Bingung [2]

1.2K 584 393
                                    

-revisi-

Alfa kaget, ia? Pacaran dengan Byne? Membayangkannya saja tidak sanggup untuk Alfa lakukan. Lagi pula, Alfa terkenal dengan sikap batunya, jadi bisa dipikirkan sendiri saja lah.

"Gak." Ucap Alfa singkat.

"Sumpah ya, pulang dari Jakarta beda ini anak." Ucap Meisya.

Beda? Benarkah? tanya Alfa dalam hati. Mana mungkin ia bisa berubah 180 derajat sepulang dari Jakarta. Memang Meisya wanita yang aneh, pikirnya.

"Sudahlah, kalian ini." Lerai Anna kepada mereka.

Mereka lalu diam, Alfa lalu menatap Anna dengan tatapan berterimakasih.

"Gak nyusul si Byne nih?" Tanya Nando sambil menaikan alisnya kearah Alfa, mengejek Alfa lebih tepatnya.

"Awas aja lu, awas." Ucap Alfa lalu pergi meninggalkan kelas trio itu.

Alfa merasa benar-benar tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan mereka tentang Byne. Pikirnya, siapakah dia untuk Byne?

Kenal dengan Byne saja baru beberapa hari, dan mereka dengan cepat menyimpulkan bahwa Alfa dan Byne menjalin sebuah hubungan? tidak logis memang jalan pikiran orang-orang jaman sekarang.

Bosan mencaci mereka dalam hati, Alfa lalu bergegas pergi menyusul Byne keperpustakaan.

Mengapa Alfa terlalu ingin bertemu dengan Byne sekarang? apakah Alfa telah jatuh cinta kepada Byne, seperti pernyataan tidak logis dari mereka tadi atau hanya karena Alfa menyukai senyuman Byne yang menenangkan itu?

Ah iya, senyuman candu itu mengapa selalu terputar sempurna dalam pikiran Alfa sekarang? Tanpa henti.

Sialan, terlalu melekat sempurna gambaran senyuman perempuan itu dipikiran Alfa sekarang. Bagaimana cara menyingkirkannya? Alfa pusing.

Lorong demi lorong kelas Alfa lewati, sambil sesekali melemparkan senyum kepada lawan yang berhasil menangkap tatapan matanya.

Dan akhirnya sampai juga didepan perpustakaan, Alfa lalu mencari keberadaan perempuan itu. Tetapi tidak ada, akhirnya Alfa putuskan untuk masuk kedalam perpustakaan.

Perpustakaan adalah tempat yang paling tidak ia suka, karena diperpustakaan diminta untuk tidak berisik, Alfa benci tempat yang sepi, Alfa benci kesepian.

Sesampainya didalam, ia alihkan pandangan keseluruh penjuru ruangan, dan jelas disini tidak hanya ada satu perempuan.

Tetapi pandangan Alfa tiba-tiba terhenti ketika menemukan sosok perempuan yang sedang ia cari saat ini. Sedang membaca buku dan juga sedang mendengarkan lagu melalui airpods putih yang dipakainya tadi.

Jadi, apa yang harus ia lakukan? Alfa tiba-tiba salah tingkah sendiri. Ia lalu menarik napas dalam-dalam, lalu mencoba menjalankan keinginannya.

Tanpa pikir panjang, Alfa lalu mengambil tempat tepat dihadapan Byne sekarang.

Semua siswi yang ada di perpustakaan itu tampak mengarahkan pandangan mereka ke Alfa. Mereka menatap dengan tatapan Iri, tapi Alfa sungguh tak peduli.

3 menit lamanya, Alfa menunggu Byne untuk menyadari kehadirannya dihadapan Byne sekarang. Tetapi peristiwa ini seakan-akan menunjukkan kehadiran Alfa itu seperti tidak dianggap, jelas saja.

Alfa mulai bosan, lalu saat Alfa berdiri dan entah kenapa Byne juga ikut berdiri lalu berjalan mendahului Alfa menuju keluar perpustakaan.

"Ada apa?" Tanya Byne.

"Oh itu-" Jawab Alfa sedikit gugup karena ia tidak pernah mengajak seorang perempuan untuk pergi kekantin bersama.

Jantung Alfa berdegup kencang lagi kali ini.

Hiraeth.Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt