'lima'

17 2 0
                                    

Aku ingin sekali menjawab 'BISA', tapi entah mengapa itu sungguh sulit. Kalian mengerti? Perasaan yang gengsi. Mau mengatakan sejujurnya, tapi sulit dan ragu.

Aku takut sekali jika perkataan Kak Daniel, Tante Mia, dan Jonathan itu terjadi padaku. Tapi aku mau merasakan jatuh cinta!

Aku mau!

Ya aku mau!

Tenang Kalan, aku sudah membuka hatiku untukmu. Mulai detik ini, dan sampai detik akhirku berhenti.

"Akan ku usahakan bisa, Kal" Kenapa mulut ku tidak bisa di ajak kerja sama sebentar saja sih?

Bisa Kalan! Bisa! Aku sangat bisa! Percayalah padaku!

"Jika kamu ragu, lebih baik jangan dulu. Tapi kalau kamu yakin, aku sangat berbahagia"

Aku mau melihat mu bahagia. Sesuai dengan arti nama mu, Kalan.

"Baiklah. Kita pulang yuk?" Kalan mengajakku pulang.

___

Apa dari kalian bisa mengerti perasaanku? Pasti tidak. Tentu saja tidak, karena aku juga tidak bisa mengerti. Sangat aneh.

Kenapa ya, aku harus berurusan dengan masalah percintaan? Apa memang ini sudah jalannya kalau aku harus mencintai orang yang baru ku kenal beberapa hari yang lalu? Jika memang begitu, aku akan sedia.

"Kalan"

"Ya?"

"Kamu pernah jatuh cinta?"

"Pernah"

"Kapan?"

"Sejak awal aku mengenal nama mu, sejak awal aku melihat mu sebelum mengetahui nama mu" Dia tersenyum. Selalu tersenyum padaku setiap dia selesai mengeluarkan kata-kata yang membuatku luluh.

"Secepat itukah?"

"Ya, sangat cepat. Aku juga baru saja merasakannya setelah 18 tahun. Dan begini rasanya"

"Gimana?"

"Gugup, deg-deg'an, kadang canggung"

"Itu artinya jatuh cinta atau apa?"

"Lebih tepatnya akan jatuh cinta."

"Berarti kamu akan jatuh cinta denganku?"

"Iya, untuk pertama kali nya!" Kenapa dia sangat berani mengatakan yang sejujurnya?
"Aku berani mengatakan yang sejujurnya, karena jujur itu lebih baik dari pada berbohong, apalagi tentang perasaan"

Tuh kan! Dia bisa ngobrol dengan batinku.

Aku tidak mau jantungku di buat melayang, jadi aku lebih memilih untuk tertidur pulas di dalam mobil Kalan.

____

"El, bangun. Sudah sampai" Kalan membangunkan ku. Ternyata aku sudah sampai di depan pagar rumahku. Perasaan ku mendadak menjadi mendung sejenak. Jujur saja, aku tidak ingin pulang. Aku masih mau menghabiskan waktu ku dengan Kalan. Aku tidak ingin berpisah untuk sementara padanya.

Kalan, bolehkan aku menghabiskan waktu ku dengan mu? Aku mohon..

"Ella, sudah malam. Kamu harus istirahat. Kita masih punya banyak waktu selama kita masih di beri nafas oleh Yang Maha Kuasa. Kamu tidak boleh egois, kamu punya dunia mu, aku punya dunia ku. Kita tidak akan selalu bersama, tapi nanti kita punya waktu untuk bersama."
"Sudah ya? Kamu pulang. Sudah jam sembilan malam."

KALANELLAWhere stories live. Discover now