30. Tanpa Dirinya

186 77 49
                                    

Nando yang masih meminta maaf kepada Byne itu lalu dikejutkan oleh seorang perawat yang mengetuk pintu ruangan Byne dengan kencang.

"Iya, ada apa?" Ujar Byne keluar.

Perawat itu tampak kehabisan nafas karena berlari, "Dokter Byne, Ada korban kecelakaan parah yang sedang dibawa kerumah sakit. Anda dipanggil oleh Dokter Wijaya keruangan-nya sekarang."

Byne mengangguk lalu masuk kedalam ruangannya dan memakai jas putih kebanggaannya itu.

"Silahkan pergi, saya ada urusan." Ucap Byne kepada Nando.

Nando tampak sedikit mengerutkan keningnya, "Perasaanku tidak enak, tolong jika ada apa-apa hubungi aku."

Byne tak menghiraukan ucapan Nando lalu pergi keruangan seniornya, "Maaf saya terlambat." Ucap Byne lalu duduk dimeja panjang yang sudah banyak di isi oleh dokter-dokter bedah yang bekerja malam ini.

"Malam ini orang kita sedikit sekali, ada 2 korban yang harus segara ditangani. Kita belum tahu pasti bagaimana keadaan lebih lanjut dari mereka. Jadi mohon kerjasama-nya.

Kita akan dibagi 2 tim, tim kanan akan memeriksa penabrak dan tim kiri akan memeriksa korban yang ditabrak." Jelas dokter Wijaya panjang lebar.

"Baik, dokter." Ujar semua orang didalam ruangan itu.

Mereka semua mulai melakukan persiapan masing-masing, mulai dari berjaga di UGD dan menyiapkan ruangan operasi yang jelas akan dibutuhkan nantinya.

"Byne, di tim kiri hanya kita berenam jadi tolong usahakan semampunya."

Byne mempersiapkan semua alat untuk ruang operasi, dan semua sudah selesai. Selesai Byne melakukannya, ia lalu berjalan keruang UGD untuk membantu tim-nya.

Setengah jalan, ia mendapat telepon dari teman satu tim-nya.

"halo?"

"DOKTER BYNE SEGERA-LAH KEMARI."

Byne lalu menutup telponnya dan berlari menuju ruang UGD. Sesampainya di ruang UGD itu, Byne lalu mendatangi dokter Yudha yang beberapa saat lalu menelponnya.

Kurang dari selangkah lagi Byne mendatangi dokter Yudha, kakinya bergetar hebat dan ia-pun terjatuh.

"DOKTER BYNE, APA KAU BAIK-BAIK SAJA?" Ucap dokter Yudha.

Byne tak dapat berkata apa-apa lagi lalu ia berdiri dan tersungkur disamping brankar sang korban yang penuh dengan darah disekujur tubuhnya itu.

"Dokter Byne, ayo lah bekerja. Jangan terlalu emosional kepada pasien." Ucap dokter senior lainnya.

"DOKTER BYNE, APA KAU TIDAK DENGAR?" Kali ini giliran dokter Wijaya yang membentaknya karena dinilai tak konsisten dalam pekerjaannya sekarang.

Dokter senior lain lalu membantu Byne untuk berdiri, "Dok, tolong profesional lah."

Byne menangis dan membentak semuanya, "BAGAIMANA AKU BISA BERSIKAP TENANG JIKA SOSOK YANG SEKARAT DIHADAPANKU INI ADALAH CALON TUNANGANKU?"

Dokter yang ada di tim ini-pun terdiam semua sampai ketika korban mengalami reaksi ditubuhnya.

Byne ambil posisi dalam penanganan awal kekasihnya ini, sebelum operasi dimulai.

Hiraeth.Onde histórias criam vida. Descubra agora