28. Eusturia

112 17 14
                                    

Kota yang telah lama mati, Eusturia

***

Kota kecil di penghujung hutan Negara Eleusina, Eusturia. Kota damai yang penuh dengan kekayaan alamnya menjadikan Eusturia sebagai kota maju. Penduduk begitu ramah satu sama lain. Prinsip pemimpin mereka adalah menjaga perdamaian.

Kota ini juga sering disebut sebagai gambaran kecil Eleusina. Kota yang mendapatkan keamanan penuh dari Kastil negara Eleusina. Tetapi tragedi besar telah menimpa kota penuh kedamaian itu.

Eusturia memiliki ikatan kuat dengan roh penjaga hutan. Kotanya diwarisi energi pelindung dari sang pendahulu. Dan hal tersebut mampu menarik sisi gelap untuk mendekat. Sekuat apapun pelindungnya ketika takdir telah hadir, maka kehancuran tetap datang padanya.

Terutama, saat gadis itu mulai menempati Eusturia.

Persinggahan terakhir yang mengantarkan sang pelindung pada kedamaian abadinya. Ia mengorbankan jiwa untuk menyelamatkan masa depan Eleusina.

Kehancuran tersebut datang untuk memulai era baru, dimana manusia paling kejam hancur lebur bersama dengan sang legenda pelindung. Sayangnya, Davies melewatkan satu hal.

Kekuatan hitam yang Isabelle miliki membuat wanita jahat itu bisa bangkit kembali melalui sebuah inang.

Bagi Rosabelle, Eusturia adalah rumahnya.

Ia sering berpindah-pindah tetapi Eusturia membawa ia kepada Rhealla sebagai teman satu-satunya hingga kini. Tak lupa, rakyat Eusturia mulai menerima keunikan yang dimiliki Rosabelle.

Kehancuran kota, menyisakan luka dan trauma cukup mendalam untuk penduduk yang tersisa. Kejadian yang berdampak buruk pada mental dan keberanian penduduk Eusturia.

Secara perlahan, satu demi satu penduduk berpindah ke kota lain untuk mendapatkan perlindungan. Mereka datang ke ibukota, mendatangi sang penguasa Eleusina.

Begitu juga dengan Rosabelle.

Ia yang mulai beradaptasi dengan desa kecil dipinggir laut, mendapatkan wasiat khusus untuk berpindah ke Eleusina. Kota yang ia tinggalkan sehari setelah kelahirannya.

Meski awalnya menolak, Rosabelle tetaplah memiliki kepribadian yang baik. Ia enggan untuk membantah perintah terakhir sang kakek meski pria tua itu telah tiada di dunia.

Tuan Davies takkan pernah memberikan perintah tanpa alasan dibaliknya.

Setahun berlalu, yang tersisa hanyalah kenangan dalam memori penduduk yang masih hidup.

Kota itu telah dianggap sebagai kota mati. Tak ada penduduk yang berani mendatangi tempat itu seorang diri kecuali perempuan dengan jubah merah yang baru saja menginjakkan kakinya di depan pintu gerbang ke arah kota.

"Kotor sekali."

"Kau terbiasa dengan hal itu, Dania."

"Ck! Kenapa pekerjaan kita menjadi berkali-kali lipat sih?"

"Anthony percaya padamu."

"Tidak. Dia tidak percaya padaku. Karena itu dia menyuruh kau ikut."

"Untung saja kau tidak menganggapku menawarkan diri untuk misi ini."

EVANDSWhere stories live. Discover now