66 : Mood Swing

20.4K 2.6K 250
                                    

Voments ya biar rajin update!♡

Voments ya biar rajin update!♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mark, cari pacar sana!"

Mark menatapku dengan tatapan aneh, begitu juga Renjun yang kelihatan bingung.

"Apa sih tiba–tiba," timpal Mark, ia lantas melirik Renjun yang asik makan salad di sampingnya. "Kakak lo napa deh, Jun?"

Renjun terlihat hanya mengedikkan bahu, mengacuhkan Mark. Ia asik menonton serial film di ponselnya—Renjun memang begitu, kalau kegiatan belajarnya sudah selesai suka sekali menonton film sampai lupa waktu. Dan ya, atensiku sekarang terarah pada Renjun. "Kamu juga, Jun!" Sahutku. "Cepet cari pacar! Sendiri terus, miris liatnya."

"Iya, ce."

See? Bisa lihatkan perbedaan Mark dan Renjun. Renjun itu tipe anak yang penurut dan nggak banyak tingkah seperti Mark. Jadi, saranku cari pacar itu modelan Renjun saja. Kalau Mark, tampang sih dia punya. Keren, swag. Sayangnya selera humor Mark amblas sampai jongkok. Tapi kelebihannya, dia seru sih, suka menolong—walau pertamanya pasti mengeluh dulu. Ya, boleh deh, cari pacar model seperti Mark juga.

Aku duduk di sofa—bersebelahan dengan Mark yang asik menonton televisi. "Kak Jian kenapa sih?" Tanya Mark. "Absurd banget tuh kelakuan abis ditinggal dinas Bang Taeyong."

Aku meliriknya bingung. Absurd bagaimana? Aku cuma bosan saja, jadi mencoba mencari topik ke dua orang yang sedang terlihat gabut itu. "Aku biasa aja kok," balasku. "Ngomong–ngomong, Taeyong lama banget pulangnya..."

Mark mendesah. Wajahnya sudah terlihat muak berbicara omong kosong denganku. "Bang Taeyong kan pulang malem, ini masih jam lima kali," timpal Mark. "Lagian, biasanya mau pulang jam berapa pun nggak pernah ditungguin gini. Kan, Kak Jian emang lagi nggak beres!"

Aku mendelik malas. "Nggak gitu, Mark! Aku minta dia pulang duluan," ucapku. "Tapi nggak nyampe–nyampe. Nggak tau deh melipir ke mana dulu, rumah Jennie kali!"

Mark membelalak. "Tajam amat itu mulut," sungutnya tak terima. "Liat kan, Kak Ji—"

Mendengar suara mesin mobil yang mendekat, aku memasang wajah ceria dan beranjak dari sofa. Dan benar saja, saat aku mengintip dari celah jendela, itu mobil Taeyong. Pria itu turun dari mobil dengan membawa satu paperbag berwarna cokelat dan sekotak pizza. Ia mendekat ke pintu utama dan aku siap menyambutnya di sana.

"Se—"

"Ish! Apa sih, kaget!"

Bukannya memberi peluk atau cium, Taeyong datang–datang langsung menggerutu. Dia memang suami idaman, kan?

Aku menekuk wajahku—kesal karena respon Taeyong yang begitu dingin. Tapi rupanya tak berlanjut lama karena Taeyong tiba–tiba mencium bibirku dengan cepat—mungkin takut Renjun atau Mark yang duduk di sana melihat. "Love you," bisiknya, sebelum berjalan lebih dulu menghampiri Mark dan Renjun. Ah, aku merinding.

[2] Marriage | Lee Taeyong ✔️  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang