"Doyoung, temanku mau kesini. Apa tidak apa-apa?" tanyaku meminta persetujuan dari Doyoung. Jika dia keberatan maka aku akan pamit duluan. Lagipula kami sudah mendapatkan hadiahnya.

"Tentu saja tidak apa-apa. Santai saja." Pemuda itu tertawa kecil sebelum melirik jenaka.

"Laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki, kenapa?"

"Wah, Lee Ahraa. Pacarmu ya?"

"Iya. Eh tapi bukan sih." Doyoung malah semakin tertawa lebar.

Ish, bagaimana cara menjelaskannya.

Belum sempat aku menjelaskan, telpon dari Jaehyun masuk. Aku lalu sedikit mejauh untuk menerima panggilannya.

"Kau dimana? Aku sudah sampai."

"Naik saja ke lantai dua, aku ada di depan toko buku."

"Oke." Jaehyun langsung mematikan sambungan.

Karena takut nanti terjadi insiden cari mencari, aku memutuskan untuk menunggu di pagar pembatas supaya bisa melihat Jaehyun saat dia ada di eskalator.

"Dia sudah sampai?" aku mengangguk sebagai jawaban.

"Dia bukan pacarku." Doyoung menoleh padaku.

"Belum menjadi pacar? Masih tahap pendekatan?"

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


"Belum menjadi pacar? Masih tahap pendekatan?"

"Bukan juga. Aku cuma pura-pura jadi pacarnya." Doyoung mengernyitkan dahi begitu mendengar penjelasanku.

"Panjang ceritanya. Pokoknya aku cuma pacar kontraknya." Doyoung menghela nafas pelan.

"Tapi kau suka betulan padanya tidak?"

"Oh itu dia." Aku melihat Jaehyun baru saja masuk dan berjalan ke arah eskalator.

"Mana?"

"Itu yang pakai hoodie hitam."

Aku mencoba melambai pada Jaehyun tapi anak itu sedang asik dengan hpnya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Aku mencoba melambai pada Jaehyun tapi anak itu sedang asik dengan hpnya. Akhirnya aku memutuskan untuk menelponnya.

"Apa? Aku sedang naik."

Affected [COMPLETED]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ