A L A S T A R S

1.9K 147 13
                                    

— prolog 02 —
________________________________

Tepat jam 16.40 ALASTARS sudah mulai mengerubungi gang 45. Mereka sudah sangat siap memukul bahkan melukai lawan mereka.

Tentunya tidak dengan satu senjata pun.

"Cemen kalo lo berantem tapi ngandelin senjata" itu kata ketua ALASTARS.

"HALO SAHABAT!" Teriak Abian dari kejauhan membuat semua pandangan menatapnya.

Gavin menarik samping bibir nya. "Temen kekeyi lo?" Ucap nya membuat gang 45 ramai karena tawa.

"Ada yang mau emang sahabat an sama sampah?" Tanya Reyhan sambil menengok ke belakang bermaksud bertanya pada ALASTARS. "Jaga mulut lo!" Ucap Raga dengan ketus membuat Reyhan tertawa.

"Sifat lo gak pernah berubah. Pemarah, gampang di pancing."

Raga tertawa kencang membuat semuanya kembali bingung."Siapa yang lo maksud? Gue, atau lo?" Ucap lelaki itu dengan senyuman. "Lo kan yang paling gampang ke pancing, mau gua sebutin?"

"Lo gak jawab berarti jawabannya iya. Mulai dari mana ya?" Tanya Raga sambil pura-pura berpikir.

"Oh gue inget, saat lo lebih milih sahabat gak guna lo dari pada pacar lo sendiri, kabar nya sampe put—" Sebelum Raga melanjutkan ucapan nya, semua di kejutkan dengan Reyhan yang melayangkan pukulan di wajah lelaki itu secara tiba-tiba.

ALASTARS dan ELDER langsung memulai tanpa aba-aba sama sekali. Melihat ketua nya sudah memulai pertikaian, itu sudah sangat cukup untuk menjadi aba-aba mereka.

Sekarang keadaan tampak sangat ricuh. ALASTARS yang jumlah nya lebih sedikit bisa cukup menghadapi ELDER. Sekarang bahkan jumlah mereka malah berbanding terbalik.

Reyhan mengepalkan tangan nya ke atas menandakan kepada anggota nya untuk berhenti. "STOP!" Teriak Reyhan kencang.

"Kenapa han?" Tanya Edgar, bahkan tangan nya masih memegang kerah lawan yang sudah bisa di bilang tidak baik lagi keadaannya.

Banyak bercak darah yang sudah mengotori jaket bertuliskan ELDER, tapi itu sama sekali tidak dapat memberhentikan semua ini.

"Kalian gak mau kan masuk kantor polisi karna ngebunuh orang sebanyak ini. Dan seharusnya mereka bisa mikir buat berhenti cari ribut sama ALASTARS. Terutama lo!" Sambil menunjuk Raga yang sudah tak terbentuk dengan darah segar yang terus menerus mengalir di ujung pelipis, bibir, hidung, kaki, serta tangan nya sebagai pelengkap.

Ia tidak sama sekali menyisahkan tempat yang bersih walau se dikit pun.

Raga tampak berdiri sambil memegangi area badan yang sakit. Ia kemudian tersenyum miring membuat Reyhan menyeringitkan dahi.

Orang gila. Batin Reyhan. 

"Pukul aja kita sepuas lo! Kalo kita semua udah mati dan lo serta geng sampah lo itu udah mulai lemah. Temen gue tinggal keluar dari tempat persembunyian nya." Kata Raga yang langsung membuat semua anak ALASTARS bingung.

"Mau gue suruh keluar sekarang gak? Biar lo cepet di habis in tanpa nunggu kita semua mati?"

Bara menghempaskan tangan nya dari tubuh anggota ELDER dengan kasar. "Udah gue duga. Lo itu emang licik! Geng lo itu licik!" Umpat Bara dengan suara keras.

"Ini nama nya taktik, bodoh."

"Taktik lo, sampah ga." Ucap Reyhan tepat di depan wajah lelaki itu.

"Hahahaha! Terserah lo mau bilang apa, pemenang tetep di anggap pemenang tanpa di harus liat proses nya." Setelah perkataan Raga selesai, banyak lelaki dengan jaket ELDER keluar dari tempat persembunyian.

Jumlah nya bisa di bilang dua kali lipat dari jumlah ALASTARS saat itu.

Reyhan mengepalkan tangan nya. Ia diam-diam membuka handphone nya yang sedari tadi menyambung pada handphone Farell.

Reyhan sekarang hanya cukup menghitung dan mereka akan datang dari gang sempit samping gang 45. Ia sudah tau Raga akan melakukan ini.

Reyhan tertawa meremehkan. "SATU, DUA," Lelaki itu menghitung dengan bermaksud meng aba-abai anggota ALASTARS yang berada di gang sebelah untuk menyerang.

Abian mengerutkan dahi bingung. "Ngapain lo, kalo mau belajar ngitung lo salah tempat."

"TIGA." Dan pada hitungan ke tiga anggota ALASTARS datang membuat Raga terkejut dan bingung.

Sekarang keadaan kembali berbanding terbalik.

"kenapa, kaget?" Tanya Bara dengan senyum angkuh nya. "Bahkan rencana lo itu gak ada apa-apa nya, lo terlalu bego buat berurusan dengan ALASTARS."

"Pengecut." Umpat Raga.

"Ngaca goblok, siapa duluan yang pengecut!" Kini Gavin yang angkat bicara. Tangan nya, yang terdapat luka mengepal sempurna.

Ini masih lelaki sama dengan yang sering membawa lawakan garing saat di warping. Kalian tenang saja.

"Dia yang bantu kalian, siapa nama lo. Farell ya? Ketua geng di Bandung. Kok mau si lo di jadiin kacung sama dia. Padahal katanya geng lo itu bagus banget, jarang buat keributan. Di bayar berapa lo sama dia?" Tanya Abian.

"Gua kesini gak buat bantuin dia." Ucap Farell sambil melirik Reyhan yang tepat di samping nya. Ucapan Farell barusan membuat semua anggota ALASTARS tampak bingung.

"Gua kesini buat bales dendam 1 tahun yang lalu kalo lo lupa. Gua kesini buat kerja sama, geng gua bukan preman yang harus di bayar untuk bertindak. Gua gak se miskin itu asal lo tau."

"Tunggu-tunggu, kaya nya salah paham bro, kita aja gak pernah ketemu. Gimana lo bisa punya dendam sama kita?!" Tanya Abian sambil melirik ke arah anggota ELDER.

"Bukan lo, tapi salah satu anggota lo."

"Gak usah kebanyakan penjelasan!" Teriak Bara.

Reyhan mengepalkan tangan nya ke atas membuat semua menatapnya. "ALASTARS IN HERE!!" Teriak Reyhan meng aba-abai anggota nya.

"MAJU TERUS PANTANG MAMPUS!"
Semua anggota ALASTARS kompak menjawab dengan suara lantang. Baju yang sudah terkena darah lawan nya dan energi yang tidak lagi sempurna tidak membuat suara mereka menjadi melemah.

This was the real battle.

Semua kembali ricuh. Dalam hitungan menit ELDER kembali jatuh. Bahkan sekarang ELDER tidak ada celah untuk melawan lagi.

"Nothing special

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nothing special." Ucap seorang perempuan yang berada di mobil berwarna abu-abu itu. Ia mengamati dari awal sampai akhir perkelahian ini.

ALASTARS, geng yang beranggotakan lebih dari 100 orang. Geng yang awal nya terbentuk karena anggota inti mereka yang sama-sama tinggal di panti asuhan, mungkin tidak untuk ketua ALASTARS. Tapi itu cukup untuk membuat mereka dekat hingga sekarang.

Dia Reyhan, lebih tepat nya Reyhan Praja Dirgantara. Ketua ALASTARS dan target utama Alana.

"Jalan pak."

____________________________________________________

Tolong ya bantu aku untuk memperbaiki ketikan dalam menulis cerita ini, bisa di tandai di mana kesalahannya!

Terimakasih buat kalian yang sudah bantu pasti akan aku segera ganti! 💗



- anak rebahan

LAST MISSION Where stories live. Discover now