Fourteen

542 72 15
                                    

Aku berjalan cepat, setengah berlari. Tak ingin mendengar apa pun yang mungkin saja dilontarkan oleh Sungjin oppa setelah pernyataan sukaku barusan.

Pintu masih terkunci. Beruntung kakakku itu belum pulang. Aku langsung membukanya dan segera masuk ke dalam kamar.

"Yaaaaak!" teriakku cukup kencang.

Setidaknya sedikit menghilangkan perasaan gugup dan malu. Setelah itu, aku tertawa dan berguling di atas tempat tidur. Mungkin aku sudah gila. Biarlah. Setidaknya tak akan menyesal seperti kalau sampai aku tak pernah mengatakannya.

Aku melihat Bang dan kantong kecil yang berada di ujung bantal sebelum berguling tadi.

"Aku tak akan menghilangkanmu lagi kali ini," gumamku sambil menepuk kepala Bang beberapa kali.

Lalu, kuraih ponsel baru pemberian orang itu. Sama persis seperti miliknya yang memang lebih bagus dari punyaku sebelumnya. Aku beranjak, mengambil ponsel lama dan membongkarnya. Semoga saja kartu-kartu di dalamnya tak bermasalah.

Setelah selesai memasang semua dan menyalakannya, aku mulai mengatur akun di dalamnya agar bisa terhubung dengan akun-akun lamaku. Tiba-tiba saja, beberapa pemberitahuan masuk. Syukurlah semua berfungsi seperti sedia kala.

Oh, tunggu! Bukankah ini email yang kukirimkan pada sebuah universitas tepat sebelum kejadian tenggelam itu. Ada balasannya.

[Selamat pagi, Nona Park Jieun.

Kami tertarik untuk mengundang band Day6 sebagai pengisi acara kampus kami. Kami harap Anda bisa menghubungi kami segera untuk masalah teknisnya. ]

Omo! Kapan ini? Beberapa hari yang lalu? Sungguh? Aku langsung menghubungi nomor yang tertera di kiri bawah identitas sang pengirim.

"Halo?" tanya suara di seberang sana setelah dering ketiga.

"Selamat sore. Apakah ini Tuan Lee? Saya Park Jieun. M-manajer Day6."

"Ah, benar. Selamat sore, Nona. Saya coba menghubungi Anda beberapa hari yang lalu, tapi Anda tak bisa dihubungi sama sekali."

"Ah, mohon maaf. Ada sedikit masalah dengan handphone saya. Lalu, apakah Anda mengizinkan kami melakukan busking di universitas?"

"Tidak, saya menghubungi bukan untuk busking. Tapi mengisi acara perayaan di sini."

Ia kemudian menjelaskan bahwa mereka tertarik dengan lagu demo yang kukirimkan, juga telah melihat profile member yang sudah dibuat waktu itu.

"Kebetulan, salah satunya adalah alumni kampus ini. Kang Younghyun."

"Ah, s-sungguh?"

"Benar. Kami hampir saja membatalkan kalian karena tak kunjung ada konfirmasi. Tapi, kemarin kami mencoba untuk menghubungi Younghyun-ssi, dan dia bilang kalian siap untuk mengisi acara."

"Tentu saja! Tentu saja kami siap! Terima kasih banyak!" seruku dengan semangat. Mungkin Tuan Lee pun bisa mendengar seberapa bahagianya aku.

"Kalau begitu, saya akan mengirimkan rincian dan jadwal acara lewat e-mail."

"Silakan! Kalau kita perlu bertemu untuk membicarakannya pun, saya siap kapan saja."

"Baik, nanti saya kabari lagi."

***

Aku menyuruh Jae oppa untuk mengabari teman-temannya perihal undangan itu. Ia bilang mereka sangat senang dan siap berlatih dengan semangat. Tentu saja, karena aku tahu mereka sudah bekerja dengan keras dan sangat mencintai panggung.

"Jieun-ah!" panggil seseorang.

Aku menoleh dan melihat Brian oppa tengah berlari ke arahku sambil menggendong sebuah ransel. Kami berjanji untuk bertemu dengan Tuan Lee di universitas tempatnya bersekolah dulu.

WYLS | Park SungjinWhere stories live. Discover now