32. Good Bye, Byne

386 91 29
                                    

Pak Bry juga seorang dokter- dahulu, sebelum ia memutuskan untuk berhenti karena suatu insiden yang tak dapat ia lupakan sampai sekarang.

Pak Bry memeriksa keadaan Alfa, ia memasangkan infus ditubuh Alfa. Kebetulan, ruangan ini memiliki banyak peralatan medis dan juga stok obat, terutama obat untuk penyakit Byne.

Satu jam berlalu, orang tua Alfa menyusul kekediaman Zulkaraen lalu meminta maaf untuk Kejadian yang Alfa lakukan sesaat yang lalu.

Pak Bry tak menganggap ini sebuah kesalahan, ini memang suatu kejadian yang pasti mungkin terjadi. Lalu mereka berempat berencana untuk mengajak Alfa untuk berziarah ke makam Byne esok hari.

Tetapi, mungkin itu akan gagal. Alfa sudah sadar dan meminta untuk berziarah sekarang juga. Pak Bry menahannya, tetapi ia terlalu keras memaksa. Alhasil mereka semua berangkat waktu itu juga.

Tepat disebuah makam yang bertuliskan Olive Byne Zulkaraen, Alfa terdiam membisu. Ia terduduk disamping makam itu sambil menatapnya lekat.

"B-b-byne? Apa kabar?" Ujarnya sambil mengelus nisan itu lembut sambil memaksa untuk tersenyum.

Siyal, Alfa tampak seperti orang yang paling menyedihkan di dunia ini. Orang tuanya sendiripun tak sanggup melihat anaknya seperti ini, lalu mereka mencoba membujuk Alfa untuk pulang.

Gagal, Alfa tak menjawab apa-apa. Yang Alfa lakukan hanya meneteskan air mata sambil mencoba tersenyum dihadapan makam Byne ini.

"Kalian pergilah, aku berjanji akan kembali nanti. Ijinkan aku disini sebentar lagi- dengan kekasihku."

Selesai penuturan Alfa itu, kedua orang tua Byne pergi. Lalu disusul oleh kedua orang tua Alfa, mereka semua pulang menyisakan Alfa seorang diri.

30 menit berlalu, Alfa tetap setia menemani makam itu sambil terus-menerus mengelus nisan yang masih baru bentuknya itu.

Tiba-tiba hujan mulai turun, semakin deras dan semakin deras rasanya. Tak lupa diiringi dengan bunyi Guntur yang melengkapinya, tetapi semua ini tetap tak membuat Alfa pergi.

Alfa tak peduli situasi, tak peduli kesehatannya, dasar bodoh.

Dari sudut lain, tepatnya dari depan toko di gerbang makam terlihat seorang perempuan yang sedang melindungi diri dengan sebuah payung berwarna hitam.

Perempuan itu termundur langkahnya ketika melihat seorang lelaki sedang bersandar di makam yang ia kenal.

"Mengapa orang itu tak pergi? Apakah dia tak lihat sekarang sedang hujan?" Ucap perempuan itu.

Perempuan itu lalu menutup payungnya dan meninggalkan payung itu tepat disebelah gerbang, bertujuan agar Alfa dapat mengambil payung ini untuk ia pulang.

Perempuan itupun lalu berlari masuk kedalam mobilnya. Lalu menyandarkan tubuhnya.

"Maaf Al, aku telah berbohong. Itu bukan calon tunanganmu, itu bukan Byne, itu bukan Olive Byne Zulkaraen, itu bukan aku."

Ya, perempuan yang dimaksud sekarang adalah Byne. Ia sengaja datang hari ini untuk berziarah ke makam seseorang yang memakai namanya itu. Tetapi sialnya ia malah bertemu dengan laki-laki yang seharusnya tak ia temui lagi, untung saja Alfa tak melihatnya tadi.

Hiraeth.Where stories live. Discover now