One

2K 121 12
                                    

"Oppa, aku ikut!" rengekku pada Jae oppa yang sudah berjalan lebih dulu sambil menggendong gitarnya.

"Tunggu di rumah!" serunya, tanpa berbalik sedikit pun.

Aku mempercepat lariku mengikutinya. Ia bilang hari ini akan bertemu dengan teman-teman satu band di suatu tempat. Yang kutahu, Dowoon juga salah satunya. Dowoon adalah temanku saat SMA, sejak sekolah ia memang pintar bermain drum.

"Aku bilang tunggu di rumah, ish!" Jae oppa menatapku kesal lantas masuk ke dalam bis yang berhenti tepat di hadapannya.

Segera berjalan mengikuti, aku duduk di kursi belakangnya dan menyandarkan punggung di sana. "Aku ingin ketemu Dowoon," gumamku.

Namaku Park Jieun. Adik satu-satunya Park Jaehyung. Usia kami hanya terpaut tiga tahun. Setelah menyelesaikan kuliah dan keluar dari pekerjaan di California, aku kembali ke Korea.

Bus melaju melintasi jalanan yang cukup padat. Aku hanya duduk menatap ke luar jendela. Sesekali melirik kakakku yang hanya terlihat bagian belakang kepala dan juga ujung case gitarnya. Ia kakak yang cukup protektif. Entah mengapa ia selalu melarangku untuk melihat penampilan dan teman-teman bandnya.

Saat berhenti di sebuah halte dekat taman kota, tiba-tiba Jae oppa berdiri dan beranjak turun. Buru-buru aku mengekorinya tanpa banyak bertanya. Ia berjalan menuju sebuah perkumpulan yang berada di sudut taman. Mereka terdiri dari beberapa orang lelaki, juga peralatan bermain band.

"Hyung!" panggil salah satu dari mereka.

"Oh!" Jae oppa melambaikan tangan dan menghampirinya.

Mereka saling berjabat tangan dan memeluk satu sama lain. Aku hanya berdiri mematung beberapa meter dari mereka, sedikit ragu untuk mendekat.

"Jieun-ah!" panggil Dowoon.

Ah, ia melihatku. Aku tersenyum lebar dan melambai ke arahnya.

"Sini! Sini!" Ia balas melambaikan tangannya ke arahku.

Aku segera berlari menghampirinya. Ia menyambut dan mengulurkan tangan. Kami saling berpegangan dan tertawa. Ia dan aku memang sangat dekat.

"Gimana kabarmu?" tanyanya.

"Great! Owah, kamu makin keren aja, deh!" Aku memukul lengannya beberapa kali.

"Adikmu?" tanya salah seorang dari mereka.

"Um, yeah! Park Jieun." Jae oppa menjawab dengan sedikit malas.

Aku hanya tersenyum dan membungkuk ke arah mereka.

"Ini Wonpil, Brian, eh, YoungK. Lalu, Sungjin." Kakakku menunjuk mereka satu per satu.

Para oppa itu tersenyum ramah. Mereka juga sangat tampan. Aku tak mengerti kenapa Jae oppa sangat melarangku bertemu dengan mereka. Takut aku menyukai salah satunya, huh?

"Ayo kita bersiap!" ajak oppa yang bernama Sungjin.

"Tonton di sana!" Dowoon menunjuk sebuah kursi tak jauh dari panggung kecil ini.

Aku mengangguk dan beranjak duduk di sana. Mereka semua bersiap, mulai menyetel alat-alat musik dan mencobanya. Beberapa orang mulai berkumpul untuk menonton. Setelah semua siap, sebuah lagu terlantun dengan merdu di telinga.

Daebak!

Mereka semua pandai bernyanyi, termasuk Dowoon meski bagiannya sedikit. Bukankah sangat sulit untuk bernyanyi sambil bermain alat musik? Oh, kakakku pun memiliki banyak penggemar. Saat ia bernyanyi, banyak yang bersorak untuknya. Ah, mereka sangat keren. Lagunya pun mudah diingat. Tak sia-sia aku memaksa ikut untuk datang kemari.

WYLS | Park SungjinWhere stories live. Discover now