Arthur mengangguk. Ia langsung memakai hoodie putih milik Dimitri yang untungnya muat itu lalu beranjak meninggalkan keduanya.

Setelah sosok anaknya itu menghilang dari pandangan, barulah Jungkook memulai kembali pembicaraan.

“Kau akan menyetujuinya?”

V menoleh, dan ia menemukan raut wajah Jungkook yang sangat datar dan tidak bersahabat. V tahu istrinya itu tidak setuju soal mengubah Kim Arthur menjadi manusia seutuhnya.

“Percayalah. Ini akan baik-baik saja, Sayang.”

“Tidak, V!”

“Sssttt.. Pikirkan perasaan anakmu. Dia ingin bersanding dengan gadis yang dicintainya, jangan egois.”

“Masalahnya ini belum tentu berhasil, V! Bagaimana kalau––”

V menarik tengkuk Jungkook dan melumat bibir wanita yang sudah menjadi istrinya hampir dua puluh tiga tahun lebih itu. Setelahnya ia beralih mencium pipi dan berakhir mengecup ujung hidung bangirnya.

“Aku mohon percayalah padaku, Jungkook.”


































.

.

.

“Arthur?!”

Grep!

Si pemilik nama terkekeh tampan, kedua lengannya balas mendekap Artemis yang memeluknya erat seakan tak ada hari esok.

“Hey? Kau kenapa, Sayangku? Ya ampun, aku lupa kalau kita belum balikan, tapi aku sudah berani memanggilmu ‘Sayang’. Aduh, kurang ajar sekali aku ini. Hahaha.”

Jimin menepuk jidatnya putus asa. Ini calon menantunya kenapa nista begini? Wajahnya saja yang tampan paripurna, kelakuannya tetap saja absurd seperti Jungkook.

“Aku takut kau mati.” suara Artemis teredam karena ia masih mengusel di ceruk leher itu. “Mereka bilang kalau di sana kau sekarat.” lanjutnya dengan suara parau.

Arthur tersenyum semakin lebar. Sangat jelas kalau gadisnya ini sedang mengkhawatirkannya, dan ia bahagia. Ia mencium pelipis Artemis lalu memberi jarak, tatapan keduanya terkunci dan total abai dengan orang-orang di sana yang kini asyik menonton.

Bodo amat. Dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak dan tak kasat mata.

“Itu tadi, Sayang. Sekarang kau lihat sendiri bagaimana keadaanku? Aku sehat dan tentunya tampan.”

Arthur memiringkan kepalanya hendak nyosor mencium Artemis. Namun belum sampai itu bibir saling bertemu, tangan laknat V sudah keburu membekap mulutnya dan menghancurkan segalanya.

“Aish! Papaaah!”

“Apaaa?! Beraninya kau mau mencium seorang gadis di depan orangtuanya yang sudah melotot seperti setan itu?”

Pemuda berambut biru itu terkesiap, tatapannya langsung tertuju kepada Jimin yang wajahnya sudah seperti buto ijo di sana.

“Hehehe.”

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Where stories live. Discover now