36. Peri Kubus

68 16 4
                                    

"Oke di luar konteks, tetapi ini menyangkut hal pedesaan bukan sekolah. Siapa dia?"

Ritz terpaksa bermalam di desa yang ia kunjungi untuk memecahkan teror yang mengganggu warga sekitar. Carlos, Dave dan Cathline juga senantiasa menemani tuan muda Evander.

Mereka bermalam di salah satu rumah yang terbebas dari gangguan teror karena tempat tersebut memiliki perlindungan yang sangat kuat. Hanya darah pewaris yang dapat mengendus serta menembus tempat suci yang kini dijadikan tempat menginap oleh rombongan Evander.

Tentu saja hal tersebut karena keberadaan Meia, selaku putri dari salah satu penggiat desa yang sama sekali tak beranjak untuk meninggalkan desanya. Hal tersebut didasari oleh takdirnya, pemilik darah Niraya. 

Ritz mengetahui bahwa Niraya adalah salah satu keluarga leluhur yang dilindungi oleh kekuatan alam. Mereka tersebar di seluruh penjuru Eleusina dan bersembunyi seperti Shin setelah perang berakhir.

Mereka bersembunyi dan memisahkan diri untuk menjaga keaslian darah keturunan leluhur serta agar tidak saling berbenturan dengan keluarga lainnya. Mereka harus melakukannya untuk mempertahankan kemurnian darah leluhur.

"Terima kasih, Meia," ujar Ritz saat gadis itu terlihat membawakan Ritz segelas teh hijau dengan asap yang masih mengepul ke atas. Gadis itu tersenyum.

"Dengan senang hati, Tuan. Saya sangat senang bisa melihat anda secara langsung, Anda sangat terkenal."

"Kau benar, Nona Meia. Ritz itu sangat populer, dia tampan dan disukai para gadis," ujar Cate mengikuti percakapan.

"Panggil saja Meia, Nona Cate. Saya merasa tidak enak."

Meia melihat Cate dengan canggung. Alasannya karena pertemuan mereka terhitung kurang menyenangkan. Ia menuduh Cate sebagai salah satu dalang penyebab kekacauan di desanya. Padahal, gadis itu terlihat sangat ramah dan baik. Ia juga didapuk sebagai salah satu orang kepercayaan Evander.

"Desa ini menyenangkan," bisik Cate sembari menyesap coklat panas miliknya, "Tetapi juga menyeramkan. Kalian tahu? Aura disini sangat tidak ramah. Kepalaku terasa sangat pegal."

Carlos mengangguk pelan. Ia juga merasakannya, terutama saat matahari mulai terbenam.

"Apakah karena desa ini sekarang kosong?"

Meia menggeleng pelan.

"Hal itu lumrah terjadi pada pendatang. Aura tidak menyenangkan itu dipancarkan oleh pelindung desa kami agar orang-orang asing merasa tidak nyaman untuk menetap. Begitulah kehidupan desa."

Mereka sama sekali tidak tersinggung. Desa ini memang masuk ke dalam pengawasan pemerintahan Evander tetapi Ritz harus menggaris bawahi bahwa desa ini adalah milik darah Niraya. Mereka diberikan otonomi khusus untuk menjaga kedamaian di sekitar desa.

Selain itu, Niraya memiliki salah satu kubus yang sempat Meia singgung siang tadi sebagai salah satu pelindung desa agar dijauhkan dari marabahaya. Sayang sekali, seseorang telah melakukan pengkhianatan dan orang itu adalah kepala desa mereka sendiri.

"Kepala desa telah meninggalkan kewarasannya dengan bekerjasama dengan penjahat. Saya sangat mengharapkan pertolongan pemerintah. Desa ini sangat berharga untuk kami, Tuan."

"Tenanglah, Meia. Ritz memang datang untuk mengembalikan kedamaian di desa ini. Ya walau terlalu banyak hal mengejutkan yang kami ketahui setelahnya."

Carlos begitu lancar menggantikan Ritz untuk memberikan Meia penjelasan. Hal yang biasanya dilakukan oleh Richard dan sangat ingin Carlos coba seumur hidup.

Kali ini, ia dapat melakukannya karena Richard bertugas di sekolah bersama kepala sekolah Luzernberg, Tuan Richie. Sekaligus memberikan pengawasan untuk Rosabelle selagi Ritz berada di luar kota.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EVANDSWhere stories live. Discover now