The Wedding

112 4 4
                                    

💐💐💐

Waktu menunjukkan pukul sebelas siang. Taman dengan hiasan yang didominasi warna putih itu semakin ramai. Satu per satu pria dan wanita berpakaian rapi memasuki gerbang, lantas duduk di kursi dan meja yang telah disiapkan. Sementara itu, di dekat pintu masuk, sang mempelai pria bersama orang tua mempelai tengah menyambut para tamu. Tak lama kemudian, tiga orang pria berjas masuk dan langsung memeluk mempelai pria bergantian.

"Oh my god, so handsome," seru Brian.

"Yes, handsome! Tampan dan menawan," sahut Dowoon.

Sungjin mendadak merasa geli di sekujur tubuh mendengar kata-kata pujian --yang terdengar sedikit mengejek-- itu.

"Selamat ya, Hyung!" ujar Wonpil. Ia melambaikan tangan pada kekasihnya, Cindy, untuk pergi menghampiri mempelai wanita di dalam.

"Terima kasih kalian udah datang." Sungjin menepuk bahu mereka satu per satu. "KangBra, kau tak mengajak Bu Dokter itu, huh?"

"Maaf, Hyung. Dia sedang sibuk." Brian menyerahkan buket bunga yang cukup besar ke arah Sungjin.

"Itu Jae Hyung? Kok kayak pengemis?" tanya Dowoon pada seorang pria yang sedang memeluk lutut di belakang.

"Masih belum baikan sama Jieun?" tanya Wonpil.

Jae hanya menggeleng.

"Udah aku bilang Hyung bercandanya keterlaluan dan aku juga kena marah. Untung Jieun gak sampai batalin nikah."

"Diam kamu Sungjin! You never on my side," sanggah Jae cepat.

Dowoon terkekeh mengingat hyung-nya itu bercerita tepatnya dua hari yang lalu, saat Jae bergegas pulang setelah jadwal solonya di suatu tempat. Ia merencanakan sebuah kejutan untuk adiknya yang hendak mengadakan resepsi lusa, berkata bahwa ia tak bisa pulang dan tak mau menukar jadwal konser hanya untuk menghadiri acara itu. Sungjin sudah memperingatkannya, karena kebetulan mood Jieun sedang naik turun akibat gugup menjelang hari-H. Tapi Jae tetap bersikukuh dengan rencananya. Akhirnya, malam itu ia harus mendapat umpatan dan tangisan dari Jieun yang sudah kadung sedih dan sangat kesal karena perkataan kakaknya.

"Aku gak ikutan, ya." Dowoon mengangkat tangan sambil menggedikkan bahu.

Sementara itu, di dalam bridal room, Jieun menarik dan membuang napas dengan sedikit berat. Seorang perias masih merapikan anak rambut dan veil di kepalanya. Beberapa teman dekat bergantian meminta berfoto bersama. Tak begitu banyak, karena ia dan Sungjin sepakat untuk menggelar pesta hanya dihadiri oleh orang terdekat saja. Lebih khidmat dan tanpa tertangkap media.

Cindy tersenyum lantas menghampiri Jieun dan langsung memeluknya. "Jieun-ah, selamat, ya."

"Cindy! Terima kasih. Mataku masih sembab gak, ya?" tanya Jieun sambil mencoba menatap Cindy.

"Nggak, kamu cantik." Cindy merapikan veil Jieun dan mengeluarkan ponsel untuk memotretnya, lantas menunjukkan hasilnya agar pengantin itu percaya. Riasan dan penampilannya memang baik-baik saja. Hari ini Jieun mengenakan gaun pengantin lengan panjang dengan aksen brukat di bagian atasnya, sedangkan bagian bawahnya terlihat lebih sederhana.

 Hari ini Jieun mengenakan gaun pengantin lengan panjang dengan aksen brukat di bagian atasnya, sedangkan bagian bawahnya terlihat lebih sederhana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WYLS | Park SungjinWhere stories live. Discover now