Ten langsung menuju ke meja kami dan mengajakku tos lalu bersalaman ala laki-laki dengan Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ten langsung menuju ke meja kami dan mengajakku tos lalu bersalaman ala laki-laki dengan Jaehyun.

"Ten." Ten memperkenalkan dirinya secara singkat. Aku tidak tahu apa maksudnya ia memakai masker itu supaya ia bisa menyembunyikan ekspresinya, atau memang dia perlu memakainya saja. Tapi dari matanya aku bisa melihat Ten sedang dalam mode tidak ramah a.k.a senggol bacok.

"Jaehyun, Jung Jaehyun." Ten mengangguk menanggapi lalu mengambil minuman yang sudah kusiapkan untuknya. Setelah minum dia kembali memasang maskernya.

"Kenapa kau memakai masker?"

"Aku sedang gejala flu."

Kan baru gejala??? Tapi aku tidak mengutarakannya, aku takut jika tiba-tiba dia marah.

Untuk beberapa saat tidak ada yang berbicara di antara kami bertiga. Ten sibuk bermain hp, sepertinya sibuk membalas pesan. Sedangkan Jaehyun dia sibuk mengaduk minumannya. Hanya suara es batu beradu dengan gelas yang terdengar. Sungguh, hawanya sangat dingin. Aku juga tidak tahu mau bicara apa. Canggung sekali >.<

Ayo Ahra, berpikirlah!

"Ten, bagaimana lombanya kemarin?" aku bertanya karena memang betulan tidak tahu. Kemarin sebenarnya aku diundang untuk melihat mereka saat tampil. Tapi ya karena aku bukanlah pengangguran yang mempunyai banyak waktu luang jadinya aku tidak bisa datang. Karenanya mereka bertiga -Ten, Doyoung, Jungwoo- marah kepadaku. Mereka sengaja tidak membalas pesanku di grup chat.

Sebenarnya Ten tidak berniat marah kepadaku. Anak itu masih mau membalas chatku tapi dari room chat kami sendiri. Dia takut dikira pengkhianat oleh si Kim bersaudara.

"Yeah, lancar. Tebak kami juara berapa?" sepertinya ini topik yang tepat, matanya terlihat berbinar sekarang.

"Memangnya kalian menang?" tanyaku sengaja menggodanya.

"Ck, kau ini tidak bisa ya ikut senang sedikit."

"Salah sendiri kalian mengabaikanku."

"Kau itu yang tidak mau meluangkan waktu." Ten mulai menyudutkanku.

"Sudah kubilang aku kan tidak bisa datang."

"Ck, padahal kau bisa saja minta tukar shift atau izin sekali. Memang dasar mata duitan." Ten kembali menyesap kopinya setelah mengataiku. Sedangkan Jaehyun malah terkekeh melihat kami berdebat.

"Sudahlah tidak penting. Jadi kalian juara berapa? Satu? Dua? Tiga? Harapan satu?" Ten menghela nafas sebentar sambil memutar mata.

"Sayangnya juara dua. Ya tapi tidak apa-apalah." aku menggangguk paham.

Affected [COMPLETED]Where stories live. Discover now