08

706 59 3
                                    

"Woii!!" Seru Alvino sambil merangkul pundak Altha tiba-tiba. "Apaansi lo!"

"Gue udah boleh deketan sama lo kan?" Tanya Alvino yang langsung di beri jitakan oleh perempuan di sampingnya. "Ya, emang sejak kapan kita gak boleh deketan?!"

"Lah kan kata lo pura-pura gak kenal berarti gue gak boleh deket-deket sama lo kan?" Tanya Alvino balik.

Perempuan itu menghembuskan nafasnya dengan kesal. "Maksud gue, pas di arena balap doang pura-puranya bego! Pas di sekolah mah gapapa."

Alvino menganggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "O-oh gue kirain pura-pura sampe misi lo selesai."

Altha mendengus kesal. "Untung ada Amanda, kalo engga pasti gue udah di kira anak ilang di sekolah an ini." Cerocos nya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Iya maaf cantik, yuk gue terakhir es kenyot bu Jamilah!" Ajak Alvino.

"Dih, lo pikir gue anak kecil kalo di beliin es kenyot bakal langsung seneng?!"

"Yaudah kalo gak mau gue duluan, bye-bye." Ucap Alvino sambil beranjak pergi. "Y-yaudah kalo lo maksa!" Seru Altha sambil menarik lengan lelaki itu.

Alvino tersenyum kecil, kemudian tangannya ia ulurkan untuk mengacak-acak rambut perempuan di sampingnya.

"Sok-sok an nolak lo! Ayo kita beli es kenyot..!!" Seru Alvino yang langsung di balas anggukan semangat oleh Altha. "Gue mau dua ya!"

"Mau beli 10 juga gue jabanin! Tenang aja, gue orang kaya!" Perempuan itu memutar bola matanya. "Kaya orang gila!"

"Eh iya al, lo yang ngasih tau kalo gue nangis gara-gara Reyhan ke anak-anak ALARIC ya?!" Tuduh Altha tiba-tiba sambil memberhentikan jalan nya.

Lelaki itu menunjukan cengirannya. "Ya masa gak gue kasih tau!"

"Nanti kalo mereka mukulin Reyhan gimana, makin repot jadinya."

"Ya dari pada mereka pada mukulin gue gara-gara gak ngasih tau ini, mending mukulin Reyhan." Jawab Alvino santai.

Tuk!

Perempuan itu menyentil dahi Alvino kencang. "Sakit Altha!" Kesal nya.

"Rasain siapa suruh cepu!" Balas nya.

Lelaki itu mengusap-usap dahi nya yang memanas dan sudah memerah. "Awas aja lo gak jadi gue beliin es kenyot!"

"Idih, udah cepu baperan lagi!"

"Kan, galau kan lo. Gue bilang juga apa." Ucap Edgar pada lelaki yang sedari tadi memperhatikan Altha dan Alvino dari jauh.

Lelaki itu Reyhan.

"Gak usah muna han." Kata Edgar.

"Muna apaan sih, gue cuman liatin doang." Jawab Reyhan sambil memalingkan wajah nya. "Muna gak bakal bikin Altha ngejar-ngejar lo lagi."

"Lo juga gitu sama Amanda. Sama-sama munafik makannya gak balikan-balikan."

"Oh berarti lo ngaku nih kalo lo munafik juga?" Tanya Edgar membuat Reyhan berdecak malas. "Yang lain mana?" Lelaki itu mengalihkan topik.

LAST MISSION Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz