16. Shin?

109 28 9
                                    

***

"I.. Itu... "

"KELUAR KAU!"

Wanita itu menggeram marah saat tahu bahwa seseorang mencoba mengganggu ritualnya.

Ia berusaha mendeteksi keberadaan atau setidaknya aura yang dimiliki oleh sang pengganggu tetapi sayang, usahanya hanya berakhir dalam kesia-siaan. Ia mengaktifkan energinya. Sesekali ia mendengus kesal karena tidak mendapatkan apapun.

Ia maju ke depan mendekati Rosabelle yang masih terduduk di tanah lembab. Mata merah itu menatapnya dalam jarak satu jengkal, membuat Rosabelle kembali gemetar penuh rasa sesak. Ia sangat membenci mata merah itu.

Perempuan itu menarik paksa baju yang Rosabelle kenakan agar ia mendongak, membalas tatapannya yang tajam.

"Kau pasti tahu siapa pengganggu itu, 'kan?JAWAB! SIAPA DIA?"

Ia berteriak seolah tak ada hari esok untuk berbicara.

Ugh!

Rose menggeleng pelan. Ia menahan sakit yang tercipta akibat tarikan kuat pada pakaiannya. Ia sesak.

"A-aku tidak tahu!"

Tangan Rosabelle berusaha melepaskan cengkeraman wanita ini. Dia benar-benar menyeramkan. Energi yang wanita itu miliki, benar-benar hanya energi kegelapan. Rose sama sekali tak merasakan energi positif yang menguar dari wanita yang tengah mencekiknya.

"Ck! Dasar pembohong lemah."

Ia dapat melihat perubahan wujud dari setengah mata wanita yang masih terhalang oleh topengnya.

"Sial!" umpatnya saat menyadari bahwa energi yang ia miliki hampir habis sampai menimbulkan perubahan pada wajahnya.

Ia mendorong Rosabelle sampai terhuyung ke atas tanah.

"Aku benar-benar akan mengakhiri mu disini, Rosabelle."

Tangannya mengeluarkan cahaya hitam yang mulai terbentuk sebagai sebuah pedang. Ia berjalan mendekati Rosabelle yang telah kehilangan setengah kesadarannya.

Lagi-lagi, sebuah cahaya berkecepatan tinggi menubruk wanita itu sampai terjatuh dan menabrak pohon dalam jarak yang cukup jauh dari tempatnya berdiri.

Uhuk!

Uhuk!

Ia terbatuk, mengeluarkan darah dari rongga mulutnya yang terdesak.

Rosabelle melihatnya! Ia terdiam di tempat. Tidak mungkin! Jeritnya dalam hati.

"SIAPA KAU, BRENGSEK! KELUAR DARI PERSEMBUNYIANMU!"

Grrrr!

Terdengar bunyi geraman rendah di sekitar keduanya. Suaranya bersahutan. Dari satu sudut ke sudut yang lain.

Kepala wanita itu bergerak, mengedarkan pandangannya ke berbagai arah dan mencari siapa dalang di balik pengganggu ritualnya.

Ia seperti terkepung tetapi sama sekali tidak dapat mengenali musuh tak terlihat yang sedang mengawasinya dari suatu tempat.

Hingga sebuah serangan kembali menabraknya sampai ia terjungkal menabrak beberapa pepohonan terdekat.

Bug!

"Ritz?" pekik Rose merasakan ledakan bahagia dan haru sekaligus di waktu yang bersamaan.

Pria itu, Ritz Altair Evander. Berdiri dengan gagah dan menatap perempuan yang telah terbaring di atas tanah itu dengan bola mata birunya.

EVANDSWhere stories live. Discover now