Nada tulus yang terdengar membuat Yeeun tak memiliki jawaban lain kecuali mengangguk. Detik selanjutnya, si bungsu Bang mulai memijat kaki-kaki Yeeun yang terbungkus selimut. Sembari memijat, Lucas bercerita tentang kesehariannya di sekolah.

Mulai dari menu makan siangnya di kafetaria, murid baru berkacamata tebal, sampai pengumuman lomba renang yang akan Lucas ikuti bulan depan. Yeeun hanya bisa menyimak dengan baik dan sesekali tertawa pelan ketika cerita Lucas terdengar menggelitik.

"Oh ya, Noona," Lucas menghentikan kegiatan memijatnya yang sudah berpindah ke tangan Yeeun yang tak tertusuk selang infus.

Dengan nada yang riang Lucas melanjutkan, "Hannah-noona sudah tiba di Sydney. Dia sudah bertemu dengan Chan-hyung. Katanya, mereka akan mengambil penerbangan paling cepat dan paling lambat mereka akan tiba malam ini."

"C-chris?"

"Iya! Chris-hyung akan segera tiba. Jadi, Noona harus sehat sampai Chris-hyung datang."

Yeeun mengalihkan pandangannya ke nakas. Dilihatnya lagi lego-lego yang tersusun di sana. Satu persatu kenangan saat Chan menyusun lego-lego itu kembali. Pekikan Chan saat berhasil menyusun lego-lego terngiang di kepalanya. Senyum dan lesung pipi Chan saat menyerahkan lego-lego itu pun tergambar dengan jelas.

Hingga fokusnya tertuju pada satu susunan lego berbentuk frame berwarna biru muda yang memperlihatkan sebuah foto. Di sana terpampang wajah Chan kecil yang tersenyum amat lebar sembari merengkuh tubuh gadis itu di ayunan depan rumahnya.

Ia kemudian mengalihkan pandangan ke arah jendela kamar inapnya. Melalui celah-celah gorden yang tertutup, Yeeun dapat melihat sinar mentari yang tengah menghangatkan bumi. Menemani orang-orang yang beraktivitas di siang yang cukup terik ini. Entah kenapa hatinya ikut menghangat hanya dengan mendengar ucapan Lucas barusan.

"Chris..."

Gadis itu tersenyum sebelum akhirnya memperbaiki posisi tubuhnya agar kembali merebah. Perlahan ia memejamkan matanya, "Aku akan menunggumu, Chris-ppabo."

Detik selanjutnya, gadis itu kembali tertidur dengan begitu damai. Meninggalkan Lucas yang perlahan turun dari tempat tidur dan menurunkan posisi atas tempat tidur Yeeun yang sedikit terangkat saat harus minum tadi. Ia juga membenarkan selimut Yeeun hingga ke atas dada.

"Semoga mimpimu indah, Noona."

Lucas melirik ke arah jam dinding yang menggantung. Ia memejamkan mata dan menghela napas panjang setelah mengetahui bahwa hari ini Yeeun hanya bangun dalam waktu singkat. Bahkan lebih cepat dari biasanya. Setelah ini, gadis itu pasti akan tertidur sangat lama. Lebih lama dari biasanya.

"Cepatlah pulang, Hyung. Lucas mohon."

×××

Hannah terperenjat di sofa ketika mendengar suara benda-benda berjatuhan. Ia yang sedaritadi sibuk memainkan ponsel pun melongok ke kamar Chan yang pintunya tak tertutup. Dilihatnya Chan yang dengan tergesa membongkar semua isi lemarinya disertai umpatan-umpatan yang lolos.

Di sampingnya, Sangyeon berusaha menenangkan Chan dengan satu tangan lainnya sibuk membongkar map untuk mencari paspor Chan yang sudah satu setengah jam lebih dicari tak kunjung ditemukan.

"Stupid! Stupid! Stupid!"

Chan terus membongkar isi lemarinya. Tak peduli bahwa keadaan apartemennya saat ini tak jauh berbeda dengan kapal pecah. Barang-barang dibanting dengan kasar. Ditendang sana-sini ketika menghalangi langkah Chan yang harus berpindah ke sisi lain lemari. Dan ini adalah pertama kalinya Hannah melihat Chan begitu kalut.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now