part 21

1.2K 31 0
                                    



VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!!

********

Xavier menidurkan arkeyna di kasur mereka , sembari menunduk menatap wajah arkeyna prihatin.
"Arkeyna bangunlah." Ucapan xavier kali ini membuat tanda-tanda jika arkeyna akan bangun.

Tanpa kesadaran sepenuhnya . Arkeyna mengucapkan nama xavier.
"Xa..xavier." panggil arkeyna kecil , di sela-sela kesadarannya.

"Hey .apa kau tak lelah tidur berjam-jam , hmm?". Senyum xavier terukir , akhirnya arkeyna sudah sadar , ke khawatiran itu sudah hilang entah kemana , bergantian dengan ke senangan.

"Xavier , ada apa dengan ku?". Tanya arkeyna , membuat xavier tak tahu ingin menjawab apa.

"Tidak ada apa-apa." Balas xagier bohong , sembari mengelus puncak rambut arekyna , sayang  . Entah apa yang xavier rasakan akhir-akhir ini.

Dengan pelan xavier membantu arekyna duduk , sembari memberikan arkeyna segelas air putuh , untuk membasahi tenggkrokannya .
"Minumlah."ucap xavier pelan.

Arkeyna mengangguk , sembari mengambil segelas air putuh di tangan xavier , lalu meminumnya hingga tandas.

"Kau sudah tak apa-apa."
Tanya xavier kecil.

"Hanya sedikit pusing." Jawab arkeyna , sembari menyentuh kepalanya , lalu memenjamkan matanya.

"Baiklah . Kalau begitu kau istirahat dulu , lalu kita berjalan-jalan setelahnya.

"Apa kau gila ? Kau menyuruhku istirat , setelah aku baru saja bangun dari tidurku selama berjam-jam." Proter arkeyna kesal. Xavier terkekeh kecil , sembari kembali mengelus puncak rambut arkeyna. Arkeyna yang merasakan elusan tangan xavier , membuatnya nyaman . arekyna benar-benar ingin memberhentikan waktu saat ini , ia ingin kerasakan elusan xavier terus dan seterusnya . Tanpa sadar ia memenjamkan matanya menikmati setiap elusan xavier . Xavier yang melihat itu , tersenyum kecil .

"Baiklah kalau begitu , kita jalan-jalan sekarang , bagaimana ?". Tawar xavier.

"Tidak . Kita akan pergi setelah kau tidur dulu ." Tolak arkeyna . Arkeyna menolaknya , akibat ia melihat di bawah mata xavier , tercetak jelas kantung matanya yang menghitam itu . Ia takut xavier akan sakit . Ralat menyusahkan.

"Tak apa ." Balas xavier , lalu melanjutkan ucapannya.
"Sekarang siap-siap lah , setelah itu kita berangkat.

"Tap-." Belum sempat arkeyna menyelesaikan protesnya . Namun yang xavier lakukan membuat arkeyna tidak jadi menyelesaikan ucapannya.
Bukannya memprotes , malah memekik.

"Xavier!! , turunkan aku." Pekik arekyna . Well , xavier mengangkatnya , seperti karung beras yang di angkut oleh petani.

Xavier menurunkan arekyna , tepat di depan kamar mandi .
"Mandilah." Ucap xavier , tersenyum miring.

"Aku bilang aku tak mau xavier."

"baiklah , kuberi pilihan . Satu , kau mandi sekarang , atau dua aku yang akan memandikanmu." Tawar xavier , sembari menahan tawanya melihat ekspresi arkeyna.

"Itu bukan pilihan xavier. " tolak arkeyna.

"Dengan jawabnmu yang seperti itu . Aku tahu , kau memilih pilihan ke dua ." Goda. Xavier , sembari ingin menggendong arkeyna lagi . Belum sempat ia benar-benar menggemdong arekyna . Namun arkeyna sudah terkebih dahulu masuk ke dalam kamar mandi . Mana mungkin ia mau di mandikan oleh xavier .

Xavier terkekeh pelan , mekihat tingkah laku arkeyna , yang keras kepala . Akhir-akhir ini xavier selalu bingung oleh perasaannya . Arkeyna orang yang satu-satunya orang yang bisa membuat dirinya tersenyum bahkan tertawa . Xavier juga merasakan kenyamanan setiap mereka berdua . Hatinya selalu menghangat setiap kali melihat arkeyna , yang tertawa , tersenyum . Sampai merona , itu karna terlihat menggemaskan.

Xavier yang menyadari dirinya yang berfikir seperti itu . Menyentil dahinya sendiri.
"Mana mungkin kau mencintai arkeyna bodoh , di hanya istri sementaramu , bukan selamanya ."
Gumam xavier kecil , nyaris tak terdengar . Tapi mengucapkan itu sendiri , xavier merasakan hatinya menolak dengan perkataannya sendiri.

Di lain sisi , arkeyna sudah selesai mandi , bahkan telah memakai handuk . Arkeyna beridiri di depan cermin besar , menatap dirinya . Bahakan sampai sekarang jantungnya tak berhenti berdebar-debar tak karuan , arekyna menyentuh dada bagian kirinya . Merasakan betapa menggebu-gebunya jantungnya berdetak di dalam sana . Sekarang arkeyna mengakui bahwa memang benar ia mempunya perasaan dengan xavier , tapi entah perasaan itu . Entah itu , cinta , atau hanya perasaan kenyamanan saja . Tapi hatinya menolak jika itu perasaan kenyamanan kedekatannya dengan xavier . Hatinya lebih memilih jika itu perasaan cinta . Entah apa perasaan itu . Tatapannya terbuyarkan , oleh ketukan dari luar , ia bergegas untuk keluar . Menghampiri xavier yang menunggunya di depan kamar mandi.

Arkeyna membuka pintu , dan tatapannya langsung bertemu dengan xavier.
"Apa ada yang salah" Tanya arkeyna kebingungan , melihat xavier yang melongo menatapnya . Bagaimana tidak , arkeyna keluar dari kamar mandi , hanya memakai handuk yang menutupi setengah tubuhnya . Sudha pasti kalian tahu , bagaimana jika laki-laki melihat ini.

Xavier terbuyarkan oleh ucapan arkeyna , dan dengan cepat ia menuju ke walk in closet . Kalau tidak ia pergi segera . Xavier pastikan ia akan menerjang arkeyna habis-habisan.

Arekyna yang melihat itu mengeryikkan dahinya bingung . Tidak mau mengambil pusing , arkeyna memutuskan menyusul xavier yang ada di wolk in closet , ia juga ingin memakai baju.

"Cepat pakai bajumu." Ucap xavier , tanpa menatapnya . Xavier yang membelakanginya . Xavier enggan menatap arkeyna , takut ia akan benar-benar menerjang arkeyna saat ini juga.

"Dimana bajuku ." Tanya arkeyna kebingungan . Xavier menyuruhnya memakai baju , sedangkan ia tak membawa baju satupun . mereka hanya membawa koper-koper tanpa barang apapun . Xavier hanya bilang , ia akan membeli baju setelah sampai di sini. Dan sekarang satu bajupun ia tak punya . Dan semuanya hanya baju xavier.

Xavier menghembuskan nafasnya kasar , sembari mengeluarkan ponselnya dari saku celananya , well xavier ingin menghubungi albert . ke deringan ke dua , albert baru mengangkatnya.

"Ada apa tuan?". Tanya albert , di seberang sana .

"Mengapa kau belum membawakan pakaian yang ku beri tadi ?". Tanya xavier balik . Ia benar-benar kesal dengan albert .

"Maaf tuan , saya haru saja menuju mansion anda ."ucap albert .

Xavier menghembuskan nafasnya kasar . Sebelum memutuskan hubungan telepon , ia menyuruh albert cepat.
"Cepat." Putus xavier secara sepihak , tampa mau menunggu balasan dari albert.

**********

Maaf kegantung yah .

Jangan lupa vote terlebih dahulu , sebelum membaca part selanjutnya . Komen yang banyak-banyak biar aku semangat ngetiknya . Jangan lupa juga follow akun ini .

Simpan cerita ini ke library kalian yah!!!

Love , Risda.

Love you , all.

See you next part.

A PAINTFUL MEETING Where stories live. Discover now