"Aku tunggu paling lama 10 menit lalu kita berangkat."

"Aku kan belum sarapan." protesku kemudian, seenaknya saja dia ini.

"Nanti gampang denganku."

"Ibuku sudah memasak."

"Aku sudah bilang ke ibu untuk masak sedikit saja, hari ini kau akan seharian denganku." Jaehyun menyandar di kulkas sambil melipat tangan di dada, menatapku dengan wajah tengil.

"Sudah Ahra, cepat sana!" Sekarang ganti ibu yang menghentikan omonganku.

Ck, kompak sekali.

Akhirnya aku pergi ke kamar. Karena dia bilang mau pergi kencan, berarti cuma jalan-jalan keliling tidak penting kan? Aku memutuskan memakai pakaian santai. Tidak berapa lama, Jaehyun mengetuk kamarku.

"Masuk saja!" dia membuka pintu sedikit lalu melongokkan kepalanya ke dalam.

"Masih lama?" tanyanya.

"Masuk saja dulu, aku mau menyusun ini dulu." kataku sambil membongkar plastik belanjaanku. Kemarin aku habis belanja kebutuhan bulananku seperti tisu, pembalut, sabun muka, dan lain-lain. Aku terlalu lelah untuk langsung menyusunnya saat pulang semalam.

Aku membiarkan Jaehyun duduk di meja belajarku dan melihat barang-barang yang ada di .sana.

"Kau suka ke pantai ya?" tanya Jaehyun sambil melihat foto yang kupajang di meja belajar dan dinding kamarku. Kebanyakan memang koleksi fotoku saat di pantai.

"Iya, aku suka kesana, apalagi saat sedang stress. Kau suka tidak?" tanyaku random.

"Lumayan. Kemarin aku habis dari pantai."

Aku mendongak lalu menoleh pada Jaehyun. "Oh ya? Kukira kau sibuk kerja."

"Aku memang kerja."

"Huh? Aku baru tau kalo arsitek menggambar di pantai." Aku mencibir Jaehyun.

"Hei apa kau pikir arsitek kerjaannya hanya menggambar."

Aku beranjak dari tempatku lalu duduk dikasur. "Lalu?"

"Kami juga harus mengawasi jalannya proyek, harus survey sana sini juga. Bahkan sampai mengatur di mana nanti kami akan meletakkan mejanya."

"Lalu?"

"Lalu apa lagi?"

"Katanya kemarin kau ke pantai, apa kemarin kau mengatur letak meja di pinggir pantai?" aku tertawa membayangkan jika benar itu yang dilakukan Jaehyun.

"Ck, bilang saja kau kepo." Jaehyun menjawab santai.

"Aku tidak-"

"Benarkah?"

"Ya sudah aku tidak mau tanya-tanya lagi." Aku melengos lalu berdiri hendak keluar kamar tapi Jaehyun menahan pergelangan tanganku lalu menarikku kembali untuk duduk.

"Mau kemana?"

"Lima hari yang lalu aku ke Busan karena mendapat proyek di sana." Jaehyun memulai cerita, mau tidak mau aku menyimak. Aku menarik kakiku ke atas kasur untuk duduk bersila sambil memeluk bantal.

"Harusnya cuma dua hari sih, tapi karena tiba-tiba ada kendala dan lain sebagainya jadinya aku di sana lebih lama." Jaehyun tersenyum sambil melihat posisiku dari atas ke bawah. Dia pasti berpikir aku lebih seperti seorang cucu mendengar cerita masa muda kakeknya.

"Kau suka sekali ya mendengar ceritaku?"

"Ya aku suka mendengarkan cerita orang." jawabku seadanya.

Affected [COMPLETED]Where stories live. Discover now