kamu sakit makanya gak bisa ikut latihan hari ini," gumamnya setelah sekian lama.

"Iya, tapi udah baikan, kok."

"Maaf, gara-gara aku, ya?" Suaranya kini nyaris tak terdengar.

Aku tersenyum kecil lantas menggeleng. "Nggak, mungkin kecapean aja."

WYLS | Park SungjinWhere stories live. Discover now