20

451 35 3
                                    

"CCTV nya bener-bener gak bisa di buka, dan gak ada fotocopy an file nya." Ucap Altha.

Mengapa ia bisa menjadi se ceroboh ini? Sungguh kepala nya benar-benar pusing sekarang.

"Gue gak tau ada masalah apa sama laptop nya, tapi pas file itu di buka tiba-tiba langsung mati. Dan udah coba di refresh berkali kali, tapi tetep aja gak bisa." Lanjutnya.

Semua kompak membuka mulut nya terkejut saat mendengarkan ucapan Altha sedari tadi.

Sia-sia Saka, Gavin, Alvino dan Bara adu bicara kepada kasir dan juga pemilik toko.

"Di toko itu mungkin masih ada file nya, mau gue kesana sekarang?" Ucap Saka kepada Altha. Perempuan itu tampak tetap menunduk kemudian menggeleng kan kepala nya lemah.

"Gue udah nyuruh pemilik toko itu buat ngehapus file CCTV nya biar gak ketauan polisi, maaf. Seharus nya gue gak lakuin itu semua."

Bara tampak menghela nafas dan menatap perempuan itu. "Gapapa tha, masih banyak kan jalan lain nya?"

"Oh iya kan masih ada Gilang juga, ada anak-anak yang udah ke tempat tinggal nya kan. Itu bisa jadi salah satu clue lagi buat kita." Ucap Ales membuat ketiga lelaki yang tadi nya masih kompak membuka mulut menjadi menoleh dengan cepat.

Sial, kenapa harus ada yang menanyakan tentang ini? Mereka baru saja senang karna tidak ada yang membahas tentang tempat tinggal Gilang.

"Mereka gak nyampe ke kos-kos an nya Gilang. Katanya hampir di rampok." Ucap Raga.

Lelaki itu menghadap ke arah tiga lelaki yang mulai menunduk. "Ban motor nya di kempesin terus di putusin beberapa kabel. Akhirnya minta jemput gue."

"Boong kali tu ber tiga." Lanjutnya yang langsung dibalas tatapan sewot dari ketiga lelaki itu.

"Enak aja boong, kita beneran di rampok ya. Lo masa gak bisa liat muka muka kita pada luka, terus juga beberapa kabel di motor kita putus. Asal ngomong aja lo!" Sewot Edgar sambil memajukan wajah nya bermaksud menunjukan semua luka yang ia dapat.

Raga menoleh dengan tatapan datar dan malas nya. "Hampir." Ucap nya membenarkan.

"Ya tapi kan masalah nya di situ, rampok nya marah karna gak bisa dapet in motor kita. Akhir nya mereka rusak in deh." Kata
Malvin.

Abian menoleh kemudian mengangguk-angguk setuju. "Iya! Kita juga sempet jalan ber kilometer kilometer tapi tetep aja gak dapet bengkel."

"Alesan lo semua, bilang aja kaki lo udah pada gak kuat buat nyari bengkel nya." Ucap Rafa.

Sial, mereka ketauan.

"Eh iya, Reyhan mana lagi?" Tanya Malvin mengalihkan percakapan membuat semua nya menatap sinis. "Apa liat-liat?!"

Altha mendongak. "Iya, Reyhan kemana?"

"Tadi kata nya mau ketemu temen sebentar, gak tau gue siapa nya." Jawab Aksa.

"Udah lama?"

"1 jam an setelah kalian pergi sih kaya nya." Ucap Ales. "Oh iya, mau ke rumah sakit juga."
Lanjut nya.

"Rumah sakit?" Bingung Alvino.

LAST MISSION Where stories live. Discover now