15. Red Eyes

161 79 13
                                    

***

Rose ditempatkan satu tenda bersama dengan Rhealla dan satu orang lagi bernama Ray. Ketiganya tengah sibuk dengan pikiran masing-masing menatap sekeliling hutan melalui mata terdalam yang mereka miliki.

Mereka menganalisis apa saja yang bisa mereka dapatkan di dalam hutan suci ini. Sebelumnya, Richard telah memberikan beberapa arahan, jika berhasil kemungkinan energi yang mereka miliki akan semakin bertambah kuat.

Tetapi, jika raga mereka diselimuti oleh ketakutan, maka hutan pun takkan merestuinya.

Api unggun telah berkobar di tengah perkemahan. Richard dibantu oleh pengurus Luzernberg yang lain menyalakan beberapa obor di tiap sudut tenda sebagai penunjang pencahayaan dalam hutan.

Seluruh murid dituntut untuk survive tanpa campur tangan para mentor yang datang. Mereka harus bisa membangkitkan kekuatan yang mereka miliki dan mengasahnya di tempat yang tepat. Hutan ini adalah pemilik energi terbesar di dunia. Hal yang akan memudahkan mereka mencapai level A.

Richard memberikan intruksi kepada seluruh peserta untuk menguasai elemen cahaya dan mencari benda sesuai arah energinya.Intinya seluruh murid disini dituntut untuk dapat mengendalikan kemampuan. Jika beruntung mereka juga akan bertemu dengan peri penunggu hutan dan mendapatkan hadiah darinya.

Selagi Richard mengurus murid Luzernberg dibantu oleh Carlos yang tentu saja menjadi kesempatan ia untuk tebar pesona seperti sebagian dari hidupnya.

Richard mengawasi beberapa punggung yang mulai menghilang sedangkan Carlos fokus dengan permainan yang ia bawa karena mulai bosan.

"Apa?" Carlos bertanya karena Richard memandangnya kesal.

"Kau niat membantuku tidak sebenarnya?"

"Kau yang paling tahu jawabannya, kenapa bertanya?"

Richard mendengus. "Tentu saja tidak, 'kan? Kau terlalu sibuk memainkan mainan di tanganmu."

"Jika aku tidak berniat membantu, aku pasti sudah mengekori Ritz untuk bertemu dengan Damon, dasar Richard tidak tahu diri!"

Seketika kertas yang digenggam Richard melayang cukup cepat ke arah kepala Carlos. Tetapi pria itu dapat menghindari serangan Richard secepat kilat, seperti yang selalu dibanggakan pria pemalas itu. Carlos menghindar dan berpindah tempat.

"Kenapa kau kesal padaku?" decak Carlos masih memandang Richard dengan tatapan sinis. "Bahkan Cathline tidak kau marahi. Lihatlah! Nona muda itu sibuk berbaring di dalam tendanya."

"Sedari tadi kerjaanmu itu hanya tebar pesona dan berusaha menarik perhatian murid perempuan saja! Bagian mana yang kau sebut membantuku, dasar bodoh!" Richard berjalan ke arah api unggun, ia merentangkan telapak tangannya di sana. "Cate itu sedang kumat, tiba-tiba saja luka yang ia derita muncul ke permukaan."

"Kau kan ketuanya. Kenapa harus aku yang repot? Aku ini masih baik karena mau menemanimu melakukan aktivitas membosankan ini."

Carlos terlihat bergantung dengan menggoyangkan kedua kakinya menunjukkan betapa bosannya Carlos saat ini.

Kepala Richard sudah memanas. Memang sangat sulit berbicara dengan Carlos. Mungkin ia harus menjadi Ritz atau Dave dulu untuk dapat menindas laki-laki di depannya ini. Harusnya ia meminta Cate saja di sini meskipun singa di sebelahnya akan terus menjaga Cate.

Richard memilih untuk duduk sejenak, menenangkan pikirannya yang kacau. Ia kelelahan mengurus acara perkemahan ini tanpa bantuan profesional lain. Meski pesertanya hanya sedikit, Richard perlu mengeluarkan energi ekstra untuk mengaktifkan energi perlindungan.

EVANDSWhere stories live. Discover now